Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Nando sedang mondar mandir di kamar nya seperti setrikaan,dia sangat bingung saat ini, pikiran nya sungguh kalut. Istri mungil nya pergi dalam keadaan hamil besar .
Tanpa pikir panjang Nando mengambil jaket nya dan berlari keluar untuk mencari Mahira. Dinda melihat Papa nya yang sudah rapi.
"Papa mau kemana?" Namun Nando mengabaikan pertanyaan putri nya Dinda dan langsung keluar.
"Hmmmmm, mungkin Papa sedang ada keperluan darurat," Gumam Dinda karena tidak mau ambil pusing dengan apa yang dilakukan Papanya.
Setibanya Nando di pintu gerbang, Nando melihat Bi inem. Bi inem menunduk ramah ke arah Nando.
"Bi Mahira dimana?" Bi inem menatap Bos nya sebentar, kemudian menunduk kembali untuk menyembunyikan kesedihannya karena iba dengan nasib Mahira.
"Maaf Tuan, Non Mahira baru saja menuju ke jalan raya tuan."
Nando langsung lari menuju jalan raya. Kediaman Nando dekat dengan jalan raya sehingga dalam hitungan menit sudah sampai jalan raya. Namun Nando tidak menemukan keberadaan Mahira. Nando mengusap wajah nya kasar.
"Huffft"
Suara nafas Nando seperti orang yang frustasi karena tidak menemukan keberadaan Mahira.
"Ra, aku tidak bermaksud untuk mengusir mu,Aku hanya ingin melindungi keluarga ku. Kamu hadir disaat yang tidak tepat,Ra,, cinta ku hanya untuk Meera, hanya dia istri ku untuk selamanya, maafkan aku Ra." Nando berbicara seorang diri.
Mahira naik bus menuju ke kampung halaman ibunya kota Bondowoso,di kampung ibunya Mahira masih punya kerabat walaupun kerabat jauh hanya merekalah tempat nya pulang.
Uang yang diberikan Bi Inem cukup untuk perjalanan pulang ke kampung halaman ibunya dan dia ingin mencari pekerjaan di kampung saja, kerabat nya memiliki kebun siapa tahu nanti Mahira bisa bekerja di kebun.
Karena kelelahan dan pikiran yang kalut Mahira melamun dalam bus.
Ketika bus memasuki jalan tol bus tiba-tiba berhenti mendadak karena dihadang mobil mewah. Membuat Mahira tersadar dari lamunannya, karena kaget.
"Ra, Mahira, Ra, dimana kamu Ra,?"
Mahira mencari keberadaan suara itu dan melihat Nando dari arah pintu bus.
"Ra,,," Nando melihat seluruh penumpang bus dan akhirnya mendapatkan keberadaan istri kecil nya. Nando langsung bergegas mendekati Mahira yang duduk di salah satu kursi penumpang. Mahira membulat kan matanya karena tidak percaya kalau Nando mengejar nya sampai kesini.
"Ada apa ini?" Kondektur menghampiri Nando dan menegur nya kenapa sampai nekat menghentikan bus.
"Dia istri ku,aku ingin menjemput nya. Ra, please ayo pulang,Ra!" Nando memohon agar Mahira mau ikut dia pulang.
Mahira menggeleng, Namun Nando langsung menarik tangan Mahira.
"Maaf sebelumnya,bus ini akan melanjutkan perjalanan, lihatlah kebelakang sekarang jalan macet karena ulah anda," Ucap kondektur.
Nando meminta maaf, namun Mahira masih enggan untuk ikut Nando. Yang mengakibatkan suara riuh penumpang lain dan suara brisik bunyi klakson, karena macet parah ulah suami nya . Mahira yang bingung akhirnya memutuskan untuk turun ikut Nando.
Nando dengan senang hati mengajak Mahira turun dan menyuruh nya masuk mobil.
"Ra, tolong maafkan aku Ra,!" Mahira hanya melirik ke arah Nando.
"Ra, please tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita,"sambung Nando.
Mahira tidak memberikan respon atas permintaan Nando, Mahira masih diam seribu bahasa.
**********************
Akhirnya mereka sampai dirumah, Nando menggenggam tangan Mahira saat masuk rumah. Mahira masih diam saja tanpa bersuara. Mahira melirik kearah arah Nando.
"Ada apa?" Tanya Nando ketika mata mereka saling bertemu. Mahira terkejut dan langsung menggeleng. Nando tersenyum lalu mengecup dahi Mahira.
Mahira sedikit shock dengan perlakuan Nando yang tiba-tiba romantis. "Apakah orang bisa berubah secepat ini." Gumam Mahira dalam hati.
