Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah membereskan barang-barangnya di perusahaan MA Group, Keyra segera menghampiri mobil Alexio yang masih menunggunya di luar. Hari ini, Keyra mulai bekerja di perusahaan milik Alexio, dan meski sedikit canggung, ia berusaha bersikap profesional.
"Apa semua sudah beres?" tanya Alexio yang di jawab anggukan oleh keyra. "Lalu, kau yakin ingin bekerja hari ini?" tanya Alexio memastikan.
"Tentu saja," jawab Keyra, mantap.
Alexio mengangguk pelan dan mulai menjalankan mobilnya. Selama di perjalanan, baik Keyra maupun Alexio tidak ada yang mengeluarkan suara. Bahkan, Keyra melupakan kekesalannya atas tindakan Alexio yang sudah membuat tanda di lehernya. Saat ini, yang Keyra rasakan hanya rasa gugup dan takut karena bagaimanapun juga, perusahaan AL'X company adalah perusahaan besar.
Setelah melaju -+ 30 menit, tiba-tiba Alexio menepikan mobilnya, membuat Keyra menoleh, menatap Alexio curiga. "Kenapa berhenti? Kau mau meninggalkan ku di sini, ya?"
"Dasar bodoh. Kita hampir sampai di perusahaan. Kau tidak ingin di hari pertama mu bekerja, semua orang tahu kau datang satu mobil dengan atasanmu, bukan? Lagipula, tidak ada yang tahu jika kita suami istri. Maksud ku, hanya ada dua orang yang tahu. Mereka adalah orang kepercayaan ku. Jadi, kau tidak perlu takut."
"Cih, siapa yang takut." Keyra meraih tas nya dan membuka pintu, hendak turun dari mobil Alexio. Namun tiba-tiba, Alexio menariknya pelan.
"Tunggu sebentar!"
"Ada apa lagi?" gerutu Keyra yang menatap bingung saat pria itu tersenyum kecil sambil memerhatikan tanda merah samar di lehernya, bekas ciumannya.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengatakan jika Tony yang akan memberitahu posisi mu, nanti," ucap Alexio.
"Oh, aku pikir ada apa." Keyra turun dari mobil, memperhatikan mobil Alexio yang melajukan meninggalkannya.
"Huft, aku gugup sekali," gumamnya pelan. "Tidak, aku tidak boleh gugup , aku harus semangat. Aku yakin, aku pasti bisa." Dengan langkah percaya diri, Keyra berjalan menuju perusahaan yang menjadi tempat ia akan memulai babak baru kehidupannya.
...****************...
Dan, di sinilah Keyra sekarang berada, di depan gedung pencakar langit perusahaan AL'X Company. Dia memandang bangunan megah itu dengan decak kagum. Pencahayaan yang menyoroti dinding kaca gedung tersebut memberikan kesan elegan dan berkelas. Padahal, perusahaan keluarganya juga tidak kalah besar, tapi melihat langsung perusahaan milik Alexio tetap membuatnya terkesan.
"Sangat besar dan megah," gumam Keyra. Dia menggelengkan kepalanya, menarik napas dalam, mencoba menenangkan perasaan gugupnya. "Kau bisa, Keyra. Ini langkah baru untukmu," gumamnya untuk menyemangati diri sendiri. Dengan langkah mantap, ia berjalan memasuki ke lobby gedung yang luas, tempat berbagai kesibukan para karyawan tampak jelas.
Di sana, seorang pria berdiri menunggunya dengan senyum ramah. Pria itu adalah Tony, asisten Alexio yang sudah diberi arahan untuk menyambut Keyra.
"Selamat pagi, Ny ... eh, maksud saya, Keyra," sapa Tony, hampir saja memanggilnya dengan sapaan formal yang tidak seharusnya digunakan di hadapan publik.
"Selamat pagi," balas Keyra dengan sopan, berusaha untuk tenang.
"Perkenalkan, saya Tony, asisten tuan Alexio. Mari, saya akan mengantarmu ke ruang kerja dan memperkenalkan beberapa rekan kerja. Semoga kau betah bekerja di sini," ujar Tony sambil mempersilakan Keyra untuk mengikutinya.
