Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 6
Rafael menatap intens wajah cantik Stella yang kini berada di hadapan nya, ada kabut gairah yang menyelimuti dirinya. Sontak saja Rafael mendekatkan wajahnya, lalu membenamkan ciuman di bibir Stella.
Tangan kekar nya sudah menjelajah tubuh sang istri, sementara Stella masih menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Rafael.
Tring ... tring ... tring ...
Terdengar bunyi gawai Rafael yang memecah konsentrasi Stella saat dirinya terlena dengan sentuhan-sentuhan yang dia terima dari suaminya.
"Siapa sih malam-malam begini menelpon kamu, Mas?"
Stella menatap Rafael dengan kerutan di kening nya, menandakan dirinya sangat terganggu dengan suara dering dari gawai Rafael.
"Sebentar ya, Sayang ...."
Rafael beranjak dari peraduan mereka, lalu memunguti celananya yang teronggok di lantai kamar. Lalu dia merogoh saku celananya untuk mengambil gawai miliknya.
Pria itu melihat sekilas ke layar pintarnya tertera sebuah nomor yang tidak di kenal menghubunginya. Awal nya Rafael terlihat bingung siapa yang menghubunginya malam-malam begini, tetapi seketika raut wajahnya berubah sudut bibirnya tertarik ke belakang membentuk sebuah lengkungan manis setelah pesan chat masuk di aplikasi hijau nya.
Beberapa detik kemudian senyuman indah itu hilang seketika ketika dia sadar kalau saat ini dirinya sedang berada di kamar bersama Stella.
Terlihat jelas raut wajah Rafael yang begitu terkejut setelah tahu siapa yang menghubunginya barusan, mendadak dirinya merasa bersalah pada Stella yang diam-diam telah memiliki wanita lain di hatinya.
Rafael dengan gesit melakukan aksinya, tangan kekarnya yang sedari tadi membeku kini kembali mengotak atik benda pipih yang ada di genggaman tangan besarnya, tanpa menunggu lama di tekan nya tombol on of pada layar tersebut hingga layar berubah menjadi hitam.
"Siapa Mas?"
Stella kembali melayangkan pertanyaan dengan tatapan penuh selidik, di saat mendapati sang suami terkejut ketika melihat gawainya.
Mendengar suara yang begitu familiar di telinga nya sontak Rafael tersadar dari lamunan nya yang masih menggenggam gawai di tangan besar miliknya.
"Eh, iya sayang."
"Itu telpon dari siapa, Mas? Malam-malam begini nelpon."
Stella terus bertanya dengan tatapan lurus menatap tajam sang suami.
"Ini si Roni, dia mengingatkan Mas kalau besok ada meeting." Jawab Rafael sambil meletakkan gawainya di atas nakas berusaha menghilangkan rasa gugup yang menyelimuti dirinya.
"Oh, tumben si Roni tengah malam begini dia hubungi kamu, Mas?" Stella kembali melayangkan pertanyaan pada Rafael yang masih penasaran dengan sosok yang menghubungi suaminya tengah malam.
"M-mungkin dia takut Mas lupa sayang, sudah ya jangan bahas ini lagi," kata Rafael coba mengalihkan pikiran Stella yang tampak mencurigai dirinya.
"Oh." Stella hanya ber-Oh ria saja setelah mendapat jawaban yang tak puas dari sang suami.
Namun, Stella tetap berusaha menepis segala kecurigaan nya pada suaminya. Dia tidak ingin hubungan yang semula harmonis dengan sang suami tiba-tiba hancur karena segala macam pikiran yang berkecamuk di benaknya.
Tidak ingin membuang-buang waktu sontak Rafael melangkah naik ke atas ranjang, kembali dalam pelukan Stella yang sedari tadi sudah menginginkan nya. Rafael mulai mencumbui istrinya dengan tangan besar yang bergerilya menelusuri setiap lekuk tubuh indah Stella, dia terus melanjutkan aksinya untuk membuai sang istri terbang ke langit ke tujuh.
