Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.
Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 32 — Siluman Tikus Tanah
Jian Chen tidak ingin terlibat dari pertengkaran antara Lu Xuan dan Shen Ling jadi dia langsung berpamitan pada keduanya, mengatakan bahwa ia ingin berburu untuk mencari makanan.
“Aku tidak tahu seberapa bahaya hutan ini jadi sebaiknya hati-hati dan jangan terlalu jauh dari kami…” Lu Xuan berpesan.
Jian Chen mengangguk pelan sebelum pergi melompati dahan-dahan. Lu Xuan menyaksikan itu sedikit terpana. “Anak itu, bagaimana bisa dia bergerak tanpa mengeluarkan bunyi sedikitpun.”
***
“Ini benar-benar aneh, kenapa banyak sekali jejak hewan yang berlari…”
Jian Chen baru beberapa meter melangkah langsung terhenti saat menyadari disekitar tanah ada banyak jejak binatang. Jejak kaki itu berbeda-beda motif serta ukurannya yang menandakan bahwa binatang yang melewati tanah ini tidak satu jenis.
Selain itu Jian Chen menemukan tanaman-tanaman yang dilalui jejak ini menjadi rusak dan batang-batang pohon jadi tergores. “Sepertinya hewan-hewan ini sedang kabur dari sesuatu, mereka terlihat buru-buru…”
Jejak langkah kaki itu semuanya menuju barat, Jian Chen berjalan kearah sebaliknya untuk menemukan alasan janggal hewan-hewan ini.
“Saudara Jian, mohon tunggu sebentar!”
Jian Chen menoleh pada sumber suara dan mendapati Miou Yue sedang berjalan ke arahnya.
“Nona Yue, anda sudah bangun?”
“Beberapa saat yang lalu, aku terbangun tepat kau pergi. Setelah Lu Xuan dan Shen Ling memberi tahu anda sedang mencari makanan aku sebagai Ketua langsung kesini sekaligus memastikan keamananmu.”
Jian Chen tersenyum tipis, ia tidak yakin dengan hal itu. Andai ada yang lebih berbahaya mungkin ia lah yang melindungi Miou Yue.
“Jejak kaki ini…Sepertinya ada segerombolan hewan yang sedang dikejar?” Miou Yue kemudian menyadari ada banyak jejak kaki ditanah.
Jian Chen mengangguk. “Mereka seperti sedang takut terhadap sesuatu dari arah selatan.”
Miou Yue mengamati jejak kaki itu lebih dalam, menyentuh kadar tanah yang telah diinjak. “Tanah ini sedikit lembek sepertinya segerombolan hewan ini berlari beberapa jam yang lalu, apa ini ada siluman yang menakuti mereka.”
Tidak semua siluman membuat hewan-hewan menjadi takut seperti ini, meski siluman umumnya pemakan daging tapi rata-rata siluman mencari makanan sesuai dengan ukuran tubuhnya.
Misalnya siluman kelinci bertanduk akan memakan serangga-serangga yang kecil, mereka tidak berani memakan singa atau macan yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Berbeda kasusnya dengan jejak hewan-hewan ini, tidak peduli mereka seukuran gajah atau kecil seperti tikus semuanya seperti ketakutan dan berlari dari binatang ini.
Jian Chen ingin mengatakan sesuatu tetapi tiba-tiba dia merasakan getaran ditanah. Sebelum mencerna apa yang terjadi, dari semak-semak muncul belasan kelinci yang berhamburan melewati Jian Chen dan Miou Yue.
Jian Chen punya firasat buruk soal ini, belum lagi setelah kelinci ini melewatinya getaran ditanah semakin kencang. Jian Chen mendekatkan telinganya pada tanah sambil memejamkan mata.
Dia bisa merasakan ada hewan yang berjumlah banyak mengincar kelinci-kelinci tadi, hanya ada yang janggal dari pergerakan hewan-hewan itu seolah mereka sedang bergerak dikedalaman tanah.
“Celaka-! Ini gerombolan siluman tikus tanah-!” Jian Chen berseru.
“G-Gerombolan tikus tanah!” Wajah Miou Yue berubah pucat saat Jian Chen mengatakan itu.
Siluman tikus tanah adalah predator bagi siluman atau hewan lainnya. Tikus tanah layaknya seperti ikan piranha diperairan, mereka hidup bergerombol dan memakan daging apapun yang mereka lewati tak peduli kecil atau besar.
Siluman ini memang memiliki ukuran kecil tetapi dengan kuku tajamnya serta jumlahnya yang bisa puluhan membuat mereka lebih ditakuti dibanding serigala petir sekalipun.
Membunuhnya juga adalah perkara yang sulit karena mereka bergerak dikedalaman tanah, jangankan hewan atau siluman, manusia pun tak akan berani menghadapi tikus tanah ini.