Keyra mengangguk sambil tersenyum tipis. "Terima kasih, tuan."
Tony tersenyum canggung, mendengar Keyra yang memanggilnya tuan. Tapi, ia berusaha bersikap biasa agar karyawan lain tidak curiga jika sebenarnya, wanita yang saat ini berada di depannya adalah nyonya muda Wiratama.
Keyra mengikuti Tony, sambil memandangi sekeliling gedung dengan penuh rasa ingin tahu. Di bawah tatapan beberapa karyawan yang penasaran dengan kehadirannya, ia berusaha tetap tenang dan profesional, meskipun dalam hati ada sedikit rasa gugup. "Tenang, Key! Anggap saja mereka makhluk tak kasat mata," batin Keyra.
"Ini meja mu. Nanti, akan ada orang yang akan memberikan pekerjaan untukmu. Selamat bekerja." Tony pergi dari sana, meninggalkan Keyra yang mencoba menyesuaikan diri.
Dia tersenyum tipis, menyapa karyawan yang lain. Ada yang membalasnya, tapi ada juga yang mengabaikannya. Tapi ia tidak peduli. Dia duduk di kursinya, menunggu seseorang yang akan memberi pekerjaan padanya.
"Anak baru, ya?"
Keyra menoleh, mendongak menatap seorang wanita yang cukup cantik dan berpenampilan seksi, berdiri di samping mejanya. Keyra buru-buru berdiri dan mengangguk pelan. "I-iya," sahut Keyra.
"Ini ada dokumen yang harus kau kerjakan." Ratu, nama yang tertera di id card yang melingkar di lehernya, meletakan dokumen dengan kasar di meja Keyra. Tapi, perhatiannya teralihkan saat melihat tanda di leher Keyra. Kini, wanita itu justru menatap Keyra dengan tatapan hina.
"Cih, ternyata hanya wanita murahan," ucap Ratu pelan, namun masih cukup jelas di telinga Keyra.
"Apa maksudmu?" tanya Keyra.
"Aku bilang, wanita murahan. Ini perusahaan besar, jika kau ingin menjajakan tubuhmu, lebih baik kau pergi ke bar, bukan ke sini," ucap Ratu.
"Hei, siapa yang kau panggil wanita murahan, hah? Di lihat dari manapun sudah kelihatan, bukan, siapa yang ingin menjajakan tubuh dan siapa yang tidak?" Keyra menatap jijik penampilan Ratu yang terlalu seksi, dengan belahan dada yang terlalu rendah, di tambah rok span yang terlalu pendek, sehingga pahanya terekspos jelas.
"Apa maksudmu berkata seperti itu, hah? Apa kau tidak tahu fashion? Jelas saja kau tidak tahu. Lihat saja penampilan mu, tertutup hanya untuk menutupi perilaku buruk mu."
"Kau ... " ucapan Keyra terhenti, saat tiba-tiba Ratu menekan tanda yang ada di leher Keyra.
"Ini bukti jika kau wanita murahan. Cih, bagaimana bisa perusahaan menerimamu? Jangan-jangan, kau menggunakan jalur orang dalam, ya." Perdebatan mereka mengundang perhatian orang-orang yang ada di sana. Mereka mulai berbisik-bisik, menatap hina Keyra.
Sementara itu, di ruangan CEO, Alexio terus memperhatikan Keyra melalui laptopnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Jarinya mengetuk-ngetuk meja, menunggu tindakan yang akan Keyra lakukan.
"Tuan, apa perlu saya ... "
"Tidak perlu," sela Alexio. "Aku ingin melihat, apa yang akan dia lakukan? Harusnya dia tahu, jika dia diam saja, maka dia akan semakin mudah untuk di tindas," ujar Alexio.
Tony hanya menunduk patuh, namun ia tidak pergi dari sana karena menunggu perintah Alexio selanjutnya.
"Come on, Keyra! Kau tidak mungkin menunggu ku datang menolong mu, bukan? Jadi, tunjukkan keberanian mu!" batin Alexio.