NovelToon NovelToon
Dihamili Oleh Crazy Rich

Dihamili Oleh Crazy Rich

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Suatu malam, Kaila datang ke pesta kelulusan angkatan seniornya. Mantan kekasihnya, Hansel, laki-laki biasa yang mencampakkan dirinya begitu saja itu juga merupakan salah satu mahasiswa angkatan akhir. Hansel tiba-tiba diberikan minuman yang sudah diobati, oleh salah satu mahasiswi yang sudah mengincar cintanya. Naas, Hansel malah melampiaskan efek obat tersebut kepada Kaila. Sialnya lagi, malam itu juga, Hansel harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan bisnis keluarganya.
Bagaimanakah masa depan Kaila selanjutnya?
Apakah Hansel akan kembali, ataukah ada laki-laki lain yang akan menerima masa lalu Kaila?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Terpaku

Esok hari dengan pakaian kerjanya, Kaila bersiap untuk membawa Gavin pergi memeriksakan diri ke dokter. Ditemani oleh Astrid, mereka membawa Gavin menggunakan mobil.

Astrid tidak bekerja selama sibuk menyusun skripsi, hanya sesekali membantu pekerjaan di cafe milik ayahnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Kaila segera mendaftarkan Gavin ke poli bayi dan anak. Setelahnya mereka pun menunggu dipanggil.

Kaila duduk memangku Gavin yang bergerak-gerak seperti tidak nyaman. Ditambah lagi badannya yang masih saja terasa hangat bahkan lebih hangat dari sebelumnya.

“Gavin Abrisam..” panggil seorang perawat menyebut nama Gavin. Kaila dan Astrid segera berdiri dan masuk keruangan dokter anak tersebut.

“Bayi Gavin?” tanya seorang dokter perempuan.

“Iya dokter,” jawab Kaila.

“Apa keluhannya?” tanya dokter lagi.

“Badannya hangat dan rewel. Sudah seminggu seperti ini dokter,” jelas Kaila, dengan raut wajah khawatir. Dokter tersenyum melihat kearah Kaila.

“Baiklah coba kita timbang dulu berat badannya dan ukur berapa panjangnya ya,” kata dokter, lalu menyuruh perawat untuk menggendong lalu meletakkan Baby Gavin keatas timbangan bayi yang tersedia di atas meja.

Setelah selesai di timbang dan diukur, Gavin pun dibaringkan di atas tempat tidur pasien. Dokter lalu melakukan pemeriksaan dengan seksama.

“Apakah dia diare?” tanya dokter saat masih sibuk memeriksa Gavin.

“Iya dokter, pup nya cair,” jawab Kaila.

Setelah selesai pemeriksaan, dokter menyerahkan Baby Gavin kepada perawat untuk di berikan kembali kepada Kaila.

“Sesuai dengan yang saya temukan, Baby Gavin kemungkinan besar terkena infeksi pada ususnya. Dia rewel karena perutnya terasa sakit dan menyebabkan suhu tubuhnya juga meningkat.” Penjelasan dokter mebuat Kaila sangat khawatir.

“Lalu bagaimana dokter?” tanya Kaila.

“Gavin harus dirawat ya, selama seminggu agar pemeriksaan bisa lebih mendalam dan pengobatannya juga bisa lebih efektif,” jelas dokter.

“Apa tidak bisa dengan obat saja dok?” tanya Kaila lagi. Membuat Astrid menoleh padanya, heran. Sakit infeksi usus itu termasuk berbahaya, kenapa malah hanya minta obat saja., pikir Astrid.

“Pasien bayi dan anak jika terkena infeksi pada organ dalam tubuhnya harus dirawat secara intensif agar bisa sembuh dengan baik,” jawab dokter perempuan itu.

“Kaila.. sebaiknya dirawat saja,” sahut Astrid, yang sedari tadi hanya diam.

Kaila menghela napas, memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya perawatan Gavin. Tapi melihat keadaan Baby Gavin, sungguh dia tidak tega membiarkannya sakit begini. Lagipula, semua ibu pasti akan melakukan apa saja untuk kebaikan anaknya, kan?

“Kapan Gavin harus dirawat inap dokter?” Akhirnya Kaila setuju untuk merawat inap anaknya, demi kesembuhan sang anak semata wayangnya.

“Hari ini juga, saya buatkan keterangan rawat inap dulu setelah ini bisa langsung kebagian administrasi. Lalu menunggu petugas menyiapkan ruangan untuk Gavin ya,” jawab dokter sembari mulai menulis di kertas.

“Baik dok.” Hanya itu kata yang bisa Kaila ucapkan. Sambil masih memikirkan bagaimana cara membayar biaya adiministrasinya.

Gavin masih rewel sejak mereka keluar dari ruangan poli tadi.

“Astrid ayo kita cari ruangan menyusui dulu.. sepertinya Gavin haus,” kata Kaila, mengajak Astrid keruangan menyusui dulu sebelum kebagian administrasi karena Kaila perlu bicara dulu dengan Astrid.

Mereka pun kemudian masuk ke ruang menyusui anak. Saat sudah mulai memberikan asi pada Gavin, barulah Kaila mulai mengajak Astrid berbicara.

“Astrid. Sepertinya aku bakal lebih banyak memerlukan bantuan dana dari kamu. Karena Gavin harus dirawat begini.”

Astrid tersenyum lalu memegang tangan Kaila seolah menguatkan sahabatnya itu.

“Aku ini sahabat kamu, kan. Sahabat selalu ada di saat suka maupun duka. Lagipula, kehadiran Gavin juga karena kesalahan aku juga, kan?” kata Astrid, dengan raut menyesal karena memberikan gaun yang pendek kepada Kaila di malam kelam itu.

