NovelToon NovelToon
Kembalinya Dewa Beladiri

Kembalinya Dewa Beladiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Setelah mengorbankan dirinya demi melindungi benua Tianlong, Wusheng, Sang Dewa Beladiri, seharusnya telah tiada. Namun, takdir berkata lain—ia terlahir kembali di masa depan, dalam tubuh seorang bocah lemah yang dianggap tak berbakat dalam seni bela diri.

Di era ini, Wusheng dikenang sebagai pahlawan, tetapi ajarannya telah diselewengkan oleh murid-muridnya sendiri, menciptakan dunia yang jauh dari apa yang ia perjuangkan. Dengan tubuh barunya dan kekuatannya yang tersegel, ia harus menemukan jalannya kembali ke puncak, memperbaiki warisan yang telah ternoda, dan menghadapi murid-murid yang kini menjadi penguasa dunia.

Bisakah Dewa Beladiri yang jatuh sekali lagi menaklukkan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Interogasi Yang Menegangkan: Kebohongan Untuk Kebaikan

Keesokan harinya, Sekte Phoenix dipenuhi hiruk-pikuk yang berbeda dari biasanya.

Di seluruh aula pengumuman, nama Kelompok Taring Phoenix bergema bagai guntur di musim kemarau.

Wu Ruoxi dan kelompoknya baru saja kembali dari misi paling berbahaya yang pernah tercatat dalam sejarah misi sekte: menaklukkan Gong Cheng, buronan kelas S yang sudah dicari selama hampir satu dekade oleh Kerajaan Shoushen.

Penghargaan dari kerajaan tak tanggung-tanggung. Surat pujian dari istana utama dikirimkan bersama medali emas Tertinggi—gelar yang hanya pernah diberikan dua kali dalam sejarah.

Nama Wu Ruoxi kembali membakar langit-langit dunia seni bela diri, mengambil perhatian dari banyak aliran seni beladiri yang ada.

Namun, tidak semua bertepuk tangan.

Di antara tepuk riuh dan wajah-wajah kagum, beberapa mata justru menyipit tajam. Khususnya dari kalangan elit Sekte Phoenix itu sendiri, para senior yang selalu memandang rendah Wu Ruoxi karena pernikahannya dengan Wu Guan.

"Aku tidak percaya kelompok Taring Phoenix dengan anggota hanya lima orang berhasil mengalahkan buronan tingkat S."

“Pasti kebetulan saja mereka bisa mengalahkan Gong Cheng...”

Desas-desus itu seperti kabut tipis yang menggantung di langit sore: tak terlihat jelas, tapi tetap terasa mengganggu.

Namun tak bisa dipungkiri jika martabat Wu Ruoxi sebagai pejuang beladiri telah kembali bersinar. Sama seperti masa kejayaannya dulu.

...

Kediaman Wu Ruoxi, Sore Hari

Langit di luar berwarna jingga. Tapi di dalam kediaman pemimpin Taring Phoenix, atmosfernya justru kelam dan menekan.

Wu Shen duduk di kursi kayu kecil, tubuhnya sudah bersih dari luka, tapi tak bisa menyembunyikan kegugupan yang tumbuh dalam diam.

Di hadapannya, Wu Ruoxi melangkah pelan mengelilinginya, seperti harimau yang sedang menakar jarak sebelum menerkam mangsanya.

Hening. Hanya terdengar suara langkah kaki Wu Ruoxi yang bergesekan dengan lantai batu.

“Aku tak menyebut namamu dalam laporan,” ucap Wu Ruoxi pada akhirnya dengan suara datar namun dingin. “Bukan karena ingin mengambil seluruh pujian… tapi karena aku tahu jika aku menyebut namamu, maka kau akan dalam bahaya besar.”

Wu Shen tetap diam. Pandangannya tertunduk, tapi telinganya tajam menyimak.

“Kau menggunakan Seni Naga Petir… dan juga… Seni Naga Laut, bukan?”

Langkah Wu Ruoxi berhenti. Ia berdiri tepat di hadapan putranya. Mata tajamnya seperti hendak menembus pertahanan batin Wu Shen.

“Apa kau tahu apa artinya ini bagi pejuang beladiri?” lanjutnya.

Wu Shen meneguk ludah. “Aku hanya… ingin menyelamatkan semua orang. Tak lebih.”

“Aku tahu,” jawab Wu Ruoxi. “Tapi dunia tidak peduli tentang niatmu. Dunia hanya peduli tentang asal-muasal kekuatanmu itu. Kau mungkin akan diburu oleh seluruh sekte dengan maksud untuk mengungkap kekuatanmu.”

Ia bersedekap. Suaranya kini berubah menjadi suara seorang pemimpin pasukan, bukan seorang ibu.

Wu Ruoxi menatap Wu Shen dalam-dalam, lalu menghela napas pelan, seolah sedang menahan badai yang hendak keluar dari dadanya.

“Aku sudah lama memperhatikanmu,” ucapnya akhirnya. “Sejak kau kembali dari Hutan Bayangan… kau terasa berbeda. Bukan hanya karena caramu berbicara atau bersikap, tapi ada sesuatu di matamu… sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.”

