NovelToon NovelToon
SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:891.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Punya tetangga tukang gosip sih sudah biasa bagi semua orang. Terus gimana ceritanya kalau punya tetangga duda ganteng mana tajir melintir lagi. Bukan cuma itu, duda yang satu ini punya seorang anak yang lucu dan gak kalah ganteng dari Bapaknya. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa bertetanggaan dengan duda yang satu ini?

Dan orang beruntung itu tak lain adalah Lisa. Anak kepala desa yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibu Kota. Pas pulang ke rumah, eh malah ketemu duda ganteng yang teryata tetangga barunya di desa. Tentu saja jiwa kewanitaannya meronta untuk bisa memiliki si tampan.

Penasaran gak sih apa yang bakal Lisa lakuin buat narik perhatian si duda tampan? Kalau penasaran, yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ganjennya Keluar

Lisa membawa Rayden kembali ke rumahnya.

"Aa, Mamah, Abah." Panggil Lisa dengan suara melengking. Tidak lama dari itu si Mamah pun nongol dari arah dapur, setelah itu A Asep juga keluar dari kamarnya. Sedangkan si Abah tidak memunculkan batang hidungnya. Sepertinya tidak ada di rumah.

"Ada apa lagi sih Neng?"

"Duduk dulu." Pintanya sambil membawa Rayden duduk di sofa. Lalu dengan patuh Mamah dan Asep pun duduk berhadapan dengan Lisa.

"Begini." Lisa memulai pembicaraan. Dan kedua orang dihadapannya pun terlihat serius menyimak.

Lisa menghela napas berat. "Eneng mau nikah sama Pak Erkan."

Eh?

Mamah dan Asep pun saling melempar pandangan mendengar itu. Setelah itu mereka kembali menatap Lisa.

"Kamu teh mimpi di siang bolong nya, Neng?" Cibir si Aa.

"Ih... Eneng teh lagi serius. Eneng mau nikah sama Pak Erkan, jadi Mamah sambung Rayden." Jelas Lisa terlihat semangat.

Mendengar itu sontak Mamah dan Asep pun tertawa terpingkal-pingkal.

"Ih... kok malah pada ketawa sih? Eneng serius atuh."

Mamah memegang perutnya yang terasa sakit sangking lucunya si Eneng Lisa. "Kamu mah mimpinya kejauhan. Sekarang Mamah tanya, emang Erkan mau sama cewek barbar kayak kamu?"

"Mamah! Eneng kan bisa jadi kalem kalau di depan pak Erkan." Jawab Lisa tersenyum malu.

"Eleh... paling juga pak Erkan mikir dua kali buat nikahin kamu."

"Aa! Eneng mah serius." Kesal Lisa karena tidak ada yang menganggapnya serius.

"Kenapa kamu tiba-tiba pengen nikah sama Pak Erkan habis pulang dari rumahnya? Udah bosan tinggal di rumah kecil ini?" Sindir Mamah.

"Ck, Mamahnya suka suuzon sama Eneng. Tadi itu ada tante-tante menor mau nyelakain Ray. Makanya jiwa emak-emak Eneng mulai keluar. Untung tadi Eneng sigap buat nangkis tangan tu Tante, masak iya mau nampar Rayden."

"Hah, nampar?" Kaget Mamah dan Asep kompak.

Lisa mengangguk. Lalu mengalirlah cerita dari mulut Lisa soal kejadian beberapa menit yang lalu.

"Ya Allah, kok masih ada ya perempuan sekejam itu. Terus cuma karena itu kamu mau jadi Mamanya Ray?"

Lisa mengangguk yakin.

"Emang pak Erkan mau sama kamu, Neng?" tanya Asep.

"Gak tahu. Makanya sekarang Eneng ajak Mamah sama Aa ngobrol. Si Abah kemana nya?"

"Paling ke rumah Pak Marwan bahas gotong royong minggu depan." Jawab Mamah apa adanya.

