Gadis badas seorang Mahasiswi berprestasi dan pintar berbagai bahasa, harus berakhir koma karena orang yang iri dengki kepadanya.
Jiwanya masuk ke tubuh seorang istri bodoh, seseorang yang selalu mudah ditindas oleh suami dan mertua serta orang lain.
“Ck! Aku nggak suka wanita lemah dan bodoh! Haruskah aku balaskan dendam mu dan juga dendam ku?“ Tanya si mahasiswi pada wajah si pemilik tubuh yang dia masuki melalui cermin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Affair.
Yura menekan rasa gelisah nya karena ketahuan berbohong, dia tidak menduga Alaric akan menyelidiki dirinya.
“Tuan Arogan, ups! Maksudku, Tuan Alaric. Saya memang ingin berbicara dengan mu, tapi... situasi saya saat ini sedang susah. Putra saya sedang sakit, dan saya meninggalkan kedua anak saya di kamar hanya dengan suster penjaga. Bisakah kita bicara di lain waktu?“
“Saya tau kamu tidak berbohong karena saya tau anak mu dirawat disini, Nyonya. Tetapi saya sedang menyelidiki kasus kecelakaan yang terjadi pada Nona Yura, jadi... kita tetap harus bicara saat ini juga. Kamu tidak ingin saya berpikir jika kamu ingin kabur setelah ketahuan berbohong, bukan?“
Pria keras kepala dan curigaan! Yura merutuki Alaric.
“Bagaimana?“ Alaric juga ternyata pria tak sabaran.
“Apa Tuan Alaric curiga pada saya?"
“Menurut kamu? Semalam bahkan kamu bertanya tendang luka tusuk yang terjadi pada saya, sepertinya kamu mengenal saya... atau mengetahui tentang insiden itu. Jika kamu adalah teman Nona Yura, saya bisa mengerti. Akan tetapi, setelah penyelidikan... kamu dan Nona Yura tidak saling mengenal.“
Yura mengangguk mengerti dengan kecurigaan Alaric padanya, “Ikut saya, kita bisa bicara di ruang rawat putra saya. Tapi, ingat! Kamu jangan pernah berani melototi atau bersikap kasar pada anak saya lagi, mengerti?!“
“Siapa kamu berani menegurku!?“ bentak Alaric tak terima.
“Kalau begitu, sebaiknya kita hentikan pembicaraan ini! Saya nggak mau bicara dengan mu, jika kamu masih bersikap arogan!“ Yura pun segera berjalan dan melewati tubuh Alaric.
“Tunggu! Baiklah, aku akan menurutimu! Aku akan bersikap baik pada anak mu!“ ucap Alaric, pria itu pun terpaksa mengikuti Yura di belakang wanita itu karena Yura tak menimpali perkataan nya barusan.
Di ruangan rawat Nevan, Alaric menelisik ruangan. Nevan tidur di ranjang rawat, sementara Nessa tidur di sofa bed dengan Yura duduk bersama anak itu.
Alaric kebingungan ingin duduk dimana.
“Sampai kapan kamu ingin berdiri? Ambil kursi di samping brankar dan duduklah di dekat saya agar kita bisa bicara secara pelan.“
Alaric keberatan, dia biasanya selalu dilayani. Sekarang Yura malah menyuruh nya untuk mengangkat kursi.
“Ada apa, Tuan Arogan? Tangan mu tidak terbiasa mengangkat barang?“ sindir Yura.
Alaric menipiskan bibir, dia pun akhirnya mengangkat kursi di samping brankar dan memindahkan ke dekat sofa.
Waktu menunjukkan pukul 19.45 malam, saat Yura melihat jam di ponsel.
“Ini sudah agak malam, kita percepat saja Tuan Alaric. Apa yang ingin kamu tanyakan?“
“Darimana kamu tau tentang penu-sukan pada saya?“ Alaric pun langsung bicara.