“Tidak, As, tolong jangan menyalahkan dirimu. Kehadiran Gavin sudah takdir dari Tuhan. Hanya saja jalannya seperti ini. Aku tidak pernah menyalahkan kamu sama sekali. Lagipula, masalah gaun itu masih banyak yang lebih terbuka dari yang aku pakai. Kalau ada yang harus disalahkan. Hansel lah yang bersalah,” seru Kaila, dengan tatapan marahnya, teringat perbuatan Hansel yang tidak pernah hilang dalam ingatannya. Setelah memperkosanya, lelaki itu malah pergi entah kemana. Biadab.

Tiba-tiba suara ponsel Kaila terdengar, tanda ada panggilan telepon masuk. Terlihat nama mbak Mona di layar handphone-nya.

Kaila melihat ke jam tangannya, ternyata sudah jam 9. Matilah aku, pikir Kaila.

“Halo?” kata Kaila saat mengangkat teleponnya.

“Kaila dimana flashdisk yang kemarin diberikan Rinda?” tanya Mona terdengar panik.

“Oh ini ada sama aku, Mbak. Nanti aku bawa,” jawab Kaila.

“Astaga, nanti kapan lagi! Bawa sekarang atau kita semua di pecat. CEO sudah datang!” cerca Mona, membuat Kaila gelagapan. Telepon pun dimatikan Mona secara sepihak.

“As, aku harus kekantor sekarang. Sekarang sudah jam 9,” kata Kaila, panik.

“Baiklah, sini Gavin biar sama aku saja. Setelah dari administrasi kan Gavin sudah masuk keruangan rawat inap,” sahut Astrid, menyambut Gavin dari gendongan Kaila.

“Aku berterimakasih sekali sama kamu, As. Entah bagaimana aku membalas kebaikan kamu,” ujar Kaila.

“Nanti kalau kamu sudah kaya raya jangan lupakan aku ya.. heheee..” ucapan Astrid membuat Kaila tersenyum. Astrid memang selalu membuatnya terhibur.

Dengan cepat, Kaila memesan ojeg online untuk mengantarnya ke kantor dengan segera.

Sesampainya dikantor, suasana terlihat tegang. Tidak ada satu suara pun terdengar. Bahkan security yang selalu tersenyum padanya, saat ini terlihat tegang. Kaila langsung saja menuju ruangannya untuk menyerahkan flashdisk itu kepada Mona. Namun, saat sampai di ruangan, hanya ada Nadia didalamnya.

“Nadia. Kenapa sepi sekali?” tanya Kaila.

“Kaila, kamu baru datang? Tuan muda CEO sudah datang sejak pagi tadi. Semua kepala divisi ada di lantai 10,” jawab Nadia.

“Kepala divisi kita kan hanya Mbak Mona? Kenapa hanya ada kamu yang tinggal disini? Yang lain kemana?” tanya Kaila.

“Aku juga tidak tahu persisnya. Awalnya Mbak Mona sudah naik duluan. Tidak lama setelah itu, ada telepon masuk dan bilang bahwa semua nama yang dia sebutkan harus ke lantai 10 sekarang juga. Dan semua nama disebutkan kecuali namaku. Tapi ada nama kamu juga yang disebutkan, Kaila.” terang Nadia.

“Kenapa nama aku juga? Apa semua karyawan magang dipanggil juga?” Kaila jadi bingung.

“Aku tidak tahu pasti. Kay, sebaiknya kamu cepat ke atas ke lantai sepuluh ya. Tuan muda sedang marah-marah, mengerikan,” terang Nadia, takut. Nadia saja takut apalagi Kaila yang hanya anak magang dan belum mengerti sepenuhnya tentang pekerjaannya.

Dengan hati yang campur aduk antara takut dan malu untuk bertemu banyak karyawan di sana, Kaila pun langsung menuju lift. Tidak lupa dengan menggenggam flashdisk yang tadi mau dia serahkan kepada Mona.

Saat menekan tombol buka pada lift, tidak lama pintu lift terbuka dan ada beberapa orang karyawan yang keluar dari sana, tampak satu orang karyawan perempuan keluar sambil menangis. Sedangkan karyawan yang lain terlihat lesu. Kaila pun langsung masuk dan menekan tombol untuk membawanya naik ke lantai sepuluh.

Saat pintu baja itu kembali terbuka, Kaila melihat ada banyak sekali karyawan yang berdiri di depan ruangan CEO dan membuatnya terkejut saat semua mata mengarah padanya. Lalu, Kaila melangkah keluar dan menatap lurus ke depan. Dan dari arah pintu ruangan CEO itu, ada sepasang mata yang menatapnya tajam sambil berdiri dengan kedua tangan masuk ke dalam kantong celana.

Kaila benar-benar terkejut, dadanya bergemuruh campur rasa takut. Tangannya semakin menggenggam erat flashdisk yang dia bawa. Matanya sayu terus menatap satu sosok yang dari tadi tidak berkedip sedikitpun menatapnya dengan angkuh.

1
yumi chan
thor smbuhln astris thor beri kesrmotn hidp..dn jdhkn nanti sm dika
Nancy Barus
jangan2 maxim bukan ayah kandung hazel,,
karena ayah kandung tdk mengorbankan darah dagingnya sendiri hanya untk ambisi yg kejam,,
hazel selamatkan rumah tanggamu
jngn sprti maxim,,
yumi chan
jgn smpk anknya hansel jd korbn thor...
Dewi Anggraeni
jgan bilang 2 gundik bakal an .. macem2 . d hari bahagia si bucin
Dewi Anggraeni
km mau pergi kemna . udha diem . mu ngumpet ke lobang .pun bakal ketahuan .mending diem am gavin toh mu di kawin
Ripah Ajha
the best
Nuraeny
lanjut👍👍
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!