Para pembantu dirumah itu melihat perlakuan Nando terhadap Mahira. Ada yang senang, namun ada beberapa yang tidak menyukai kehadiran Mahira.
"Bi Inem , tolong siapkan camilan dan makanan untuk Mahira. Tadi Mahira ingin makan nasi uduk dengan ayam bakar,! " Pinta Nando ke BI Inem.
Mahira menatap Naruto lagi, ini adalah pertama kalinya Nando menuruti ngidamnya. Membuat Mahira tidak percaya dengan perubahan Nando yang begitu cepat.
Sembari menunggu Bi Inem , Nando mengajak Mahira masuk kamar. Nando duduk di ranjang tempat tidur Mahira.
"Duduklah!" Pinta Nando dengan lembut. "Maafkan aku yang sudah menyakiti mu," sambung Nando.
Mahira masih berdiri di depan Nando, Nando mengelus perut Mahira dan seolah mengajak bicara baby twins nya.
"Papa tidak sabar untuk bertemu dengan kalian."
Mahira mundur perlahan menjauhi Nando. Mulut Nando sungguh sangat manis. Mahira tidak mudah percaya begitu saja. Nando menggenggam tangan Mahira.
Wajah tampannya menghipnotis Mahira. Pria yang jauh lebih tua darinya mampu mencuri dunia Mahira.
"Tidak usah bermulut manis!" Ucap Mahira. Mahira ingin berusaha untuk tidak mudah percaya dengan rayuan maut suami nya.
"Ra, jika suami mu ingin berubah maka kamu harus mendukungnya. Bukan seperti itu. Semua orang pernah membuat kesalahan kan? Dan kini aku menyadari bahwa aku salah dan minta kamu mau memaafkan kesalahan ku Ra,"
Mahira menangis, ia mengusap air mata nya. Nando berdiri memberikan pelukan hangat untuk istrinya nya . Nando ingin Mahira meluapkan semua yang dia rasakan didalam pelukan nya.
"Sudah jangan menangis!" Nando mengusap air mata Mahira yang membasahi pipinya.
Nando tersenyum sambil mencubit hidung mancung Mahira. Melihat sikap Nando yang romantis membuat hati Mahira luluh.
********
Nando memperhatikan Mahira yang menikmati makanan nya, membuat Mahira jadi malu, sesekali Mahira tersedak dan Nando dengan siaga memberikan air minum untuk Mahira.
"Tuan tidak makan?"
Nando menggeleng, lalu Nando mengambil ponselnya karena ada panggilan masuk. Nando memperhatikan ponselnya ternyata dari Meera. Nando memandang Mahira seolah meminta persetujuan dari Mahira untuk mengangkat telepon dari Meera. Mahira mengangguk.
Nando beranjak ke kamar nya untuk mengangkat telepon dari Meera.
Setengah jam kemudian
Nando keluar dari kamar nya dan terlihat sudah tampan dan rapi bersiap untuk pergi.
Mahira memberanikan diri untuk bertanya.
"Tuan, mau kemana?"
"Aku harus ke kantor polisi. Dani ditangkap polisi karena terlibat tawuran."
Mahira terkejut, putra Nando yang bernama Dani itu tergolong anak yang pendiam tidak banyak bicara. Namun apakah anak pendiam itu ikut tawuran.
Mahira mengantar Nando menuju teras rumah, Nando yang khawatir dengan keadaan putra nya sehingga tidak memperdulikan Mahira lagi. Mahira tidak mempermasalahkan karena Mahira memaklumi nya mungkin Nando dalam keadaan kalut . Mahira berharap masalah Dani cepat diselesaikan.
Di kantor polisi sudah ada Meera yang menunggu kedatangan Nando sang suami. Karena persyaratan mengeluarkan Dani, harus mendatangkan Kedua orang tua Dani. Nando melihat Meera sedih sedangkan Dani memasang wajah santai.
"Mas Nando..."
"Meer, masuklah ke mobil ! Biar aku yang menyelesaikan."
Meera mengangguk lemas. Setelah itu Nando diberikan pengarahan oleh pihak kepolisian. Ternyata tidak hanya sekali dua kali putra nya terlibat tawuran. Dani berkali-kali melakukan tawuran namun selalu berhasil melarikan diri. Mungkin hari ini hari apes untuk Dani karena polisi berhasil meringkus Dani ketika tawuran.
Nando harus menandatangani surat pernyataan jika putra nya tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Tentu saja Nando sangat malu, karena Nando seorang bos besar memiliki anak yang nakal.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..