NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:37.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Setelah sidang dinyatakan ditunda, suasana di luar ruang sidang terasa tegang. Nina keluar dari ruang sidang dengan perasaan hampa dan kecewa. Dua minggu ia harus menunggu untuk sidang berikutnya dan tidak ada pilihan lain. Ia menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya.

"Tenang saja, Mbak Nina. Meskipun sidang ditunda, tapi terlihat jelas, posisi Mbak Nina sangat kuat. Saya malah merasa penundaan ini hanya sekedar formalitas. Justru Kita bisa gunakan waktu jeda untuk mengumpulkan bukti lebih banyak dan memperkuat argumen kita, dengan begitu, pak Wito tidak akan lagi punya alasan untuk menolak atau menuntut apapun." ujar Hamdan, pengacara kondang yang direkomendasikan oleh Hani.

Nina mengangguk, meski hatinya masih terasa berat. "Tapi dua minggu itu terasa sangat lama. Aku hanya ingin semua ini segera berakhir," keluhnya.

Hamdan tersenyum, ia mengerti akan kegelisahan kliennya. “Hanya dua minggu saja Mbak Nina. Bersabarlah, dan jangan cemas.”

“Terima kasih, Pak Hamdan.” Nina ikut tersenyum menanggapi suntikan semangat yang dilontarkan oleh pengacaranya.

“Kalau begitu, Saya pamit duluan ya, Mbak Nina.” Pak Hamdan menundukkan kepalanya sedikit. “Mari, Pak, Mbak,” ucapnya lagi sambil mengangguk ke arah Pak Sukadi, Pak Lik Bayan, dan Hani.

Nina menghela nafas berat. Menepis rasa yang menyesakkan dada. Di sampingnya, Pak Sukadi, dengan penuh perhatian menepuk punggungnya. "Yang sabar, Nduk, ora usah kesusu. Ora usah susah” (tak usah terburu, dan sedih)

Pak Lik Bayan, yang juga ikut menambahkan, "Kamu tidak usah khawatir, Nina. Semua ada waktunya."

“Iya, Yah, Pak Lik.” Nina mengangguk, lalu mendekat ke arah Hani dan menggenggam tangan sahabat nya.

“Makasih ya, Han. Kamu sampai ninggalin salon demi nemanin aku. Makasih juga sudah ngasih teman pengacara kamu buat dampingin Aku.”

“Kamu apaan sih. Pake ngomong gitu segala. Kita ini kan BESTie.” Hani merangkul bahu Nina.

“Terus nanti, aku bayar pengacara nya gimana Han. Masa iya nunggu selesai sidang.” Nina merasa tak enak hati, karena Pak Hamdan masih belum juga mau menerima biaya atas jasanya. Padahal dia sendiri pernah mendengar, biasanya ada sebagian pengacara yang meminta bayaran di muka. Akan tetapi Pak Hamdan, jangankan menerima bayaran, menentukan berapa tarifnya saja tidak.

“Sudah aku bilang, nggak usah pikirin soal itu. Itu urusanku sama Mas Hamdan,” ucap Hani, mencoba menenangkan sahabatnya. “Lagian kan bukan aku juga yang bayar pengacara. Karena dia itu orangnya Mas Susilo.” Sayangnya Nina tak bisa mendengar itu karena Hani hanya mengucapkannya dalam hati.

Sementara itu, di sudut lain di luar gedung pengadilan, Susilo berdiri jauh dari kerumunan. Ia menyaksikan Nina dengan penuh rasa khawatir. Melihat Nina berada dalam kondisi yang sulit membuatnya merasa tak berdaya.

Dia ingin mendekat dan menawarkan dukungan, tetapi keraguan menghalangi langkahnya. Susilo hanya bisa berharap agar semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Nina. Ia ingin melihatnya bahagia, terlepas dari apapun yang terjadi.

Dengan tulus Susilo berdoa dalam hati, “Aku berharap kamu bisa melewati semua ini dengan baik."

Di dalam hatinya, Susilo bertekad untuk tetap ada untuk Nina, meskipun ia harus bersembunyi di balik bayang-bayang. Ia ingin melihatnya tersenyum lagi, dan berjanji pada diri sendiri setelah semua masalah Nina selesai, Ia takkan menahan diri lagi. Ia akan mengungkapkan segala ada dalam hatinya. Dia akan secara terang-terangan mendekati Nina.

