Dua sahabat yang lama tidak berjumpa.
pada akhirnya bertemu dan berbagi cinta dalam satu rumahtangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laskar Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VONIS DOKTER
Tiga hari pun berlalu.
Angin pagi berhembus pelan.
Menemani langkah dyan yang penuh dengan harapan.
Dengan wajah berbinar ia melangkah keruangan dokter chintya.
Dyan mengambil hasil check up dengan ditemani lana.
Namun harapan hanya sekedar menjadi sebuah angan.
Harapan terkadang tak sejalan dengan keinginan tuhan.
Penjelasan hasil check up yang dijelaskan dokter chintya,membuat dyan sedikit terpukul.
Dyan hanya menangis dalam sandaran lana.
"Apakah istri saya tidak akan punya anak dokter,,".
tanya lana walaupun sebenarnya malas untuk bertanya lebih lanjut.
"Kemungkinan besar pak,karena ada masalah dalam rongga tuba falopi.,".??
"Terus apa saran dokter,,".??lanjut lana.
"Operasi pak,,".ucap dokter chintya.
Wajah manis dan tutur kata lembut dokter chintya sudah tak mampu mengubah perasaan dyan.
Lana hanya bisa menenangkan dyan yang terus menangis.
"Sudah,mungkin ada rahasia lain dibalik semua ini,,".??ucap lana.
Dyan masih terus menangis.
Dokter jika memang operasi diperlukan.saya setuju untuk proses lanjutan.
Dyan menahan lana.dan menggelengkan kepala.
"Nggak mas,,".??ucapnya lirih
Lana menatap dyan.
berusaha mencari tahu apa yang tersembunyi dalam sorot matanya.
Mungkin ada rasa takut dalam diri dyan jika harus menjalani operasi.
"Baiklah,,".ucap lana seakan tahu maksud dyan.
"Beri kami waktu dokter,agar kami bisa mengambil keputusan dengan bijak,,".??ucap lana.
"Baik pak,,".
Mereka lalu melangkah pulang dengan langkah gontai.
Dirumah dyan masih menangis tersedu.
"Dik,,ingatkah pesan mas kemarin.,".
"Itu hanya vonis,bisa benar bisa juga salah,,".
"Gini saja,,jika kamu takut untuk operasi.,".?
"Katanya ginseng itu bagus untuk pengobatan,,'.??ujar lana
Dyan hanya diam tidak menjawab.
"Kita coba herbal dulu,,".lanjut lana
Lana ingin menasehati dyan,namun sepertinya waktunya tidak tepat.
Orang sedang terpukul,biasanya akan sulit jika dinasehati
Lana sementara hanya berusaha untuk menenangkan dyan agar tangisnya mereda.
" Dik,,ingat itu cuma vonis,".
"bisa saja salah,,".ucap lana lagi.
"Kita berdo'a saja,,
*
Kayla bermain sambil belajar mewarnai di pendopo depan rumah bersama kakeknya.
Linda sedang memegang ponsel nya seperti sedang mengetik.
Linda belum sempat untuk mengabari dyan dari kemarin.
Karena masih sibuk menghitung usahanya yang dikelola mak tum selama ini.
Termasuk memberikan gaji mak tum yang memang diberikan tiap tahun di bulan januari.
Linda takut jika lama ia simpan akan ikut terpakai untuk keperluan pribadinya.
Ia sedang mengirim pesan pada dyan.
"Assalamualaikum dyan,,".
"Lagi apa,,aku sudah di jogja dari kemarin,,".
Sedikit lama linda menunggu.
"Dyan sedang tidak enak badan mbak,,nanti saya sampaikan,,".
Linda termenung melihat balasan dari ponsel dyan.
"Ini pasti suaminya.,".batinnya.
"O yaa,,apa ini dengan suami dyan.,"??tanya linda.
"Iyaa mbak,,".jawab Lana
Linda ingin menelpon untuk mengetahui dyan sakit apa.
Namun ia urungkan.
"Dyan sakit apa mas,,"??.tanya linda
"Cuma masuk angin mbak,"?balas lana
"O ya sudah,semoga lekas sembuh,".
"tolong sampaikan salam saya,,".?
"Yaa mbak,,terimakasih,nanti saya sampaikan,,".
Linda berpikir sejenak.Batinnya masih bertanya-tanya tentang sakit dyan.
"Semoga memang cuma masuk angin".batinnya.
Pak ilham yang melihat linda termenung merasa penasaran.
"Ada apa nduk,,".??tanya pak ilham.
Linda sedikit terkejut dari lamunannya.
"Dyan sakit yah,,'".Jawabnya.
"Sakit apa,,".??tanya pak ilham
"Kurang tahu,,".??jawab linda.
"Tadi suaminya cuma bilang hanya masuk angin biasa,,".lanjutnya.
