Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejutan!!
"Panji"
Meyra di kejutkan dengan ada nya panji yang kini berada tepat di hadapan nya saat ia sedang menunggu taksi
Panji hanya menampil kan senyuman lebar khas nya, terlihat sangat manis karena kuliat nya yang hitam manis
"Meyra, sini Aku anterin pulang"
"Aku?" Meyra mengeryit bingung
Panji yang mengerti itu seketika berjalan ke arah meyra setelah memakirkan motor nya
"Masih ingat ini"
Meyra menatap layar ponsel Panji yang menampilkan pesan, dan itu pesan diri nya yang menerima ungkapan cinta dari pria itu
"A-ah i-itu haha, ko-k bisa ya" meyra memaling kan wajah nya dengan menggaruk kepala nya yang tak gatal
Melihat tingkah gadis itu, panji di buat gemas seketika, mencubit pelan pipi gadis itu, "nggak usah mengelak mey, Kalau nggak mau di panggil dengan sebutan itu, gimana kalau,, Sayang"
Meyra melotot mendengar hal itu, "ngadi ngadi lo, pake kata biasa kita gunakan aja pan, gue geli kalau udah make kata...aku"
Panji terkekeh kecil, mengacak pelan rambut meyra yang di balas dengan tatapan tajam dari gadis itu
"Berarti kita udah official dong"
"Aiss apaan sih, gue mau pulang ah awas, kalau nggak mau naikin gue ke motor lo gue bakalan naik taksi aja"
"Eh eh, yaudah yaudah, Sini cewek nya Panji, silahkan naik di motor"
Meyra memutar malas bola mata nya, tapi gadis itu tetap naik pada motor itu
Kejadian itu tak elak dari Pandangan seorang pria yang sedari awal melihat ke dua nya
"Senyuman kamu ternyata secantik itu ya," gumam nya, "tapi aku tak menyukai jika kamu memperlihat kan senyuman itu sama cowok lain selain aku mey" lanjut nya, Itu Hans
****
"Jadi apa keputusan lo Hans"
Pria itu masih tak menjawab, sedari awal pulang ke rumah dia sudah di datangin oleh ke enam saudara nya
"Hans, Kak Vazan ngomong lho" suara Leyla berhasil membuyar kan lamunan Hans
Menatap ke arah kakak pertama nya yang menatap diri nya dengan tampang yang cukup serius
"So?"
Hans menyandar kan diri nya pada punggung sofa yang di duduki nya, dengan menatap langit langit rumah nya
"Hanya ada satu cara, Gua harus ke rumah dia dan melamar langsung ke sana" ujar Hans
"Tapi lu bilang, lu di tolak di saat lu udah melamar secara langssung dia di kantor" Sahut saudara Ke tiga Hans, dia Lion
Hans tersenyum miring dan kembali menatap saudara nya, " gua nggak akan pergi, tapi....kalian lah yang akan ke sana"
"APA"
****
Seorang gadis terlihat sedang berkutak di depan layar monitor nya, dia Meyra
Di jam yang hampir larut dia sama sekali tak terlihat kelelahan, tapi siapa yang tahu jika gadis itu di buat tak mampu sekarang
Meregakan tangan nya ke atas dengan menguap lebar, "hufft, capek"
Menutup laptop nya dan berniat akan ke kamar mandi, dengan meregakan otot otot nya
Tingg
Langkah nya terhenti kala suara notifikasi dari ponsel nya terdengar, memutar balik kan badan nya, Meyra mengambil benda pipih itu dan membuka nya
.........
Direktur Gila
Mey, besok aku ke rumah kamu ya,
Kali ini bukan ke warung
........
Meyra mengeryit hal tak wajar apa lagi yang akan Pria itu lakukan
Menghela nafas panjang, meyra terlihat mengetikan sesuatu di sana
.
...........
Anda
Datang lah, Makasi banyak
Lo udah mau ngejenguk nenek gue
..............
Yah meyra berencana akan ngekost, dan nenek nya mengizin kan nya, Dengan syarat setiap liburan dia akan ke sini
Ting
.........
Direktur Gila
Kamu mau kemana mey?
.........
Setelah membaca balasan pesan itu, meyra kembali mengabaikan nya, dan mematikan ponsel nya
****
"Nek, mey berangkat ya"
Meyra menyalim tangan sang Nenek, "kakek nggak pulang hari kemarin nek?"