***

Wito meninggalkan pelataran pengadilan agama dengan wajah merah padam. Marah, malu, kecewa, sakit hati, semua bercampur aduk dalam benaknya. Nina benar-benar telah mengupas kulit wajahnya.

“Dasar kurang ajar. Istri durhaka. Apa pantas seorang istri membuka aib suaminya di muka umum. Mau aku taruh di mana sekarang wajahku ini?” Wito menggeram kesal. Dipukulnya setir berulang kali. Untuk melampiaskan amarahnya.

Berkendara kesana kemari, enggan untuk langsung pulang, enggan untuk bertemu Nina. Apalagi ayah mertua dan pak lik bayan pasti masih ada di rumah nya sekarang. Ia tak punya cukup keberanian untuk bertemu dengan mereka. Hingga tanpa terasa waktu telah menjelang senja. Wito menghentikan mobilnya di depan sebuah warung tak jauh dari rumahnya.

“Kopi satu, Mbak. Yang kental.” Wito memesan kopi yang barangkali bisa mengusir pusing di kepalanya.

“Piye sidangmu, Wit?” tanya Mbak Ratih si pemilik warung.

“Ajur,(hancur), Mbak. Nina benar-benar keterlaluan. Padahal kurang apa aku selama ini. Aku jadi suami juga gak kurang nurut. Dikongkon ngalor, budhal. Dikongkon ngidul, budhal (disuruh berjalan ke utara berangkat, disuruh berjalan ke selatan berangkat). Kok masih kurang saja. Hal sepele gitu aja kok dibesar-besarkan.” Wito terus saja menggerutu yang intinya menjelek-jelekkan Nina, tanpa dia sadar, Mbak Ratih dan beberapa pengunjung warung sedang mencibir padanya.

“Sepele gundulmu kui (kepalamu itu)!” Mbah Karso yang sejak tadi mendengar ocehan Wito merasa geram. “Selingkuh kok Kamu anggap sepele. Kowe kui trah yo wong lanang ora ndalan (kamu itu laki-laki yang tidak berjalan_ pada jalan yang semestinya).” Mbah Karso mengumpat kesal.

“Kamu itu seharusnya bisa mengambil apa yang menimpa kakakmu, si Damin itu sebagai pelajaran. Seperti apa hidupnya sekarang mergo lakune sing ora bener (karena semua perbuatannya yang tidak benar). Masih untung si Sari tidak membuangnya.” Lik Kasdi ikut memarahi Wito.

“Ya harusnya Nina itu bisa seperti Mbak Sari. Apa dia tidak tahu, berbakti pada suami itu ganjarannya surga?” Wito bukannya sadar malah semakin menjadi omongannya.

“Ooo, trah yo angel musuh wong koyo kowe kui (susah berbicara dengan orang seperti mu)”

“Pak…! Ayo pulang!” Tiba-tiba saja mbah Lasmini datang dan menarik tangan suaminya. “Ojo ngantek sampean ngko kapilut karo si Wito (jangan sampai kamu nanti terpesona sama Wito)!”

“Amit-amit jabang bayi…!” Mbah Kasdi meludah jijik. “Aku ini masih waras, Bu. Jangan tempe iseh luwih enak timbang jangan terong (sayur tempe masih lebih enak daripada sayur terong_maksudnya adalah aku masih laki-laki normal yang hanya menyukai perempuan )”

Ha ha ha ha ha ha….

Suasana warung seketika menjadi riuh

Muka Wito merah padam mendengar percakapan suami istri itu. Nampaknya video yang tadi siang diputar di pengadilan, sudah tersebar. Laki-laki itu mengedarkan pandangannya menelisik tiap wajah yang berada di dalam warung. Tampak olehnya meskipun sebagian dari mereka diam, tetapi mereka semua tertawa mencibir dan mencemooh. Ia benar-benar sudah tak memiliki wajah di desa itu.

Wito berdiri dari tempat duduknya setelah meletakkan selembar uang lima ribuan dengan kasar di atas meja. Lalu keluar dari warung dengan rahang mengeras dan tangan terkepal.