"Yaa sudah,,semoga memang seperti itu,,dan lagi istirahat,,".!ucap pak ilham.
"Semoga saja yah,,".
*
"Ada pesan dari teman mu dik,,".??ucap lana.
Dyan masih sedikit enggan untuk menjawab.
"Siapa,,".??tanyanya dengan tidak bersemangat.
"Linda,,".?ucap lana.
"Yaa,,".?jawab dyan.
Dyan masih enggan untuk bicara dengan siapapun.
Harapannya seakan musnah.
"Dik,,dengarkan mas,,".
"Kembalikan semuanya pada Allah"
"berdo'a lah jika bisa,bukan meratapi nasib.,Allah tidak suka,,".?
"Apalagi nasib yang diputuskan oleh manusia,,".
"ingat itu cuma vonis,,".tegas lana.
Kali ini lana tak bisa menahannya.karena melihat istrinya yang terus menangis.
" Sebelum melangkah untuk check up,kamu sudah mas ingatkan,".
"siapkan mental mu,,".ujar lana.
"Karena seperti ini yang mas takutkan".
"dengan hasil yang tidak sesuai harapan kita,,".?? Lana menjelaskan panjang lebar
Bukankah Allah mengikuti prasangka hambanya mas,,".??tanya dyan
"Iyaa,,".
"Lalu kenapa Allah memberikan ini padaku,padahal aku berprasangka baik dengan berpikir hasil yang baik,,".??
"Hhmm,,".lana menghela nafas.
"Inilah kesalahan orang pada umumnya,,'.
"Allah memang selalu mengikuti prasangka hambanya".
"tapi allah juga berhak untuk menguji hambanya dik,,"!!
ucap lana penuh penekanan walau dengan nada lembut agar dyan tidak tersinggung.
"Seorang hamba wajib selalu berprasangka baik,,".
"Namun bukan berarti prasangka baik itu bisa mengatur kehendak Allah,,".??
"Seorang Nabi saja masih diuji dik,,".
"Padahal mereka sudah dekat dengan Allah,,".
"selalu berprasangka baik dengan Allah,,".
"Tapi Allah masih menguji mereka,,".
Lana menjelaskan panjang lebar pada dyan.
Ia harus menjelaskannya karena hati dyan sudah mendekati rasa keputusasaan.
"Berdoa lah,,itu akan membuatmu lebih baik,,".?
"Menangislah dalam doa itu pasti akan membuatmu lebih tenang,,".
"tangisan seorang hamba dalam doa itu didengarkan oleh Allah,,'.
"Tapi jika kamu seperti ini,kamu akan lebih dekat dengan meratap,,".
"Dan itu akan membuatmu lebih terpuruk,,".lanjut lana
Dyan mengusap air matanya.
"Maafin adik mas,,".
"Adik memang lemah,,".ucap dyan.
Lana membantu menghapus airmata istrinya.
"Sudahlah,,".
"Hapus airmata mu,,".
"Allah memberi penyakit maka Allah juga memberikan obatnya,,".?
"Kita hanya butuh bersabar terlebih dahulu,,".
"Agar pikiran bisa tenang,,".
"Karena jika hati dan pikiran kita tidak tenang,maka akan sulit untuk mencari jalan keluarnya ".
Dyan mengangguk.
"Ayo bangun,".
"sholat,kembalikan masalah kita sama Allah,,".
"Jika kamu merasa tidak mampu,maka minta untuk segera diangkat semua masalah ini,,".
"Iyaa mas,,".jawab dyan
Dyan pun segera berdiri.
Batinnya bersyukur punya suami yang selalu mengingatkan saat ia salah dalam menentukan langkah.
selalu memberikan support saat batinnya sedang melemah.
Ia merasa cenderung mudah menyerah dan sedikit gegabah.
Seandainya ia tidak mengambil keputusan untuk periksa,mungkin batinnya tidak akan seperti saat ini.
Lana memandang dyan dengan rasa iba.
"Andai saja kamu tak memilih untuk periksa waktu itu dik,,".Pikir lana
"Mungkin pikiranmu akan baik-baik saja saat ini,,".
"Tapi apapun itu,ini sudah merupakan kehendak Allah,,".
"Kita hanya tinggal menjalani takdir ini,,".lanjut lana dalam hati
"Yaa Allah "
"Angkat lah penyakitnya jika hasil vonis itu memang benar"
"Engkau lah maha penyembuh "
"Kami kembalikan semua ini padamu".
"Karena hanya padamu lah kami meminta pertolongan ".
"Tak ada penyakit yang tak ada obatnya".
"Berikan lah kesembuhan pada istri hamba,dan tunjukkanlah pada kami apa obatnya ".
"Sebagaimana Engkau menyembuhkan penyakit nabi ayub dengan menunjukkan obat nya,".
Lana berdoa dalam hatinya.