"Iya, Entah apa yang membuat nya tak kembali kemarin, ah udah kamu berangkat lah, hati hati ya" Sang Nenek Mengantar Meyra hingga di ambang pintu
Meyra mengangguk, saat akan berjalan, Gadis itu tersentak karena Panji yang berada di pekarangan rumah nya
"Eh Meyra,"
Panji berlari kecil menghampiri gadis itu, dan melihat sang Nenek yang juga menatap nya
"Assalamu'alaikum Nek, Saya Panji teman kuliah Meyra, sekaligus" Panji melirik kecil ke arah meyra yang melotot
"Pacar saya"
Terlihat sang Nenek yang membeo terkejut, "benarkah itu Rara?"
Meyra meringis kecil kala Sang Nenek yang menatap diri nya mengintimidasi, mengangguk kecil meyra menunduk
"I-iya Nek, Panji Pacar Rara"
Panji mengernyit kan kening nya karena suasana yang tiba tiba mencekam
"Oh nek, Nanti Panji kapan kapan ke sini ya, sekarang Panji akan mengantar tuan putri ini untuk ke kantor" ucap nya dengan senyum lebar nya
Nenek hanya menghela nafas kecil, Mengangguk sebagai jawaban
Panji menggenggam jemari Meyra dan membawa nya pergi dari sana
****
"Makasih ya pan, Gue udah ngerepotin Lo"
Panji menagngguk dengan mengacak gemas rambut Meyra yang membuat gadis itu kesal
"Apapun untuk Kamu Mey, Aku gak akan capek dan gak akan merasa kamu ngerepotin aku"
Meyra bergidik ngeri kala Panji yang tiba tiba romantis seperti ini
"Gue pan gue, jangan Aku Aku ah, geli"
Panji tergelak, "Yaudah yaudah, masuk kah, sebentar sore gue jemput, lo mau nyari kost kan"
Meyra mengangguk, Dan melirik pada jam yang berada pada pergelengan tangan nya
"Gue masuk ya, lo hati hati di jalan"
Setelah mengucap kan itu meyra berbalik memasuki perusahaan itu
Sedangkan Panji menahan senyum salting nya akibat ucapan meyra, "akh perhatian nya calon Bini"
Lagi dan lagi kejadian itu tak luput dari pandangan seorang pria, Dia Hans.
****
Meyra kembali melangkah ke room direktur, di ketik nya pintu itu tak lupa mengucap kan salam
Setelah di rasa Ada sahutan dari dalam, meyra memasuki nya tapi dia di kejut kan dengan ada nya berbagai buket Bunga dengan ukuran lumayan besar yang terpampang di dinding Ruangan
"Mey"
Meyra masih tah menyaut, dengan mata membulat sempurna, meyra melangkah mendekati Hans
"Kamu suka"
Meyra menatap Hans yang memberikan banyak kotak dengan satu Plastik besar yang entah apa isi nya
"Hari ini usia kamu bertambah satu" ucap Hans yang menatap lekat lekat pada wajah gadis di hadapan nya ini
"Apa yang lo lakuin"
Hans mengeryit, "aku menyiap kan ini di hari spesial Kamu,"
Meyra tertawa paksa, dengan senyum miring juga tatapan tajam nya dia menatap Hans dengan penuh kebencian
Bahkan gadis itu melupakan tujuan nya ke sini
"Are u crazy Hans, Lo tau!! GUE NGGAK PEDULI"
Hans tersentak dengan badan yang bergeming, Masih tak menyerah Pria itu mengambil kotak yang berada di meja nya
"Lihat, Aku beliin sepatu buat kamu, Aku juga beli baju ini buat kamu, kamu akan nampak cantik jika memakai nya mey" seru Hans yang tak melihat tatapan marah dari Meyra
"Lihat ini, aku juga beliin kamu Kalung dengan bandul Bulan, karena aku tahu kamu suka Bulan"
"Stop Hans"
"Aku juga beliin Kamu banyak Makanan kesukaan kamu mey, lihat di sana" tunjuk nya pada buket itu
"Hans gue bilang STOP"
"kamu suka Buket nya kan, Di sana ada boneka yang kamu suka, Dan aku nggak menyimpan sebagai bunga di buket itu tapi Uang, gimana Kamu suka pemberian Aku Mey"
Tangan meyra terkepal kuat, menatap penuh Benci pada Hans
