Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.
Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.
Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 11
Hujan deras mengguyur malam itu. Di dalam rumah yang biasanya terasa hangat, Alice duduk di ruang tamu sendirian. Malam ini Arya sedang lembur di kantor, dan ia hanya ditemani oleh buku yang tergeletak di meja. Tapi suasana hatinya gelisah. Ancaman Ranti beberapa bulan lalu masih menghantui pikirannya.
Alice melirik jam dinding. Pukul delapan malam. Ia mencoba mengabaikan perasaan tidak enak yang terus menghantui dengan menghidupkan TV. Beberapa acara di TV pun tidak mampu melenyapkan perasaan tidak nyamannya. Namun acara TV pun tidak dapat melenyapkan kegelisahannya.
Di buka layar ponselnya. Kali ini ia membuka aplikasi Novel Ton. Dibuka satu karya yang berjudul "Adikku pelakor" Sudah sejak seminggu lalu Alice mengikuti cerita kelanjutan. Rasanya tanggung kalau belum baca sampai habis, pikirnya.
"Tapi aku beda dengan peran pelakor di dalam cerita itu. Aku bukan pelakor. Aku tidak tahu kalau Mas Arya sudah menikah sebelumnya. Dan Mas Arya pun tidak pernah mengatakan kalau dia masih Sah suami Ranti. Mas Arya memang sudah berbohong padaku. Tapi aku tidak menyalahkan Mas Arya berbohong padaku. karena semua itu ada sebabnya. kalau Mas Arya tidak mencintai istri pertamanya," batinnya.
Dalam lamunannya, Alice tiba-tiba mendongakkan kepalanya, telinganya mendengar suara deru mesin mobil dari luar. Pintu mobil terbuka. Langkahnya mendekati jendela, Alice menyingkap tirai perlahan sambil mengintip, siapa di luar.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah. Alice mengenali mobil itu. "Mobil Ranti... Mau apa lagi dia kesini," gumamnya. Napasnya langsung tercekat. "Pasti dia mau menyiksa Aku lagi," Gumam Alice merasa takut luar biasa.
Alice cepat-cepat mundur perlahan. Tapi sebelum ia sempat berpikir, pintu rumah digedor dengan kasar. Suara Ranti terdengar di balik pintu.
"Alice! Alice! Buka pintunya sekarang! Aku tahu kamu di dalam! Cepat buka pintunya!"
Alice berdiri terpaku di tengah ruangan, tubuhnya gemetar. Ia tahu ia tidak bisa menghadapi Ranti sendirian. Pikirannya melayang ke Arya, berharap suaminya segera pulang, tapi ia tahu itu tidak mungkin. "Arya sedang lembur. Mana mungkin ia pulang cepat," gumam Alice dengan wajah pucat.
Gedoran di pintu semakin keras. Ranti berteriak, suaranya penuh dengan amarah. “Alice! Jangan coba-coba mengabaikanku! Kalau kamu tidak buka pintu, aku akan masuk sendiri! Aku dobrak pintu ini!"
Alice berpikir cepat, lalu memutuskan untuk bersembunyi di kamar belakang. Ia mengunci pintu kamar dan meraih ponselnya, mencoba menghubungi Arya. Tapi panggilan itu langsung masuk ke voicemail. Arya mungkin sedang sibuk dengan rapat atau pekerjaannya, pikirnya.
Tiba-tiba, Alice mendengar suara kaca pecah dari ruang tamu. Ranti telah memecahkan jendela dan masuk ke dalam rumah.
"Alice! Di mana kamu?" teriak Ranti dengan nada penuh dendam. "Keluar kau Alice. Jangan bersembunyi dariku, pengecut!"
Alice menahan napas, air matanya mengalir tanpa suara. Ia mendengar langkah kaki Ranti mendekat, Sepertinya Ranti masuk ke kamarnya mengacak-acak seluruh isi ruangan. Lalu kekuar dari kamar itu. Dan kakinya kini semakin dekat ke kamar sebelah, tempatnya bersembunyi.
TAK TAK TAK
Suara high hill sepatu Ranti terdengar mengisi keheningan malam.
"Aku tahu kamu di sini, Alice. Kamu tidak bisa bersembunyi dariku!" Ranti mulai menggedor pintu kamar dengan keras.
𝐃𝐎𝐊 𝐃𝐎𝐊 𝐃𝐎𝐊
𝐃𝐎𝐊 𝐃𝐎𝐊 𝐃𝐎𝐊
"Alice....! Keluarlah kau! Kamu tidak perlu bersembunyi dari ku perempuan bodoh! Atau aku akan menghajarmu sampai mati?Keluarlah kau pelakor!"
Di kamar belakang Alice bersembunyi di bawah tempat tidur. Jantungnya berdegup keras. Ia tidak berani melawan Ranti wanita dewasa. Dan Ia tidak sanggup kalau berurusan dengan perkelahian. Seumur hidup Alice, tidak pernah yang namanya berkelahi. Dan setiap ada perkelahian di depan matanya, pastinya Alice menghindar.
Terdengar lagi suara Ranti. Kini yang Alice rasakan, adalah ketakutan melihat Ranti bagaikan hantu yang mendatangi rumahnya.
Bagaimana tidak, Setiap Ranti datang, pasti ada penganiayaan terhadap dirinya. Sedangkan Alice sama sekali tidak bisa melawan.
"Alice! Alice! Keluar kau!"