Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Arin dan Irwan menatap kagum pada perubahan yang mereka lihat dalam diri Rayya. Anak angkatnya itu sudah berubah menjadi wanita yang sangat cantik dan elegan, seperti orang-orang kaya yang biasa mereka lihat di drama televisi.

Namun kekaguman mereka langsung berubah saat mendapati tatapan tidak suka dari Rayya. Mama Lina lalu mengajak Rayya duduk, dan menanyakan baik-baik apa maksud kedatangan mereka.

"Kami datang karena ingin minta maaf, Nak," kata Irwan dengan suara dibuat lirih. "Kami menyesal atas semua perbuatan yang sudah kami lakukan kepadamu di masa lalu, jadi aku dan ibumu sangat berharap kamu mau memaafkan kami."

Raya menatap mereka dengan mata tajam, tapi tenang.Baru kali ini dia mendengar permintaan maaf dari mereka berdua, dan terlebih lagi kata-kata "Nak" yang baru keluar dari mulut pria itu membuat Rayya ingin muntah, sungguh sangat manis mereka bersilat lidah.

"Maaf?" ucapnya. "Kalian ingin maaf kepadaku, karena kalian sudah tahu tentang suamiku,kan?? Dan sekarang aku punya segalanya."

"Kami ingin memperbaiki hubungan keluarga..."

"Sayangnya, kalian bukan keluargaku. Keluarga sejati tidak membuang anaknya, dan memperlakukan nya dengan tidak baik. Kalian hanya menyesal karena aku bukan lagi gadis kecil yang bisa diinjak. Dan sekarang aku lebih beruntung dari anak kesayangan kalian." ucap Rayya penuh amarah dan dendam di hatinya.

Irwan dan Arin tertunduk. Mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena kesempatan mereka untuk memperbaiki hubungan dengan Rayya sepertinya sudah habis dan tidak ada celah lagi untuk memperbaikinya. Mereka sudah menyakiti anak itu terlalu dalam.

Namun, sepertinya Arin baru mengingat apa yang dia rencanakan tadi dan dengan mantap kembali mengangkat kepalanya menatap Rayya.

"Baiklah jika kami memang tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungan denganmu. Tapi aku mohon, berikan sedikit saja rasa kasihmu kepada kami, Rayya. " ujar Arin penuh teka teki.

Dan itu tentu saja membuat Rayya kebingungan dengan maksud perkataan ibu angkatnya itu.

"Sebenarnya apa mau kalian? " Ucap Rayya dengan dingin.

Arin dan Irwan saling berpandangan lalu menganggukkan kepala mereka bersamaan.

"Kamu sudah menjadi bagian dari keluarga Aksara, dan mendapatkan semua yang kamu ingin kan. Harta, keluarga dan suami yang baik. Dan aku rasa, kamu tidak membutuhkan toko rotimu itu lagi, Jadi–,"

"Tidak–, jangan pernah berfikir macam-macam tentang toko rotiku itu. " potong Rayya penuh ketegasan.

"Tapi, Ray–, "

"Sekali aku bilang tidak, seratus kali atau bahkan ribuan kali pun aku akan tetap mengatakan tidak. Kalian tau kenapa?" Tanya Rayya penuh luka.

Arin dan Irwan menggeleng, karena memang mereka tidak mengerti maksud dari Rayya.

"Karena itu adalah hasil kerja kerasku sejak kecil. Setiap tetesan keringat yang menempel di dinding toko iku adalah hasil kerja kerasku. hinaan dan cacian kalian padaku setiap hari. Mana mungkin aku memberikan satu-satunya hasil kerjaku pada orang seperti kalian." Rayya terlihat murka mengatakan hal itu kepada mereka berdua.

"Toko itu adalah simbol kekuatanku dan kerja kerasku selama ini. Harusnya kalian bisa menilai pakai otak tentang hal ini. "

Arin dan Irwan terdiam mendengar semua kalimat panjang lebar dari Rayya. Mereka tidak menyangka kalau Rayya akan menjadi wanita yang tegas dan mengerikan seperti ini.

"Jika sudah tidak ada lagi yang kalian bicarakan silahkan pergi, aku harap kalian tidak pernah datang kemari lagi. Sesuai ucapan Pak Irwan saat mengusirku, aku bukan anak kalian lagi dan aku bukan siapa-siapa di keluarga kalian. Pintunya ada di sebelah sana, " tunjuk Rayya pada pintu yang menganga lebar.

Setelah mengatakan itu Rayya beranjak dari duduknya dan meninggalkan mereka berdua. Lina yang melihat menantunya bersikap sangat berkelas hanya bisa melongo. Dia tidak menyangka kalau Rayya akan menjadi wanita yang luar biasa.

