NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dokter
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Seorang dokter muda yang idealis terjebak dalam dunia mafia setelah tanpa sadar menyelamatkan nyawa seorang bos mafia yang terluka parah.
Saat hubungan mereka semakin dekat, sang dokter harus memilih antara kewajibannya atau cinta yang mulai tumbuh dalam kehidupan sang bos mafia yang selalu membawanya ke dalam bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Luca langsung meraih senjatanya, Rafael menegang, sementara Liana menahan napas. Mereka saling bertukar pandang, menyadari bahwa seseorang telah menemukan mereka.

Pintu gudang berderit perlahan, dan sesosok bayangan muncul di ambang pintu. Pria itu tinggi, mengenakan mantel panjang yang basah oleh hujan. Wajahnya tertutup bayangan, tetapi dari cara ia berdiri, jelas ia bukan orang biasa.

"Kalian benar-benar tidak pandai bersembunyi," suaranya dalam dan dingin. Ia melangkah masuk dengan tenang, seolah tidak terpengaruh oleh senjata yang kini diarahkan kepadanya.

Luca menggeram. "Siapa kau?"

Pria itu tersenyum miring. "Seseorang yang tahu bahwa kalian dalam bahaya. Adrian tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika kalian hanya duduk di sini, kalian akan mati."

Rafael menatapnya tajam. "Dan kau menawarkan apa?"

"Kesempatan." Pria itu berjalan lebih dekat, tetap tak terintimidasi. "Aku punya informasi tentang Adrian. Pergerakannya, kelemahannya. Jika kalian ingin menghentikannya, ini saatnya."

Luca dan Rafael saling berpandangan, keduanya memahami peluang yang ada.

Liana, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Ini gila. Kita bahkan tidak tahu siapa dia. Bagaimana jika ini jebakan?"

Pria itu mengangkat alis, lalu melemparkan sesuatu ke arah Rafael—sebuah ponsel. Layar menampilkan peta digital dengan lokasi Adrian dan pasukannya.

"Kalian bisa memutuskan sendiri apakah akan percaya atau tidak. Tapi aku tidak punya waktu lama. Adrian juga bergerak sekarang. Jika kalian menunggu lebih lama, dia yang akan menemukan kalian lebih dulu."

Rafael menatap layar ponsel itu, rahangnya mengeras. "Kita tidak bisa terus bersembunyi," gumamnya akhirnya. "Jika kita menunggu lebih lama, Adrian akan menemukan kita dan menghabisi kita sebelum kita sempat bereaksi."

Luca mengangguk setuju. "Aku punya beberapa orang di luar sana yang bisa membantu. Jika kita bergerak sekarang, kita bisa menyerang sebelum mereka sadar apa yang terjadi."

Liana menatap Rafael, hatinya gelisah. "Kau masih terluka. Kau benar-benar ingin melawan sekarang? Bukankah lebih baik kita mencari tempat yang lebih aman?"

Rafael menoleh ke arahnya, ekspresinya lembut tetapi tetap tegas. "Tidak ada tempat yang benar-benar aman, Liana. Jika kita terus lari, Adrian akan selalu mengejar. Satu-satunya cara untuk mengakhiri ini adalah menghadapi dia lebih dulu."

Luca menepuk bahunya, memberi dukungan. "Aku setuju. Kita punya keuntungan karena Adrian tidak tahu kita akan melawan balik. Ini saatnya."

Liana menelan ludah. Ia bukan seorang petarung. Ia hanya seorang dokter yang kebetulan terseret dalam kekacauan ini. Tapi jika mereka pergi menyerang, apa yang harus ia lakukan? Tetap tinggal di tempat ini sendirian bukanlah pilihan. Tapi ikut serta dalam misi berbahaya ini juga bukan sesuatu yang bisa ia bayangkan.

"Aku tidak tahu apakah ini keputusan yang tepat," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.

Rafael berjalan mendekat, menatapnya dalam. "Aku tidak akan memaksamu, Liana. Jika kau ingin pergi, aku akan memastikan kau keluar dari sini dengan selamat. Tapi jika kau tetap bersamaku... aku berjanji akan melindungi mu."

Liana mengangkat wajahnya. "Dan bagaimana kalau kau tidak bisa menepati janji itu?"

Rafael tersenyum tipis. "Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengecewakanmu."

Di luar, suara deru mobil mendekat. Luca langsung menegang, meraih senjatanya. "Kita sudah tidak punya waktu lagi. Mereka mungkin sudah menemukan kita."

Liana menatap Rafael, hatinya berperang dengan ketakutan dan keberanian.

Apa yang harus ia pilih?

Sebelum ia bisa mengambil keputusan, suara dentuman keras terdengar. Pintu gudang terbuka paksa.

Musuh telah tiba.

1
Verlit Ivana
ikut tegang, takut, ngeri. keren author bikin narasi suasana mencekamnya.
Erlin
udah mampir, semangat yaaa, jangan lupa mampir di cerita barukuuu
Vanettapink Fashion
Luar biasa
Abz
💪💪💪💪💪💪
Sri Siyamsih
pantesan aj sll ketemu Adrian, ternyata Dr Anton to penghianstnya
Putri Sylvia
mengsedih😭
Rahma Rain
cerita nya bagus
jii
Liana, mungkin kamu bisa memejamkan mata dan membayangkan muka walid 😔
jii
setelah baca sampai bab ini bener-bener suka banget sama gaya penulisannya, rapi dan apik sekali kak, bisa bikin kita seolah-olah ikut merasakan dan ada di situasi yang dialami Rafael dan Liana 😭👐🏻
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya kakk
total 1 replies
inggrilolaamelia
dibagian ini aku bayangin adegan di film film😄
inggrilolaamelia
yaampunn aku jdi ikutan dagdigdug, smpe smpe bacanya sambil tahan napas😭
Hye Kyoe
ceritamu menarik🤩
Elizabethlizy
lanjuttt ceritanya bagusss
Erlin
mampirrr balikk
Erlin
semangat bikin ceritanyaaaa
Erlin
bagussss
Serenarara
Liana, dibayar berapa kamuu? Kenapa ikhlas banget?/Sob/
Serenarara
Aku takut sm Adrian yg ini... /Gosh/
Putri Sylvia
ayo Liana kamu jangan takut sama mereka,ikut saja sama Rafael dan luca.
Nyonya Mafia
aku udah mampir kakak
Nyonya Mafia: iya sama sama
Author Sylvia: iya kak makasih udah mampir 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!