"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Ariana seakan tidak mendengar apa yang di katakan ketiga anaknya itu. Matanya hanya tertuju ke layar televisi di depannya, dia mendengarkan secara seksama penjelasan Daniel mengenai kondisi Kenzie. Iya anaknya di beri nama Kenzie oleh keluarga Mahesa. Nama yang bagus, sesuai dengan ketampanan bocah kecil itu.
Lemah sejak kecil, sakit parah dan membutuhkan perawatan. Kata-kata ini seperti lafalan mantra yang terus berputar di dalam benaknya.
"Kenzie kecilku, maafkan aku ..., Itu semua karena Mama, Mama tidak pernah memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu, Mama bersalah pada mu."
Kata-kata itu berulang kali Ariana katakan dalam batinnya, ia menyesali perbuatannya yang salah, meninggalkan Kenzie yang lemah, sementara ketiga anaknya yang lain sehat dan tumbuh dengan aktif.
Ariana yang biasanya terlihat sangat kuat. Ariana yang dapat melawan pencuri dan penjahat, Mama yang tidak takut mendaki gunung ataupun menyebrangi lautan yang luas dan dalam, Mama juga yang tanpa lelah mencari uang untuk menafkahi mereka. Tidak peduli seberapa besar masalahnya, Reva tidak pernah melihat ibunya menangis sebelumnya.
Reva menatap ke arah Deffan dengan bingung.
Deffan ingat, bahwa ia sudah salah di kenal sebelumnya. Mungkin kepala kelompok pengawal itu mengira bahwa dirinya adalah Kenzie.
Apakah itu artinya ..., Kenzie adalah saudaranya?
Daniel yang terlihat persis seperti dirinya dan Kenzie, mungkinkah Daniel adalah ayah mereka?
Mulut Deffan secara otomatis ternganga, matanya seketika membulat.
Revi melompat dan turun dari kursi kecilnya, dan kemudian berjalan ke arah mamanya dengan kaki kecilnya.
Dia mengulurkan tangan kecilnya yang montok ke ibunya sambil berkata: "Jangan menangis Mama, makanlah permen ini, rasanya sangat manis."
Ariana kembali tersadar dan menyeka air matanya, lalu ia membungkuk dan memeluk Revi dengan erat, hatinya terasa hangat.
Di samping ruangan, Deffan membisikkan, sesuatu rahasia terbesar, yang baru saja dia ketahui itu kepada Reva.
Reva sama terkejutnya dengan dirinya.
"Ah yang benar ...?"
Nada suaranya yang tinggi, tiba-tiba menarik perhatian Ariana dan Revi.
"Kalian berdua kenapa?"
"Ngk .., ngk apa-apa, Ma, kita hanya membicarakan penyakit Kenzie. Dia kasihan sekali. Mama, kami pikir, Mama harus terus semangat untuk menjadi dokter junius, agar bisa menyelamatkan dunia dan berusaha menyembuhkan!"
Apa yang dikatakan Deffan, tepat seperti apa yang di pikiran Ariana.
Tetapi ....
Daniel sangat membencinya, dan yang pasti, Daniel tidak akan mengizinkan untuk mendekati Kenzie kecilnya.
Untuk mengobati dan merawat Kenzie, Ariana harus dapat memasuki rumah keluarga Mahesa terlebih dahulu. Dan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan!
Reva yang berdiri di samping, seperti merasakan kekhwatiran mamanya. Ia berlari ke dalam kamarnya, dan mengambil sebuah kotak harta karun nya.
"Mama, senjata harta karun ku ini bisa Mama gunakan."
Ariana yang mendengar suara Reva langsung menoleh dan menatap Reva yang membawa kotak yang berisi alat-alat make-up. Dia mengernyitkan keningnya bingung dengan tingkah putri kecilnya itu.
"Senjata rahasia apa?" Revi mengerjapkan bulu matanya yang lentik, seperti boneka Susan, imut dan lucu sekali.