"Ya udah atuh kita aja yang ngobrol serius."

Si Mamah menghela napas pendek. Lalu matanya tertuju pada Rayden yang terkantuk-kantuk. "Itu si kasep ngantuk Neng."

Sontak Lisa pun menoleh. "Eh? Ngantuk ya? Bobok aja atuh Ray." Lisa pun menidurkan Rayden di pahannya sambil mengusap kepala anak itu dengan lembut.

"Terus gimana sekarang?" Tanya Mamah serius.

"Ya kita lamar aja Pak Erkan." Celetuk Lisa tanpa beban. Sontak Mamah dan Asep pun tertawa geli mendengarnya.

"Aduh... jatuh atuh harga diri Pak Erkan kalau kamu yang lamar. Emangnya kamu pikir nikah itu cuma sekadar jaga Rayden aja apa? Kamu juga harus ngurus suami, tiap malam ngasih servis yang bagus." Jelas Asep.

"Servis kumaha? Maksudnya servis bersih-bersih kitu?" Tanya Lisa dengan polosnya.

Mamah menepuk lengan Asep. "Kamu mah ngomongnya gak jelas. Emangnya si Eneng udah berpengalaman apa?"

"Lah mana tahu Asep mah. Lagian si Eneng, servis aja gak tahu gimana mau nikah? Yang ada Pak Erkan harus mandi tiap detik karena si Eneng kelewat polos."

"Gaje si Aa mah ih," ledek Lisa.

"Kamu yang gaje."

"Woeee... emang gw pikirin." Lisa menjulurkan lidahnya.

"Udah atuh jangan ribut aja. Mamah gak setuju kamu nikah duluan, tunggu Aa kamu nikah dulu biar sekalian lepas." Putus Mamah.

"Ih... Mamah... kalau nunggu si Aa nikah mah keburu tua atuh Eneng. Sekarang Eneng udah dua puluh dua, Mah."

"Duh... umur aja udah dua puluh dua, servis aja gak tahu." Ledek Aa Asep.

"Biarin, kan nanti bisa di ajaring sama Kang Erkan tersayang."

"Dih... ganjen pake manggil Akang. Mana mau orang kota di panggil Akang."

"Huh julid." Lalu Lisa pun menarik perhatiannya pada si Mamah. "Mah, boleh ya Eneng nikah sama Kang Erkan nu tampana gak ketulungan. Kan Mamah juga yang seneng kalau punya mantu kasep, pasti cucu Mamah nantinya kasep dan cantik."

"Bukan masalah itunya atuh Neng, udah jelas Mamah senang lah punya mantu ganteng dan kaya. Tapi... sekarang Mamah tanya. Erkan mau enggak sama kamu? Orang kamu masih pecicilan gini. Kalah sama anak abg sekarang, udah tahu lakik sampe bibirnya menor-menor. Padahal masih smp. Lah kamu bedak aja senin kamis pakeknya."

"Ih si Mamah mah, yang penting kan skincare-an tiap hari."

Mamah menghela napas berat. "Mamah kurang setuju. Jangan malu-maluin ah, takutnya Erkan gak srek sama kamu."

"Kan belum dicobak, Mamah." Bibir Lisa menyebik.

"Emangnya barang bisa dicobak-cobak? Udah ah, Mamah mau lanjut masak." Mamah pun bangkit dan langsung pergi ke dapur. Sekarang cuma ada Lisa, Asep dan Rayden yang tidur di sana.

"A... kumaha atuh? Bantu Eneng ya kali ini, please."

"Au ah... susah kalau punya adek udah kepincut sama duda."

"Lah... kok malah pada kabur sih? Awas aja kalau nanti Eneng jadi nikah sama Pak Erkan. Kalian bakal Eneng tinggalin." Kesalnya. Namun detik berikutnya ia tertawa geli. Bukannya anak gadis emang bakal pergi kan pas udah nikah? Ada-ada aja si Eneng mah.