🍁Ruang Makan🍁
Pagi pun tiba tampak seorang pria yang sudah rapi dengan setelan jas yang membalut tubuh atletisnya dengan membawa tas kerja miliknya, pria itu tak lain adalah Rafael. Dia berjalan menuruni anak tangga berukir menuju ruang makan. Disana sudah ada Stella yang sedang menyiapkan bekal untuk putrinya.
"Morning, Sayang ...."
Rafael berjalan mendekat ke arah Stella sembari mengecup kening istrinya yang semalam telah memberikan surga dunia untuk dirinya.
Stella tersenyum menatap suaminya yang telah mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.
"Tumben, Mas sudah bangun? Jam berapa ini, kok Mas sudah rapi?"
Stella bingung mendapati Rafael yang sudah rapi mengenakan pakaian kantor nya, yang tak biasa secepat ini.
"Jam 6 pagi. Hari ini aku ada meeting. Dan ada beberapa berkas yang harus aku siapkan untuk client." Jawabnya sembari menikmati hidangan makanan yang telah di siapkan oleh Stella.
"Client yang mana, Mas? Memang nya harus sepagi ini."
Stella bertanya sambil memotong steak yang ada di piringnya.
"Iya Sayang, itu client ku Pak Kusuma. Aku kan sudah bilang akhir-akhir ini kerjaan ku banyak banget di kantor. Jadi, maaf kalau waktu ku sedikit berkurang bersama kamu dan Rafella." Timpal Rafael dengan raut wajah yang sedikit di buat menyesal dengan keadaan yang membuat dirinya jauh dari keluarga kecilnya.
"Ya sudah Mas gak apa-apa, yang penting kamu harus ingat jangan sampai kamu melewatkan makan siang mu," pesan Stella pada Rafael suami yang begitu di cintai nya.
"Iya sayang, Mas tahu kok. Kalau gitu Mas berangkat dulu ya."
Rafael segera beranjak dan mendaratkan kembali kecupan di kening Stella.
"Sayang, Dad berangkat kerja dulu ya. Nanti kamu di antar sama Pak Edi saja." Rafael berpamitan pada putri kecilnya, sambil mengecup pucuk kepala Rafella.
Rafael pun berjalan melangkahkan kaki nya, namun baru saja dia melangkah tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya.
"Dad ...." Panggil Rafella menghentikan langkah Rafael.
Mendengar dirinya yang di panggil oleh sang buah hati, sontak dia berhenti dan menoleh ke arah Rafella. "Ya, Sayang ... ada apa?"
"Dad, jangan lupa ya nanti malam kita jalan-jalan ke mall." Ucap Rafella memperingati Daddy nya.
"Iya Sayang pasti." Rafael mengangkat jempol nya ke atas sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan tersebut menuju pintu utama.
🍁Kantor Rafael🍁
"Roni, apa saja agendaku hari ini?" Rafael bertanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari benda lipat yang ada di hadapan nya. Pria itu tampak fokus dengan berbagai macam berkas di atas mejanya.
"Nanti siang ada meeting dengan PT. Hadi Kusuma di Kafe X." Jawab Roni sambil membuka iPad miliknya.
"Baiklah, kalau begitu kamu boleh keluar.
"Baik, Tuan. Saya permisi dulu." Roni berpamitan dengan membungkuk kan tubuh nya sebagai tanda hormat nya pada bos selaku CEO dan pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
Rafael pun mengangguk tetap dengan mode sibuk nya tanpa sedikit pun menatap Roni sang asisten nya.
Siang pun tiba, disinilah dia berada di sebuah tempat dimana dirinya akan mengadakan meeting dengan salah satu client nya sekaligus makan siang juga.
Waktu pun terus berjalan, hingga tak terasa setelah 1 jam lamanya meeting, dan membuahkan hasil yang memuaskan untuk perusahaan yang dia pimpin saat ini. Sebelum kemudian dirinya keluar dari Kafe tersebut menuju tempat yang akan membawanya bertemu dengan seseorang.
🍁Kafe Y🍁
Di sebuah Kafe kecil yang ramai, seorang pria bernama Rafael duduk menunggu dengan secangkir kopi di tangan nya. Dia masih mengenakan baju kantornya dengan setelan jas yang membalut tubuh atletis nya, tampak sedikit gugup namun bersemangat. Di seberangnya, seorang wanita bernama Angel tiba, mengenakan gaun sederhana yang menambah pesonanya. Mereka saling tersenyum saat bertemu untuk pertama kalinya setelah beberapa hari berkomunikasi lewat chat game online.