Yura membetulkan selimut pada tubuh Nessa, kemudian menatap Alaric. “Saya benar-benar mengenal Yura, meskipun kamu tidak akan percaya. Tapi, Yura lah yang menceritakan tentang insiden penusukan itu.“
Yura pun melanjutkan, “Sepertinya penyelidikan mu kurang tepat, Tuan Alaric. Meskipun saya jarang bertemu Yura, tapi kami sesekali bertelepon.“ Begitu tenang Yura saat berbohong.
“Kalau benar kalian sering berkomunikasi, coba ceritakan tentang insiden penu-sukan pada saya.“ Ujar Alaric.
Yura mulai menceritakan tentang kejadian 4 bulan lalu, saat dia membantu Alaric dari pencopetan. Yura hanya tau itu adalah insiden pencopetan biasa, dia tidak tau sebenarnya kejadian itu hampir membunuh Alaric jika Yura tidak datang menolong.
“Bagaimana, benar bukan kejadian nya seperti yang saya ungkapkan barusan?“ tanya Yura.
Mau tak mau Alaric mengangguk, dia mengakui jika wanita di hadapan nya itu memang mengetahui tentang insiden yang terjadi padanya.
“Jadi, kenapa kamu ingin bertemu dengan ku saat tadi asisten ku datang kesini?“ tanya Alaric menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
“Saya ingin bertanya, apa motif Anda mengurus Yura dan keluarga nya?"
“Saya ingin balas budi padanya, sejak insiden itu saya terus mencari keberadaan Nona Yura karena setelah dia mengantar saya ke rumah sakit... saya kehilangan jejaknya.“
“Yura hanya menolong mu, kenapa harus berlebihan.“ Ujar Yura.
“Aku tidak bisa menjelaskan!“ Jawab Alaric skeptis, itu hal berbahaya dan privasi.
Keduanya terlibat perbincangan tanpa mendengar langkah kaki seseorang yang masuk ke ruangan.
“Oh! Jadi kamu berselingkuh dariku, Aruna?! Jadi karena itu, sikapmu berubah padaku!“ Yoga datang dengan menenteng paper bag berisi makanan, dia masih berusaha ingin memperbaiki citranya di mata istrinya. Apalagi saat tadi bersama Vania, tiba-tiba Yoga malah terbayang-bayang wajah cantik dan tubuh mo-lek Aruna.
Alaric ingin berdiri dari duduknya, namun Yura menahan tangan lelaki itu. “Jangan pedulikan dia, tuduhan itu untuk dirinya sendiri. Dia lah yang sudah berselingkuh dengan mantan istrinya, jadi dia sedang berusaha untuk playing victim.“
Wajah Yoga memerah, dia tidak menyangka Yura akan mengatakan tentang hubungan terlarang nya dengan Vania di depan orang lain.
“Tunggu! Bukankah kamu adalah Tuan Alaric, tunangan dari Nona Sabrina putri dari Tuan Candra?“ Yoga akhirnya mengenali Alaric.
“Benar, jadi tarik tuduhan Anda tadi jika saya ada affair dengan istri Anda! Saya bukan pria seperti itu, berbeda dengan Anda!“
“Oh, jangan percaya ucapan istri saya Tuan Alaric. Dia hanya sedang cemburu karena mantan isteri saya telah kembali setelah lima tahun lamanya dia pergi.“ Yoga berkilah.
Alaric mengangkat bahunya tak perduli, “Bukan urusan saya! Saya hanya tidak ingin Anda berpikir jika saya ada hubungan dengan istri Anda. Saya datang kesini karena ada sesuatu hal penting yang harus kami bicarakan!“
Alaric menoleh pada Yura, “Kalau begitu, Nyonya Aruna... saya permisi dan kita lanjutkan pembicaraan yang tertunda ini nanti.“
Alaric bangun dari duduknya, dia berjalan ke arah Yoga untuk sampai ke pintu. “Saya permisi, Tuan Yoga! Ah, adik Anda mengajukan proposal kerjasama pada perusahaan saya. Mungkin nanti... kita akan sesekali bertemu!“
Alaric pun melangkah menuju pintu untuk pergi dari sana, namun sebelum benar-benar keluar dia menoleh ke arah Yura dan ia melihat wanita itu tersenyum padanya.
bodoh bangt tuh laki