Wu Shen menahan napas.

“Aku mengabaikannya. Kupikir itu karena trauma. Pengalaman di tempat seperti itu bisa mengubah siapa pun,” lanjut Wu Ruoxi sambil berjalan ke jendela, membelakangi putranya. “Tapi hari itu... ketika kau menggunakan Seni Naga Petir, dan lalu Seni Naga Laut… aku tak bisa lagi berpura-pura tidak ada yang aneh.”

Ia berbalik dengan tatapan yang tajam dan suara yang lebih dalam dari sebelumnya.

“Kita berada di Sekte Phoenix, Shen'er. Semua seni beladiri kita berakar dari elemen api. Jika kau mewarisi variasi seperti Seni Bara, Seni Lava, bahkan Seni Matahari—itu masih bisa dimengerti.”

Wu Shen menunduk. Ia tahu kalimat berikutnya akan lebih menohok.

“Tapi Petir? Laut?” Ruoxi memicingkan mata. “Itu bukan cabang dari sekte kita… itu aliran yang sepenuhnya berbeda. Jika Sekte Qilin Petir dan Sekte Paus Biru mengetahui ada orang di luar sekte mereka yang bisa menggunakan Seni Beladiri itu, mereka pasti akan mengganggapmu mencuri teknik mereka. Masalah lain akan bermunculan yang mungkin bisa menyulut peperangan.”

Hening kembali turun. Wu Ruoxi perlahan melangkah mendekat lagi, kali ini lebih hati-hati, seolah menyadari ada sesuatu yang rapuh di hadapannya.

“Jadi katakan padaku, Shen'er… apa yang sebenarnya terjadi di Hutan Bayangan? Bagaimana kau bisa mengakses seni beladiri yang tak pernah diajarkan di sekte kita? Dan kenapa… peningkatan kekuatanmu terasa seperti kau sedang mengejar waktu yang tidak bisa kami mengerti?”

Pertanyaan-pertanyaan itu seperti jarum halus yang menembus kulit tipis Wu Shen, perlahan tapi menyakitkan. Ia merasa dadanya sesak. Pikirannya berputar.

Mengatakan yang sebenarnya? Tentang jiwa yang ada dalam tubuh itu? Tentang Wusheng, sang Dewa Beladiri, yang kini bersemayam dalam tubuh bocah bernama Wu Shen?

Tidak… belum saatnya.

Ia teringat pada janji yang ia buat—bukan hanya untuk membalaskan dendam Wu Shen yang asli, tapi juga melindungi warisan emosi yang telah ditinggalkan anak itu: cintanya pada Wu Ruoxi dan Wu Guan, serta ketulusannya pada dunia yang telah menghancurkannya.

Jika dia mengatakan kebenaran itu saat ini juga, dia mungkin akan langsung diusir dari Sekte Phoenix yang berarti tidak dapat membalaskan dendam Wu Shen yang asli, atau mungkin lebih buruk lagi, ia akan dieksekusi mati.

Dan jika Wu Ruoxi tahu kenyataan jika anaknya sudah lama mati... Ia mungkin akan hancur.

'Tidak sekarang,' pikir Wu Shen. 'Belum saatnya...'

Dengan pelan, ia mengangkat kepalanya. Sorot matanya tenang, tapi dalam hatinya, lautan badai berputar kencang.

“Aku… tersesat, Bu,” katanya pelan. “Di Hutan Bayangan… aku hampir mati, sebelum aku menemukan buku warisan yang legendaris."

Wu Ruoxi sedikit terkejut. "Kitab Beladiri Tertinggi?!"

Wu Shen mengangguk mantap. "Benar, itu adalah kitab milik Sang Dewa Beladiri, Wusheng."

Wu Ruoxi sedikit terkejut. Siapa yang tidak mengenal nama Wusheng? Sosok pelopor seni beladiri pertama hingga menjadi salah satu jalur kekuatan yang dapat menyaingi para kultivator.

Hingga sekarang, nama Wusheng masih melegenda. Banyak orang yang rela berkelana bertahun-tahun untuk mendapatkan teknik-teknik warisan miliknya. Salah satunya adalah Kitab Beladiri Tertinggi, yang konon katanya memuat banyak rahasia tentang seni beladiri itu sendiri.

"Aku mendapatkan kitab itu ketika tidak sengaja terperosok masuk ke dalam lubang goa. Aku mempelajarinya sehingga ranah beladiriku cepat meningkat, juga rahasia tentang menggunakan seluruh aliran seni beladiri Naga Utama yang ada," lanjut Wu Shen dengan nada yang meyakinkan.

Wu Ruoxi menatapnya lekat-lekat, mencoba membaca kebenaran dari tiap jeda dan intonasi suara anak di hadapannya itu.

1
Rinaldi Sigar
lnjut
Yuga Pratama
begitu lebih baik
y@y@
dan akhirnya harus rela menunggu chapter berikutnya🤣
Caveine: sabar bang wkwkw 😂
total 1 replies
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
harusnya guru Ye harus pakai gaya Kuda" Lumping..🤣🤣🤣
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!