Jian Chen bisa melihat beberapa puluh meter darinya tanah-tanah mulai menggelembung keatas sebagai tanda tikus tanah bergerak, tanah menggelembung itu bergerak ke arahnya dengan sangat cepat.
“Nona Yue sebaiknya anda pergi dan beritahukan pada yang lain agar semuanya berlari dari kawasan ini! Aku akan menahan mereka beberapa saat.” Jian Chen menoleh pada Miou Yue.
“Kau tak bisa melakukan itu Saudara Jian, menahan gerombolan tikus tanah sama saja dengan mengantarkan nyawamu!”
Jian Chen tersenyum tipis, walaupun dirinya dan Miou Yue berlari bersama sekarang semuanya sudah terlambat, mereka akan tetap terkejar meski menggunakan tenaga dalam sekalipun. Hasil terburuknya bisa-bisa Lu Xuan, Shen Ling, dan lainnya akan ikut termangsa jika tidak diberi tahu.
Dengan mengorbankan dirinya, Jian Chen berencana agar tikus-tikus tanah itu mengincar dan mengejarnya sehingga anggota Faksi Dua Pedang bisa selamat.
“Nona Yue tidak ada banyak waktu lagi, kita tidak bisa selamat jika sama-sama berlari.”
Miou Yue memejamkan mata sesaat sebelum mengambil keputusan dengan bulat. “Kalau begitu biarkan aku yang menahan mereka! Saudara Jian kau bisa pergi dan memberitahukan pada yang lain.”
Jian Chen tidak punya banyak waktu lagi untuk berbicara jadi dia mengeluarkan aura kultivasinya yang kuat. Miou Yue langsung terkejut dengan aura itu, meski tak bisa membaca kultivasi Jian Chen ia yakin kekuatannya jauh diatas dirinya.
“Saudara Jian, Anda…”
“Nona Yue kita tidak punya waktu… Tenang saja aku tak berniat mengorbankan diri. Aku punya trik agar bisa lolos dari tikus-tikus ini.”
“Apakah kau yakin?” Melihat kekuatan Jian Chen, Miou Yue berasa ada kemungkinan Jian Chen bisa selamat.
“Percayalah padaku.” Jian Chen tersenyum dengan tenang.
Miou Yue mengigit bibirnya. “Kalau begitu aku akan menunggumu kembali. Berjanjilah agar kau hidup dan menemuiku...”
Setelah berkata demikian Miou Yue kemudian pergi secepat yang ia bisa, Jian Chen melihat dari kejauhan sebelum gadis itu hilang dari pandangannya.
Jian Chen menoleh kembali pada tikus-tikus tanah itu sambil mengeluarkan pedang taring putih. Ia harus menghadang mereka beberapa saat agar dirinya diincar oleh tikus-tikus tanah itu.
Jian Chen memejamkan mata sambil menghirup napas yang dalam, melawan tikus tanah itu bukanlah perkara yang mudah, mungkin ia harus menghabiskan semua tenaga dalamnya untuk membunuh puluhan dari mereka.
Tidak berangsur lama, tikus-tikus tanah sudah ada didekat Jian Chen. Mata mereka memerah saat melihat ada mangsa, 3 tikus tanah paling depan keluar dari permukaan tanah lalu melompat, menyerang Jian Chen dengan kuku tajamnya.
Pandangan Jian Chen menjadi tajam. Ia menggengam pedangnya lalu mengalirkan tenaga dalam. “Menembus awan...”
Jian Chen mengayunkan pedangnya dengan kuat, dalam sekali tebasan 3 tikus tanah itu terbelah menjadi dua diudara.
Tikus-tikus tanah tidak berhenti meski temannya mati, kini semakin banyak yang keluar dari tanah dan menyerang Jian Chen. Puluhan tikus tanah melompat bersamaan dengan mengeluarkan cakar.
Sambil menghindar, Jian Chen bergerak mundur secara perlahan dan kadang memberikan tebasan yang membunuh beberapa tikus-tikus tanah tersebut. Jian Chen hanya bisa mengumpat melihat begitu banyaknya tikus tanah itu.
Saat dirinya mulai merasa dikepung, Jian Chen melompat ke dahan pohon sebelum kembali mendarat ditanah yang lain. Jian Chen harus mengubah arus gerakan mereka agar tidak mengincar Miou Yue dan lainnya.
Jian Chen mulai berlari, kecepatannya tidak terlalu cepat agar ia berada dalam jangkauan tikus tanah itu. Sekitar dua ratus meter ia bergerak Jian Chen memasuki hamparan rumput yang luas.
Jian Chen kemudian berhenti ditengah-tengah hamparan rumput itu, ia membalikan tubuhnya lalu menghadap gunungan tanah yang bergerak ke arahnya.
‘Sepertinya tempat ini cocok untuk melawan mereka…’ Jian Chen sedikit sulit melawan tikus tanah dikedalaman hutan jadi dia membutuhkan tempat terbuka.
“Baiklah kalian yang memaksaku, ayo datanglah…”