"Kalau udah nikah kan udah pasti ikut suami, kumaha sih kamu, Neng." Ujar si Aa nongol lagi karena ponselnya ketinggalan.

"Biarin, yang penting nanti Eneng gak perlu liat muka jelek Aa lagi. Woeee." Lisa menjulurkan lidanya.

"Heeeh... kalau bukan adek udah aku jitak," kesal Asep menggerakkan tangannya seolah menjitak kepala sang adik. "Ganjen."

Asep pun langsung pergi, mengabaikan Lisa yang terus mengomel karena kesal.

****

Sore menjelang malam, Erkan pun baru pulang dan langsung menjemput Rayden.

"Assalamualaikum," ucapnya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam." Sahut Lisa membuka pintu dengan semangat karena sudah tahu Erkan yang datang. Seketika senyumannya mengembang saat melihat Erkan.

"Eh si Ak... eh maksudnya Pak Erkan. Masuk dulu yuk."

Erkan tersenyum ramah. "Gak usah repot, saya mau jemput Rayden langsung."

"Tapi Ray masih bobok di kamar saya. Nanti aja kalau enggak Bapak jemputnya. Kasian kalau dibangunin." Sekalian ngapel hehe. Sambung Lisa dalam hati.

"Oh, ya sudah. Nanti malam saya jemput kalau tidak merpotkan."

Duh... wanginya bikin nagih pisan. Jadi pengen peluk.

"Enggak kok. Pintu ini selalu terbuka untuk Bapak."

Erkan tersenyum kikuk. "Kalau begitu saya pamit dulu. Mar...."

"Eh tunggu dulu." Seru Lisa memotong ucapan Erkan. Dan lelaki itu pun langsung memberikan tatapan bingung.

"Itu, tadi siang saya sama Ray kan ke rumah Bapak karena Ray pengen susu. Terus ada tante-tante gitu ke rumah. Tapi dia jahat sama Rayden. Mungkin Bapak kenal?"

Mendengar itu raut wajah Erkan langsung berubah datar.

"Eh... tapi Bapak tenang aja, saya udah usir dia pake jurus ninja."

"Hm. Terima kasih, nanti saya kembali untuk jemput Rayden." Ujar Erkan yang langsung beranjak pergi dengan ekspresi aneh.

"Lah... kok langsung pergi aja sih? Gak mau gitu kasih salam sayang dulu hehe." Lisa memeluk pintu sambil terus memandang punggung Erkan yang perlahan menjauh.

"Ya Allah... jika dia jodohku... maka dekatkanlah. Tapi jika dia bukan jodohku, maka tetap jodohkanlah. Maaf Ya Allah kalau maksa, tapi emang gak bisa ikhlas kalau dia sama yang lain. Hati ini akan menangis darah."

1
Julia Juliawati
adek ipar kynya. mgkn dia suka sm erkan tp erkan g suka sm dia
Julia Juliawati
eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣
Julia Juliawati
dasar paduda haha
Julia Juliawati
mending setengah jam. ada yg mandi smpe dua jam. ntah apa aj yg di gosok
Julia Juliawati
peda na peda beureum tabah peuteuy jeung jengkol muda muatap.mantan lewat di belakang aj g tau🤣🤣
Julia Juliawati
mantap kesukaan akoh itu
Julia Juliawati
hadiah semua🤣🤣
Luh Nanik
di bikin rendang aja Thor...😁😁😁😁
Saeni Bae
Kecewa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ahmad irwan
bagus
iecha fathir
lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
🤣🤣🤣😂😂...polos banget rey
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
seru banget...😂😂🤣🤣🤣
Witri Yanti
mantap Thor Suko Wak carito nyo
Lisa Virgiyanti
👍👍👍
Rizki Surya
seru ceritanya aku suka
Wid
bagus banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!