"Angel! Akhirnya kita bertemu. Aku senang kamu mau datang." Rafael berucap dengan senyum manisnya yang mampu melelehkan hati perempuan yang ada di hadapan nya.
"Aku juga, Rafael. Sepertinya ini bisa jadi pengalaman seru. Kamu bilang mau mengajarkanku strategi baru 'kan?" Ucap Angel dengan hati yang berbunga dan tak lupa seulas senyum yang terbit dari bibir seksi nya.
"Iya, aku punya beberapa trik untuk membuatmu jadi pemain yang lebih baik. Tapi, aku juga ingin tahu lebih banyak tentang kamu." Jawab Rafael menatap intens wajah Angel yang menurut nya jauh lebih cantik daripada Stella.
Rafael tanpa sadar telah membandingkan kecantikan Angel dengan istrinya yang sudah mulai memudar karena tidak seperti dulu lagi yang selalu memperhatikan penampilan nya.
"Mungkin kita bisa mulai dari permainan dulu, lalu setelah itu ... kita bisa ngobrol lebih santai." Angel berkata dengan tatapan menggoda.
Mereka menghabiskan waktu bersama, membahas berbagai hal tentang permainan. Rafael menjelaskan strategi sambil memperlihatkan beberapa gerakan di ponselnya. Saat itu, suasana di antara mereka semakin hangat dan penuh tawa.
"Wah ...! Kamu memang sangat hebat. Aku tidak menyangka kamu sehebat ini." Rafael memuji kepintaran yang di miliki Angel.
"Ha ha ha ... mungkin karena aku punya mentor yang baik, seperti dirimu. Dan selain itu kamu juga kekasihku yang sudah pasti akan membuatku nyaman saat berada di dekat mu." Timpal Angel dengan gelak tawa yang mengiringi obrolan mereka berdua.
Saat percakapan berlanjut, ketegangan di antara mereka mulai terasa. Rafael tidak bisa mengabaikan ketertarikan yang semakin mendalam pada Angel. Mereka saling bertatapan, dan Rafael merasakan jantungnya berdebar.
Angel mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Rafael.
"Rafael, apakah kamu merasa ... ada sesuatu di antara kita?
Rafael pun mengangguk pelan merasakan perasaan yang sama di antara keduanya. Dalam suasana yang penuh gairah, Rafael memutuskan untuk mengambil langkah berani.
"Aku ... tidak bisa menahan diriku lagi, Angel."
Dengan berani, Rafael meraih tangan Angel, menariknya mendekat. Dalam momen yang penuh ketegangan itu, Angel tidak menjauh. Sebaliknya, dia mendekat dan berbisik.
"Kalau begitu, kita harus memanfaatkan momen ini, Sayang ...."
Mereka berdua pun saling mendekat, mencium satu sama lain dengan penuh hasrat. Adegan menjadi semakin intim ketika mereka menyadari bahwa perasaan yang mereka miliki jauh lebih dari sekadar teman bermain game. Dalam sekejap, mereka terjebak dalam momen yang menggoda, menciptakan sebuah hubungan terlarang yang tidak dapat mereka hindari.
Setelah pertemuan yang menggoda ini, keduanya menyadari bahwa mereka telah melangkah ke wilayah yang tidak biasa dalam hubungan mereka. Pertemuan ini mengubah segalanya, membawa mereka ke dalam dilema antara rasa cinta dan rasa bersalah.
"Aku, mencintaimu Rafael ...." Ucap Angel usai melepas pagutan bibir di kedua nya sembari menatap intens wajah tampan di hadapan nya.
*
"Stella ...."
.
.
.
🍁Bersambung🍁
Jgn jadi wanita lemah dong stell
percuma kau menyakiti Stella yg ada kau dan Gio akan masuk penjara karena suruhan Mama Elena sudah mengikuti kalian. Kasihan bayi Jeslyn nanti tak ada yang merawat karena kalian tinggal menjalani hukuman