Reva melirik Revi dan berkata: "Kau tidak perlu melihatnya, yang pastinya bukan kue dan permen coklat."
Revi memutar bola matanya dengan enggan.
"Tentu saja aku tahu, bahwa di dalam kotak mu itu berisi alat-alat kecantikan, yang hanya di gunakan oleh orang dewasa. Tapi .., Mama tidak perlu menggunakan itu, dia sudah sangat cantik."
Mata Ariana berbinar.
"Reva, maksudmu, kau ingin Mama mengubah penampilan Mama, agar Mama bisa merawat Kenzie?"
Ya, Mama pintar sekali," Revi senyum-senyum geli menatap mamanya dengan memegang kotak yang tidak terlalu besar itu.
Ariana mengambil kotak itu dan meletakkannya di lantai, dia membuka dan melihat apa saja isinya.
Ini memang cara yang baik dan tepat untuk mendekati Kenzie.
Ariana merasa sangat beruntung, memiliki putri yang dianugerahkan sebagai ataupun selevel dengan tingkat penata rias internasional sejak kecil, dan sekarang putrinya sudah membantunya untuk memecahkan persoalan ini.
.
.
.
Disisi lain, di perusahaan Mahesa grup. Liki yang masih khwatir tentang kelumpuhan sistem perusahaan sedang melihat berita mengenai pak Daniel yang sedang mencari perawatan medis Kenzie. Dan dia tiba-tiba mengingat sesuatu, kemudian bergegas keluar dari kantor.
dua puluh menit kemudian, ia mengetuk pintu depan mansion mewah pak Daniel.
Dengan sigap, kepala pelayan tua membuka pintu.
"Liki, apakah kau mencari pak Daniel? Tuan tidak ada di rumah, dia ..,"
"Tidak, saya hanya ingin bertemu dengan Tuan muda."
Liki segera masuk melewati ruang tamu, kemudian masuk hendak melewati ruang keluarga juga, namun seketika Liki menghentikan langkahnya, ia melihat Tuan muda yang ia cari duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah yang cemberut dam kaku. Penampilannya yang dingin dan arogan sama persis dengan pak Daniel dalam model mininya.
Dia sedikit batuk, dan mendekati Kenzie.
"Kenzie, paman datang untuk menemui mu."
Kenzie menoleh, lalu menatapnya dari atas sampai bawah. Dan kemudian ia pun bertanya:
"gimana pendapat mu?" tanya Kenzie tiba-tiba.
Eh ...,
"Tampan, Kenzie memang paling tampan," Liki menatapnya dengan tersenyum manis, sambil mengacungkan kedua jempol nya.
Kenzie menatapnya dengan bosan.
"Paman boleh pergi."
Liki tertegun, lalu tersenyum kecil.
"Kenzie, paman ada sesuatu yang lain, yang ingin paman bicarakan,"
"Kalau begitu, berhenti bicara omong kosong!"
Meskipun Kenzie masih muda, namun matanya yang tajam, tampaknya mampu memahami isi hati orang dewasa.
"Oke, kalu begitu paman akan mengatakannya secara langsung. Kenzie, paman dengar master hacker ternama, Mason, secara pribadi mengajarimu untuk memecahkan bagian kunci sistem, kan?"
Kenzie menyipitkan matanya dengan tidak sabar.
Liki segera bicara dengan terus terang.
"Jaringan perusahaan sedang di serang oleh peretas, dan sistemnya lumpuh total. Bisakah Kenzie membantu paman?"
...****************...
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Bagaimana kisahnya?
Ikuti terus jalan ceritanya ya. jangan lupa tap love agar mendapatkan notifikasi update terbaru dari author. Jika kalian suka dengan ceritanya, tap bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 lima ya. jika cerita ini berkesan bagi kalian para pembaca, tolong berikan vote setiap minggunya. like dan berkomentar lah, agar karya ini naik level dan cepat berkembang. terimakasih atas dukungannya.
author sangat berharap, kalian yang membaca, mendukung penuh karya ini. terimakasih 🙏🙏