***

“Ada apa, Sayang? Bagaimana hasil sidangnya? Kamu berhasil kan mendapatkan hak asuh anakmu?” Melihat Wito yang datang dengan wajah muram, Anton mendekat dan menggenggam lengan pria itu kemudian mengajaknya duduk di salah satu sofa. Memberikan pijatan kecil dengan tujuan merilekskan suasana hatinya. Itulah yang disukai oleh Wito dari Anton. Anton sangat pengertian padanya. Tanpa dia sadar, sebenarnya saat ini Anton sedang tertawa bahagia.

Wito mendengus kesal, “Apanya yang berhasil!” umpatnya. “Perempuan sial itu, ternyata datang dengan membawa pengacara. Aku tidak berhasil meminta hak asuh Agus.” Wito kemudian menceritakan apa yang terjadi di sidang. Termasuk dengan video tentang mereka yang telah tersebar.

“Kalau si Agus nya sih, aku masa bodoh. Masalahnya kalau aku tidak bisa mendapatkan Agus aku akan kehilangan semua hartaku.”

Anton terbelalak mendengar ucapan terakhir Wito. Dia memang tahu kalau Wito menginginkan hak asuh Agus agar bisa mempertahankan warisan dari ayahnya. Siapa sangka sebenarnya dia juga tak sepeduli itu pada anaknya.

“Ya sudahlah, Sayang. Lepaskan saja! Atau jangan-jangan kamu meragukanku. Kamu ragu kalau aku juga bisa menghidupimu?” Anton memasang wajah sedihnya.

“Tentu saja tidak seperti itu. Ya sudahlah aku tidak peduli. Kamu benar, aku masih punya kamu.”

Anton tersenyum puas mendengar ucapan Wito.

1
FT. Zira
ya taruh ditempatnya lah.. mau taruh dimana lagi emang/Smug/
Nar Sih
cerita antara wito dan nina bnran bagus lho moms 👍
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih, semoga betah lanjut sampai akhir 🙏🙏
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
apa mungkin anton menyimpan dendam karena ditinggal wito nikah sm nina? jd sekarang dia mau bls dendam
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
tapi aku suka sayur terong, apalagi klo di balado.../Sweat/
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
sepele ndasmu wit, pemyakitmu rk mari kok . snjtamu perlu d ketok memang wis tau kr janbol romlah saiki jeruk makan jeruk
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
semangat susilo...semoga kalian berjodoh. mencintai dalam diam dan sakit ktka mlhtt org yg d cintai terluka itu cinta luar biasa, tk bisa memiliki tp sslu memantau dan bhgia bl yg dcntainya bhgia wlpn bkn dg drnya
Patrick Khan
ada apa dengan anton🤔🤔🤔
FT. Zira
semoga lekas sehat kembali Mami...
terima kasih tetap memberikan hiburan gratis ini,
jangan lupa istrahat cukupp yaaa/Kiss//Kiss/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: Aamiin, terima kasih/Kiss//Kiss/
total 1 replies
FT. Zira
Anton punya niat apa nih? mau jadiin wito auu kahh/Awkward//Awkward/
FT. Zira
gak paham sama jalan berpikir wito/Sweat//Sweat/
Nar Sih
semoga cpt sembuh ya kak,semagatt💪
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: Aamiin, terima kasih. sekarang udah baikan kok. usah bisa nulis lagi.
terima kasih sudah setia menemani
total 1 replies
Andez Aryani
mgkn dendam karna pernah d tinggalkan,jd gk rela liat wito bahagia
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
wah apakah anton berniat buruk
tse
kenapa Wito ga tau malu banget ya..minta hak asuh anka...mau di ajarin kaya Wito gitu maksudnya wito...biar agus jadi kaya dia....bapak macam apa itu...
tse
ada apa dengan Anton...apa dia dendam sama Wito ya....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
semoga lekas sehat kembali,,, semangat 💪💪💪
jangan lupa istirahat yang cukup, minum air putih hangat dan hindari stresss 😍💚💚💚
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: misami
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: Aamiin 🤲🙏
terima kasih, Mbak /Kiss//Kiss/
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
sebenarnya dia ini hahad enggak sih, penasaran gue... atau sebenarnya dia ini memang punya dendam pribadi dan ingin menghancurkan wito dari dalam? hooo...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: /CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: emmm... kasih tahu gak yaaa/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
lah emang kemana aje sih lo wit, masih aja memganggap candaan
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
lah...maksudnya apa nih?
apa dia punya maksud terselubung mungkin?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: lahhh🤔
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tak tahu,,, apa ya/Facepalm/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!