Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Misi Utama
Perlahan-lahan tempat itu kembali ke tempat semula melihat sekeliling kembali di rumah sakit.
"Apa aku sudah kembali ke dunia nyata?" tanya Alzahro masih kebingungan.
Alzahro melihat di sampingnya dan ia melihat Genisa yang saat itu sedang berada di sampingnya tertidur sambil memegang tangannya.
"Eh Genisa," ucap Alzahro berusaha untuk bangun, tapi kepala bagian belakangnya terasa nyeri.
Alzahro ingin mengelus rambut Genisa, karena ini pertama kalinya Genisa memegang tangannya setelah dua tahun menikah. Lagian pula kenapa Genisa tidak berangkat ke kantor? Kenapa Genisa ada di sampingnya sekarang?
Saat Alzahro mengelus rambut Genisa lagi, Genisa pun terbangun, ia mengucek matanya yang bengkak dan ada kantung mata, menandakan jika Genisa tidak tidur dengan nyenyak.
"Alzahro, kamu sudah bangun?" tanya Genisa tersenyum.
"Ah maaf, sudah merepotkan mu sudah menjaga ku, sekarang aku sudah merasa lebih baik, mending kita pulang saja," ucap Alzahro.
"Tidak! kamu baru saja bangun, bagaimana mungkin kita langsung pulang, istirahat sampai benar-benar sembuh. Aku panggilkan dokter ya," ucap Genisa hendak pergi, tapi tangannya di tahan oleh Alzahro.
"Ada apa lagi?" tanya Genisa mengangkat alisnya.
"Kenapa kamu di sini? bukannya kamu tadi pergi ke kantor untuk mengurus proyek atasan mu?" tanya Alzahro lembut.
Genisa menundukkan kepalanya, ia terlihat sedih. "Aku... Aku sudah di pecat," jawabnya datar.
"Kok di pecat? Kenapa?" tanya Alzahro terlihat panik.
"Karena... 3 hari yang lalu aku menemukan mu terluka parah, dan aku tidak menjawab panggilan dari atasan ku, dan membiarkan dia mengurusnya sendiri," jawab Genisa menarik nafas dalam.
"Apa? 3 hari yang lalu? Jadi aku pingsan sudah 3 hari? Lalu kenapa kau tidak meninggalkan ku saja? Kenapa kau tidak pergi mengurus proyek atasan mu saja," ucap Alzahro merasa bersalah.
"Bagaimana bisa aku meninggalkan mu dalam keadaan terluka parah yang sudah sekarat ini? Meskipun pernikahan kita mendadak dan tanpa cinta, tapi... Kau adalah tetap suami ku," ucap Genisa lirih.
Alzahro tersenyum merasa terharu dengan ketulusan Genisa.
Ting!
[Misi Utama]
[Memeluk istri dan membuatnya tenang]
[Status misi sedang berlangsung]
"Eh, apakah ini misinya? apakah aku benar-benar harus memeluk istri ku?" tanya Alzahro dalam hati dan ia terlihat panik, karena selama dua tahun ini ia tidak pernah memeluk istrinya.
[Benar, ini adalah misi pertama Anda, Anda harus melakukannya jika Anda menginginkan hadiahnya]
Alzahro bingung bagaimana bisa memeluk istrinya, ia takut jika Istrinya marah, lalu menceraikannya, ia belum siap bercerai dengan istrinya. Tapi misi ini harus ia lakukan.
"Istri ku, mendekat lah," pinta Alzahro lembut sambil tersenyum tulus.
Genisa menekuk alisnya. "Kenapa?" tanya Genisa curiga.
"Mendekat lah, aku ingin berbicara sesuatu pada mu," ucap Alzahro lagi.
Meskipun Genisa merasa ragu, ia pun mendekat ke arah Alzahro.
"Genisa, boleh kah aku memeluk mu, sebentar saja," ucap Alzahro meminta izin.
"Kamu mau apa?" tanya Genisa dengan wajah datarnya.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memeluk mu, meskipun pun ini untuk yang terakhir kalinya," ucap Alzahro membuat Genisa menjadi panik.