"STOP IT"
"Di dalam kotak kecil ini ada kunci mobil untuk kamu mey, Jadi kamu nggak perlu khawatir untuk mencari kendaraan umum"
Hans menatap Meyra yang sedari tadi menatap nya dengan Amarah yang membuncah
"Jadi lah istri ku Mey, Kamu tidak Akan kekurangan apapun, Kamu tak perlu memikirkan keuangan, ada aku mey, Aku yang akan kerja, kamu cukup berdiam diri di rumah"
"BASI, LO KIRA GUE CEWEK APAAN"
nafas meyra menggebu gebu, "gue bukan cewek yang dengan gampang nya luluh hanya karena lo ngehadian gue semahal ini HANS, gue nggak suka, Lo anggap gue seperti kebanyakan Cewek yang lo temuin haa, Nggak Hans, Gue cari uang gini untuk Kakek dan nenek gue, sekalipun Hadiah lo berlumuran Emas pun gue sama sekali nggak peduli , Lo cari cewek yang lain aja, gue udah jelas nggak mau sama cowok Basi kek lo"
Membalikan badan nya pergi dari sana dengan membanting keras pintu ruangan itu
Hans yang mendengar semua itu di buat gelagapan seketika, menyusul cepat Meyra dengan meninggal kan semua hadiah itu di dalam ruangan kerja nya itu
"MEY"
Hans berlari ke arah ruangan Meyra tapi nihil pintu ruangan Gadis itu terbuka dan Meyra tak berada di sana
Berlari ke arah lift, Dengan cepat Hans memencet Tombol Lift itu menuju Lantai Satu
Sesampainya ia di sana Hans berlari mengabaikan sapaan hangat dari karyawan nya
"Mey kamu di mana"
Hans terus berjalan hingga tak sadar ia berada pada Ruangan Yang memang cukup sepi
Menyandar kan diri nya pada dinding dengan mengusap kasar rambut nya, Hans makin di buat merasa bersalah kalaengingat raut Wajah gadis itu beberapa waktu lalu
Tak lama terdengar suara Isakan Seoranf gadis yang sangat di kenali Oleh Hans
"Meyra"
Beranjak cepat, Hans membuka setiap pintu yang ada di sana dan lagi lagi mengabaikan tatapan bertanya dari beberapa karyawan
Hingga sorot mata nya tertuju pada seorang gadis yang di dekap oleh seorang Laki laki
Entah kenapa hal itu membuat nya marah, dia memang tak melarang Meyra yang mendekati banyak cowok, tapi jika sepupu nya itu Hans sangat tidak rela
"BARA"
Kedua manusia berbeda jenis itu tersentak mendengar teriakan dari suara boriton itu
Meyra membulat dan mengelap sisa air mata nya, Bara menatap licik ke arah Hans
"Lo jangan deketin Meyra"
Han mencengkram kuat kerah baju Bara, yang hanya di balas tatapan tajam dari pria itu
"Lo kenapa, Cemburu??"terkekeh puas Bara mebcengkram Balik kedah baju Hans
"Ilangin Bro, Udah jelas Meyra nggak suka sama lo"
"TAU APA LO, Gua peringatan sekali lagi, Lo harus ngehauhin MEYRA"
"SIAPA LO HA, SUAMI!! BUKAN KAN, LO NGGAK ADA HAK NGELARANG GUA NGEDEKATIN MEYRA"
BUGHH
Tubuh Bara terpental ke belakang, dengan mengusap darah yang keluar dari sudut bibir nya
BUGHH
Bara kembali menonjok Wajah Hans, ke dua nya saling baku hantam satu sama lain
Meyra makin di buat panik seketika, tak ada pilihan lain selain melangkah dan menghetikan pertengkaran mereka
"SUDAHH"
BUKK
"AKHHH,"
"MEYRA" kompak ke dua pria itu
"Lo!! Lo berani ngenonjok Meyra"
Bara menatap Tajam ke arah Hans yang terdiam kala kepalanya tangan nya ini tak sengaja mengenai pipi Meyra
"Mey, Kamu..."
"JAUHIN GUE"
Hans makin di buat tersentak, Tapi pria itu tetap mendekati meyra" sa-sakit, si-sini aku obatin"
"Nggak butuh, Ada Bara"
Bara tersenyum miring dan membantu Meyra untuk beranjak dan memapah nya keluar dari ruangan
"Gua Menang lagi" bisik Bara tepat pada telinga Hans yang hanya terdiam