~Karya Original~
[Kolaborasi dari dua Author/BigMan and BaldMan]
[Update setiap hari]
Sebuah ramalan kuno mulai berbisik di antara mereka yang masih berani berharap. Ramalan yang menyebutkan bahwa di masa depan, akan lahir seorang pendekar dengan kekuatan yang tak pernah ada sebelumnya—seseorang yang mampu melampaui batas ketiga klan, menyatukan kekuatan mereka, dan mengakhiri kekuasaan Anzai Sang Tirani.
Anzai, yang tidak mengabaikan firasat buruk sekecil apa pun, mengerahkan pasukannya untuk memburu setiap anak berbakat, memastikan ramalan itu tak pernah menjadi kenyataan. Desa-desa terbakar, keluarga-keluarga hancur, dan darah terus mengalir di tanah yang telah lama ternodai oleh peperangan.
Di tengah kekacauan itu, seorang anak lelaki terlahir dengan kemampuan yang unik. Ia tumbuh dalam bayang-bayang kehancuran, tanpa mengetahui takdir besar yang menantinya. Namun, saat dunia menjerumuskan dirinya ke dalam jurang keputusasaan, ia harus memilih: tetap bersembunyi/melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BigMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prologue
Malam itu, Dunia menangis.
Langit diselimuti awan kelam, menutupi cahaya bintang seakan takut menyaksikan kengerian yang terjadi di bawahnya. Angin membawa bau kematian, menghembuskan aroma darah dan abu ke seluruh penjuru negeri.
Di tempat yang berbeda, di wilayah yang dahulu dikuasai oleh tiga klan besar, pemandangan yang serupa terjadi.
Di wilayah timur, kesunyian yang tak wajar menyelimuti benteng Klan Spaide, kaum yang begitu cepat hingga mereka bisa menghilang di antara kedipan mata
Namun, kali ini, tak ada lagi bayangan yang berkelebat. Kebanggaan mereka telah hilang dalam diam, mata mereka membelalak dalam ketakutan, seolah kemampuan yang mereka banggakan tak cukup cepat untuk menyelamatkan mereka. Mereka menyerah sebelum peperangan.
Di puncak selatan, para pemanah dari Klan Acellian menyaksikan mimpi buruk mereka menjadi kenyataan. Mereka, yang membanggakan akurasi sempurna, mendapati panah-panah mereka tak berguna. Bahkan sebelum mereka sempat membidik, kepala mereka sudah terpenggal dari tubuhnya. Namun satu yang pasti, sang pemimpin klan, Mamoru Isamu, telah tewas dengan penuh kebanggaan.
Di perbatasan utara, tanah bergetar di bawah kaki pasukan Klan Strein, para pejuang yang lahir dengan kekuatan tubuh yang mampu menghancurkan batu hanya dengan kepalan tangan mereka.
Namun, malam itu, tangan-tangan yang seharusnya tak tergoyahkan itu justru terkulai. Tubuh-tubuh keras mereka tergeletak tanpa nyawa, benteng dan rumah-rumah mereka hancur di bawah bayang-bayang satu sosok.
Tidak ada pemenang di sini, hanya penderitaan yang merayap di antara yang hidup dan mati.
Di tengah pemandangan mengerikan itu, di atas singgasana yang terbuat dari tulang-tulang musuhnya, duduklah seorang pria yang telah merenggut kejayaan dari tiga clan besar.
Satu sosok.
Satu nama.
Yoru Anzai Sang Tirani.
Matanya yang seperti bara api menyapu ke seluruh penjuru negri, menatap puing-puing kejayaan para klan yang ia tundukkan. Tubuhnya dibalut jubah hitam dengan jirah pelindung dari batu obsidian, sementara pedang raksasa yang telah menelan ratusan nyawa tertancap di sisinya, terbalut oleh darah yang sudah mengering.
Hingga kemudian sebuah bisikan datang kepadanya—sebuah ramalan.
Tentang seorang yang akan lahir.
Tentang seorang pendekar muda yang kekuatannya belum pernah ada sebelumnya.
Bukan sekadar kekuatan seperti Klan Strein, bukan sekadar kecepatan seperti Klan Spaide, bukan sekadar akurasi seperti Klan Acellian.
Melainkan sesuatu yang lebih.
Sesuatu yang melampaui batas manusia.
Dan sesuatu yang akan membawa kehancuran bagi tirani yang telah ia bangun.
Malam itu, dari singgasananya, perintahnya bergema ke seluruh negeri.
“Cari anak itu.”
"Bunuh sebelum ia cukup kuat untuk menjadi ancaman.”
“Musnahkan harapan sebelum ia sempat tumbuh.”
Maka, perburuan pun dimulai.
Namun takdir adalah sesuatu yang tak dapat dihentikan begitu saja.
Di suatu tempat, di sebuah desa terpencil, di rumah sederhana, di bawah langit yang kelam—seorang anak dilahirkan.
Bayi itu diberi nama Sora. Ia tumbuh di sebuah desa terpencil. Ayahnya bernama Abirama, adalah satu-satunya yang benar-benar membimbingnya.
Abirama dulunya adalah seorang pendekar dari Klan Spaide, ia meninggalkan klan agar bisa menikahi pujaan hatinya. Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang masa lalunya—itu karena ia selalu menggunakan topeng dari kain yang dibalutkan setiap kali ia berpergian. Dan ia telah membesarkan Sora dengan baik.
Sora tak mengetahui asal-usulnya yang sebenarnya, ia tak menyadari siapa dirinya. Tapi suatu hari nanti, dunia akan menyebutnya dengan satu gelar yang akan mengguncang sejarah.
Pewaris Takdir.
Dan ketika ia akhirnya mengangkat pedangnya, dunia akan kembali bergetar.
1. Disiplin >> Lulus.
2. .... ?
Lanjut thoorr!!! /Determined//Determined/