KU TERIMA JANDAMU

Sesudah pergi dari warung itu aku mencari hotel seperti yang di beritahu wanita itu.Aku memarkirkan mobilku dan langsung ke check in.Seorang pelayan mengantarku menuju ke kamar VIP yang ku pesan.

"Ini kamar anda tuan"

" Terima kasih" ucapku seraya masuk ke dalam.

Aku masuk ke dalam kamar itu.Kamar yang luas , bersih dan rapi dengan perabotan yang terlihat mahal. Sebuah sofa dan tv layar lebar dan kamar mandi kaca dan juga full AC. Dan juga sebuah tempat tidur king size.

Aku merebahkan diri di tempat tidur itu. Tapi pikiranku masih tetap tertuju pada wanita itu dan anak anaknya. Bagaimana dia menjalani hidupnya selama ini.

Aku tipe cowok yang selalu to the poin. Untuk hal yang ingin aku ketahui aku akan langsung mencari tahu daripada cuma diam dan memikirkannya. Karena itu aku mengambil hp dan langsung menelpon no seseorang . Di sana tercantum sebuah nama 'Romi'.

"Halo.. Ada yang bisa saya bantu tuan muda?" suara seorang pria muda yang membuatku tak nyaman dengan memanggilku 'Tuan Muda ' itu terdengar menyebalkan di telingaku.

Aku sebenarnya kesal tapi karena aku sedang ada perlu dengannya aku pun mengabaikannya.

" Kak Romi... apa kakak ingat kecelakaan yang menimpaku 2 tahun lalu? ... Waktu itu kan aku langsung berobat ke luar negeri bersama Mama.. kan Papa yang menangani urusan itu.."

Aku tahu kalau menyangkut Papa,semua pasti diserahkan pada Kak Romi asisten pribadi tangan kanan Papa. Yang juga merupakan Kakak angkat ku. Aku yakin dia pasti tahu semuanya.

" Iya betul ... Saya sendiri yang mengurusnya bersama tim pengacara kita..." jawab Romi.

" Lalu apa yang terjadi?" tanya ku

" Nyonya Kristy mengajukan tuntutan hukum kepada anda. Dia ingin anda di hukum dan di penjara. Kami sudah berusaha mengajak damai dan menawarkan uang dengan jumlah besar, tapi nyonya Kristy tetap bersikukuh anda harus di hukum. Tuan Besar sampai begitu kesal. Dan kami... Tuan muda tahu...." Romi menghentikan ucapannya.

Aku tahu apa yang hendak di katakan nya sampai ia ragu mengatakannya.

Ya .. uang.. pasti keluargaku bermain kotor dengan uang untuk memenangkan persidangan itu.Sudah menjadi rahasia umum , kalau semua bisa dibeli dengan uang.Terlebih orang yang punya kekuasaan karena papa waktu itu masih mempunyai jabatan politik.

" Ya.." jawabku singkat

"Nyonya kristy kalah di persidangan. Dan kita menuntut balik.Dan karena tidak sanggup membayar denda rumahnya disita. Tuan besar sudah memberi toleransi , dia tidak kita masukkan ke penjara karena alasan kemanusiaan...nyonya kristy sedang hamil..."cerita Romi

" Lalu dia tinggal dimana?"

" Awalnya dia masih tinggal di rumah mertuanya... tapi kemudian dia di usir.. mungkin karena kalah sidang dan rumah peninggalan anak mereka di sita.. Mereka juga menyalahkannya karena tidak mau menerima uang damai dari kita...karena nyonya Kristy yatim piatu dia kemudian menumpang tinggal di rumah Bibinya , saudara satu satunya yang tersisa dari pihak ibunya di Kota Blitar "

" Lalu apa Papa cuma membiarkan dia begitu saja? Dia janda dan hamil.." tanyaku.

" Sebenarnya Tuan besar juga merasa kasihan padanya... dan juga berniat sedikit membantunya.. Tapi nyonya Kristy benar benar menolak... Dia tidak mau menerima bantuan kami...dan dia malah memaki maki Tuan Besar. Tuan besar sangat marah dan akhirnya membiarkan dia begitu saja..."

" Apa yang di katakan wanita itu hingga membuat Papa kesal?" Tanyaku penasaran

"Nyonya Kristy bilang dia tidak mau menerima sepersen pun uang dari pembunuh " jawab Romi

' DEG'

Ucapan Romi itu bagaikan pedang yang menikam jantungnya. Meski ia tak sengaja menghilangkan nyawa seseorang karena kecelakaan namun itu sebuah kebenaran yang tidak bisa disangkal .Dia memang pembunuh.