Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izinkan Aara Memanggilnya Mama?
Amber berharap keputusan yang ia buat adalah sebuah keputusan yang tepat. Menjadi pengasuh satu anak berusia lima tahun tentu bukan pekerjaan yang mudah, terlebih Amber tidak memiliki banyak pengalaman dalam pengasuhan. Karena sejatinya wanita itu belum pernah memiliki anak.
Sesuai peraturan yang ditetapkan, mulai hari ini Amber sudah resmi bekerja sebagai pengasuh Aara, dan tentunya ia akan semakin sering bertemu dengan Arion.
Setelah keluar dari ruangan Arion, Amber meminta tolong pada salah seorang pelayan yang ia temui untuk memperlihatkan kamar Aara.
Di dalam kamar, Amber duduk dan mengamati setiap sudutnya. Ada banyak sekali buku, mainan, serta boneka dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
Terlihat dengan jelas, bahwa Arion sangat menyayangi putrinya.
Di atas meja belajar Aara, terdapat sebuah foto yang menarik perhatian Amber. Itu adalah foto Aara bersama Arion. Dalam foto tersebut, Amber menatap lekat wajah Arion, memperhatikan dengan jelas wajah tampan laki-laki itu, hal yang tidak bisa ia lakukan secara langsung di hadapan Arion.
Wajah tampan itu memang tidak asing di mata Amber. Pasalnya, Arion sering menjadi topik berita utama dalam berbagai media tentang kesuksesannya dalam berbisnis. Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya selalu saja menjadi pembicaraan publik.
"Apa aku harus bersyukur bisa mengenalnya secara langsung?" batin Amber bertanya. Sosok duda tampan, kaya raya, idola banyak wanita, itulah Arion Maverick.
Setelah puas melihat-lihat kamar Aara, Amber langsung keluar dari rumah dan menunggu di halaman. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul sebelas siang, dan ia harus bersiap untuk menjemput Aara ke sekolahnya.
Selang beberapa menit, seorang sopir datang menghampirinya. Amber di persilahkan masuk ke mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Dari lantai atas, sebuah jendela kaca besar yang sedikit terbuka gordennya berdiri seorang laki-laki gagah. Ia memperhatikan Amber dari kejauhan.
"Wanita itu terus menghantuiku!" pikir Arion.
Laki-laki itu tidak bisa memahami perasaannya. Mengapa ia begitu tertarik pada Amber? Apa yang di miliki wanita itu sampai Aara dan dirinya begitu tergila-gila?
Arion tidak habis pikir, ia sudah terlalu sering bertemu dengan wanita cantik dan seksi, tapi tidak sedikitpun ia berhasrat untuk mencumbu salah satu dari mereka. Namun melihat Amber, keinginannya terasa sampai di ubun-ubun, tubuhnya langsung panas terbakar oleh gairah, rasanya ia tidak bisa menahan diri saat dekat dengannya.
Hanya berselang tiga puluh menit, mobil yang ditumpangi oleh Amber sudah kembali. Wanita itu keluar dari mobil sambil menggandeng Aara.
Arion keluar dari ruang kerjanya, ia menyambut gadis kecilnya yang baru saja pulang sekolah.
"Daddy!" teriak Aara. Ia melepas tangan Amber dan berlari ke arah Arion yang baru saja menuruni anak tangga.
"Hai, Sayang. Kau senang hari ini? Apa sekolahnya menyenangkan?" tanya Arion sambil duduk berjongkok di depan Aara.
"Hmm, Aara belajar melukis," jawab gadis kecil itu.
"Bagus, anak pintar." Arion mengusap pucuk kepala Aara dan mencium pipi kanan dan kiri anak itu.
Arion menggandeng Aara menaiki anak tangga, sementara Amber berjalan mengikuti mereka.
"Daddy!"
"Hmm?" Arion menoleh.
"Apa Miss Amber mau jadi Mama Aara?"
"Sayang, tidak boleh berbicara sembarangan. Tidak sopan!" tegur Arion sambil mencubit kecil hidung putrinya. Amber hanya bisa menelan ludah mendengar percakapan antara ayah dan anak di hadapannya.
"Tapi kan sekarang Miss Amber tinggal di rumah kita. Apa Aara boleh memanggilnya mama?"
"Sayang ...." Arion menghela napas panjang. Ia tidak menanggapi perkataan Aara dan bergegas membawa masuk anak itu ke dalam kamarnya.
...🖤🖤🖤...
sebenarnya blm rela pisah, blm ke rumah Dayana juga ya, eh dah tamat 😁
tanggal bln sama seperti anak keduaku thor 17 September