********

Di sisi lain, Livia mulai mengatur rencana yang sudah dia pikirkan sejak semalam. Ia tahu Putra kekasihnya adalah masa lalu Rayya dan akan menjadi kelemahan Rayya. Pertunangan yang gagal akan menjadi momok yang menakutkan dalam kehidupan baru wanita itu.

"Kalau aku bisa menyebarkan berita itu, maka dia akan menjadi buah bibir di kalangan para pengusaha. Sekarang siapa yang tidak tertarik dengan masa lalu seorang Rayya gadis biasa yang menjadi Cinderella." ucapya pada diri sendiri.

Dan rencananya itu di mulai dari menghubungi beberapa wartawan gosip.

"Aku punya informasi penting soal Direktur Aksara dan istrinya. Tapi aku ingin anonimitas dijaga," katanya melalui telepon. " Apa Kalian tertarik?"

Sementara itu, Raya duduk di balkon rumahnya yang megah, memandangi langit sore. Saka baru saja pulang dari kantor dan menghampirinya memeluknya dari belakang.

"Apa yang terjadi tadi? " tanyanya sambil mencium tengkuk leher Rayya.

"Bukan apa-apa hanya masalah kecil. Aku bisa mengatasinya. " jawab Raya sambil mengusap lembut rambut suaminya.

"Kau tau, Banyak yang ngomongin kita hari ini di kantor dan beberapa rekan bisnis," kata Saka, memeluk pundaknya.

"Aku tahu, karena semua sangat tiba-tiba," jawab Raya pelan. "Dan itu membuatku takut."

Saka mengernyit. "Takut kenapa?"

"Aku tahu masa laluku nggak bersih. Aku pernah gagal bertunangan, pernah dihina. Dan sekarang... semua mata tertuju padaku. Orang-orang dari masa lalu mungkin muncul lagi."

Saka menggenggam tangannya. "Biarkan mereka menilai apapun tentang dirimu. Yang penting kamu sekarang milikku, sayang. Dan aku nggak akan biarkan siapa pun menyakitimu lagi."

Hari berikutnya, berita mulai bermunculan. Sebuah akun anonim membocorkan foto-foto lama Raya saat masih menjadi anak asuh keluarga Arin dan Irwan, lengkap dengan narasi miring. Juga tentang pertunangannya yang gagal.

"Direktur Aksara menikahi anak yang tidak jelas asal usulnya, "

"Rayya wajah cantik yang menyembunyikan masa lalu kelam?"

Saka marah besar. Ia langsung menghubungi tim hukum dan tim media.

"Kita akan tuntut balik semua yang menyebarkan fitnah ini," katanya tegas saat menerima panggilan telepon dari asistennya.

Namun Raya menahannya.

"Biarkan, mas. Aku tahu siapa yang melakukan ini," ucapnya. "Dan aku ingin mereka tahu bahwa aku nggak takut. Kita akan menghadapi ini semua bersama. Aku juga ingin memanfaatkan moment ini untuk menemukan kedua orang tua kandungku atau keluargaku." ujar Rayya mengatakan apa yang tiba-tiba muncul di kepalanya

"Maksudmu? " Saka tak mengerti.

"Kita gunakan kabar miring ini dan melakukan konfirmasi, kalau semua berita miring itu benar. Sekaligus aku ingin mencari kedua orang tuaku. Berita ini pasti tersebar ke seluruh penjuru Nusantara. Dengan begitu mungkin salah satu dari mereka adalah keluarga yang kehilangan anak mereka 20 tahun yang lalu. " ucap Rayya mengatakan rencananya.

Mata Saka membulat, benar juga apa yang dikatakan oleh istrinya itu. Mereka bisa memanfaatkan moment ini untuk mencari keluarga atau orang tua Rayya yang sebenarnya. Karena saat ini Rayya sedang menjadi sorotan publik.

"Ide bagus. Mari kita lakukan, sambil menyelam minum air. " ujar Saka dengan senyum hangat yang selalu menghangatkan hati Rayya.

Livia menonton berita itu sambil tertawa puas.

"Bagus. Sekarang tinggal menunggu Putra bertindak."

Namun yang datang bukanlah kabar baik, melainkan tamparan telak dari Putra sendiri. Hari itu juga Putra menghubungi Livia dan mengajaknya bertemu.

"Aku udah tahu semuanya, Liv," kata Putra saat menemuinya.

"Apa maksudmu?”

“Kamu yang sebarin berita soal Rayya, kan? Kamu yang coba manfaatin aku untuk jatuhin dia. Tapi kamu lupa satu hal... itu nggak akan merubah keputusan ku hari ini."

Livia menegang. "Apa maksudmu? "

"Aku tidak akan menikahi wanita licik sepertimu, Lahirkan anak itu, aku akan membiayai hidupmu selama kehamilan dan melahirkan bayi itu. Setelah bayi itu lahir dia akan ikut bersamaku. Dan hubungan kita akan berakhir sampai disana. "