"Kok ngomongnya gitu? Jangan bilang kau akan pergi untuk selama-lamanya!" teriak Genisa dengan mata membulat, biasanya kata-kata orang yang akan meninggalkan pasti mengucapkan kata "Terakhir".
Alzahro langsung memeluk Genisa dengan lembut. "Aku tidak akan pergi kemana-mana, aku akan ada selalu di sisi mu. Karena kau di pecat dari tempat kerja mu, sekarang gantian aku yang bekerja untuk menafkahi istri ku, aku adalah seorang pria, seorang kepala keluarga, aku tidak akan membiarkan istri ku kelaparan, tidak akan membuatnya menderita. Jadi izin kan aku menunjukkan jika aku lelaki sejati. Karena aku adalah suami mu," ucap Alzahro.
Genisa diam saja tidak menyahut, karena ia merasa sebaran jantungnya berdebar kencang di dalam pelukan Alzahro.
Ia merasa terharu dan merasa nyaman. "Apakah ini rasanya di lindungi? Kenapa aku nyaman di pelukannya? Apakah aku jatuh cinta?" tanyanya dengan wajah merona.
Seketika Genisa melepaskan pelukan Alzahro dan langsung membalikkan badannya agar Alzahro tidak melihat wajahnya yang memerah.
"Aku... aku Panggilkan dokter sekarang, kamu... Kamu istirahat lah," kata Genisa yang langsung berlari keluar dari ruang rawat inap.
"Eh, secepat itu dia kabur?" tanya Alzahro bingung.
Ting!
[Misi selesai]
[Selamat Anda mendapatkan hadiah uang sebesar 7.000.000]
[Selamat, Anda mendapatkan 10 poin]
[Saldo 7.100.000]
[Penampilan:2%]
[Pesona:2%]
[Kekuatan:2%]
[Kecepatan:2%]
[Kelincahan:2%]
[Pertahanan:2%]
[Kecerdasan:2%]
[Keberanian:2%]
[Poin: 20]
"Wah, aku mendapatkan uang?" tanya Alzahro tak percaya, dengan uang yang ia miliki saat ini, mungkin ia bisa membelikan sesuatu untuk istrinya untuk membahagiakannya.
"Istri ku, aku berjanji, aku pasti akan membuat mu bahagia," gumamnya senang.
Tak lama, dokter pun datang bersama Genisa. Dokter pun langsung memeriksa kondisi Alzahro dengan teliti.
Setelah di periksa beberapa saat, Dokter itu hanya mengangguk-angguk.
"Bagaimana keadaan dokter?" tanya Genisa cemas menunggu jawab dari dokter.
"Ini sangat luar biasa sekali, lukanya saat itu sangat parah dan banyak mengeluarkan darah, tapi sekarang dia sudah sembuh sepenuhnya," ucap dokter itu berdecak kagum.
"Oh benarkah Dok?" tanya Genisa tak percaya.
"Ya benar, karena dia sudah sembuh, maka dia boleh pulang hari ini," ucap Dokter tersebut.
"Terima kasih dokter," ucap Genisa tersenyum senang. Dokter itu pun langsung meninggalkan ruang rawat inap tersebut.
Genisa menatap Alzahro. "Kita pulang sekarang ya. Tapi aku mau ke kasir dulu buat bayar pengobatan kamu," kata Genisa datar.
"Oh, pake uang aku saja," ucap Alzahro berdiri dari brankar menatap istrinya tersenyum.
"Memangnya kamu punya uang?" tanya Genisa menatap Alzahro sayup, selama ini Alzahro hanya duduk di rumah, bagaimana bisa Alzahro memiliki uang, sementara ia tidak bekerja.
"Punya dong, kalau untuk bayar biaya rumah sakit aku punya kok, aku tidak ingin menyusahkan mu karena luka ku ini, kau menjaga ku saja sudah sangat merepotkan mu," ucap Alzahro tulus.
Saat pembayaran biaya rumah sakit tersebut, habis 4,5 juta.
Ting!
[Saldo Anda di kurang 4.500.000]
[Sisa saldo Anda 2.600.000]
"Hu hu hu hu, saldo ku yang malang," ucap Alzahro dalam hati.