AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
"Om,.....!" wajah Kiran benar-benar terperangah, gadis ini bingung kenapa bisa ada Marvel di atas atap.
"Kamu kemana aja?" tanya Marvel dengan wajah lesu tapi suaranya terdengar lembut.
Kiran mengangkat kedua tangannya di udara, "tunggu sebentar. Om kok bisa ada di tempat ini, bagaimana ceritanya?" tanya Kiran yang masih bingung.
"Ini kantor ku," jawab Marvel singkat. Tentu saja Kiran semakin terkejut mendengarnya.
"J-jadi,.....?"
"Tidak usah di pikir, cukup jawab aja pertanyaan dari mas. Kamu kemana selama ini?"
"Lah kok kepo?"
"Ya karena kamu gak tahu kalau selama ini mas nyari kamu, nungguin kamu yang hilang entah kemana!"
"Tidak ada hubungan dengan om, kok repot sendiri sih?"
Sikap Kiran masih sama, masih suka ketus pada Marvel.
"Masalah kamu yang dulu, mas sudah menyelesaikannya. Mas sudah memberi pelajaran pada ayah dan ibu tiri kamu!" ucap Marvel memberitahu Kiran.
Dahi Kiran berkerut kebingungan, selama ia pergi apa yang sebenarnya sudah terjadi. Marvel menarik tangan Kiran, mengajak gadis ini untuk duduk. Marvel kemudian menceritakan apa yang sudah terjadi saat Kiran pergi.
"Tapi, kok bisa om bisa membongkar semuanya?" tanya Kiran penasaran.
"Mas tidak akan tinggal diam jika orang yang mas sayang di sakiti. Kau ini, kenapa tidak mencari ku hemm?"
Marvel yang geram hanya bisa mengacak rambut Kiran.
"Om,....!" seru Kiran kesal, "rambut mahal nih, jangan di acak-acak."
"Mas rindu, peluk boleh?"
"Gak boleh!" tolak Kiran, "enak aja main peluk sembarangan!"
"Kamu jangan galak-galak dong sama mas, bikin gemes deh!"
Kiran memutar bola matanya malas, sungguh tekanan darahnya akan naik turun jika berhadapan dengan Marvel.
"Udah ah, aku mau turun."
"Mau ngapain?" tanya Marvel dengan santainya.
"Ya mau kerjalah, nanti aku di pecat!" jawab Kiran dengan polosnya.
Marvel tertawa, tangan pria ini dengan entengnya mencubit pipi Kiran.
"Om sakit...!"
"Lah kamu itu loh, ada-ada aja. Bosnya kan mas sendiri, siapa yang berani memecat mu hemm?"
"His, sombong!" cibir Kiran.
"Ya gak apa-apa sombong. Mas kan kaya!" sahut Marvel, "kau tidak ada niatan untuk menemui teman mu?"
"Siapa?" tanya Kiran penasaran.
"Fani...!"
"Om masih ingat sama mbak Fani?"
"Hampir setiap hari aku datang ke toko kuenya," kata Marvel memberitahu.
"Ngapain?"
"Bantu jualan, mas kalau rindu sama kamu ya datang ke sana."
"Aneh!" seru Kiran.
"Kamu mau pergi ke sana gak?" Marvel menawari.
"Masih jam kerja, gak enak sama yang lain...!"
"Bodoh amat, ayo pergi...!" ujar Marvel langsung menarik tangan Kiran.
Kiran berusaha melepaskan diri, tapi Marvel sama sekali tidak mau melepaskan Kiran. Pria ini malah merangkul Kiran, membuat Kiran malu karena menjadi pusat perhatian.
"Om lepas...!"
"Gak, nanti kamu kabur lagi...!"
"Om, aku malu di lihatin sama karyawan lain...!"
Kiran berusaha menyingkirkan tangan Marvel tapi tetap saja Marvel terus merangkul pundak Kiran sampai keluar dari loby dan masuk ke dalam mobil.
"Bos ngapain sama karyawan baru itu?" tanya Meta yang penasaran pada Jeff.
"Diam kau!" sentak Jeff, "buat pengumuman, siapapun yang berani bergosip tentang bos akan di pecat!" titah Jeff kemudian pergi.
"Jeff, sialan kau Jeff!" umpat Meta kesal.
Meta mulai penasaran dengan pada perempuan yang di rangkul Marvel tadi. Sangat penasaran karena ia sangat mengenali pakaian kerja yang di kenakan Kiran.
Sementara itu, Kiran dan Marvel yang pergi ke toko kue Fani berencana untuk membuat kejutan pada Fani.
Setibanya di toko kue, Marvel seperti biasa langsung masuk sedangkan Kiran bersembunyi di belakang Marvel.
"Om, tumben kok pagi begini udah ke toko. Mau beli kue ya?"
"Gak, kue mu gak enak!" kata Marvel membuat Fani langsung menunjukkan wajah kesalnya.
"Kalau ngomong suka sembarangan!" ucap Fani kesal. Fani memiringkan kepalanya, ia seperti melihat bayangan seseorang di belakang Marvel.
"Kenapa kamu?" tanya Marvel pura-pura tidak tahu.
"Mas Marvel bawa khodam ya...?" tanya Fani penasaran.
"Heh, khodam apa?"
"Itu di belakang mas Marvel siapa?"
"Mbak Fani,....!" sapa Kiran langsung keluar dari belakang Marvel.
Fani tercengang dan terkejut, "Kiran,....!"
Fani langsung melompat ke arah Kiran, memeluk gadis itu dengan erat.
"Kamu kemana aja? pergi gak bilang-bilang!"
"Maafin aku ya mbak, aku gak ada kasih kabar sama mbak Fani," ucap Kiran sambil memeluk Fani.
"Enak banget di peluk. Tadi aja mau peluk gak boleh!" Marvel menggerutu.
"Hidih,... om bisa-bisanya!"
"Mas juga kangen sama kamu. Kenapa Fani boleh memeluk kamu sedangkan mas gak boleh?" protes Marvel kesal.
"Jangan hiraukan dia, sini duduk. Mbak mau cerita sesuatu sama kamu!" ujar Fani sambil mengajak Kiran duduk. Fani menceritakan kelakuan Marvel selama ini sejak di tinggal di Kiran.
Kiran yang merasa lucu mendengar cerita Fani terus tertawa hingga membuat wajah Marvel mendadak masam.
"Jika ku tahu begini, tidak akan ku bawa kau ke sini," ucap Marvel geram.
"Ya udahlah mas, ngaku aja!" sahut Fani terus mengejek.
Setelah puas bercerita dan melepas rindu, Marvel mengajak Kiran pergi makan siang. Untuk kali ini sikap Kiran sedikit berubah dan tidak banyak protes seperti dulu lagi.
"Kamu belum pulang ke rumah mu, kenapa?" tanya Marvel.
"Gak minat untuk pulang om. Om tahu sendiri keluarga ku bagaimana."
"Yang mas tahu, ayah mu sampai sekarang suka mencari kabar tentang mu!"
Kiran menarik nafas panjang, meletakan kedua sendoknya.
"Aku merasa sudah tidak ada lagi tempat ku untuk berpulang. Jika bukan karena aku rindu dengan almarhum ibu, aku tidak mungkin kembali ke kota ini."
"Meskipun rumah mu bukan tempat untuk berpulang, mas bisa menggantikannya. Kamu ikut pulang sama mas aja, kita nikah gitu," ucap Marvel membuat Kiran tersedak minumannya.
"Om,...hih. Suka sekali seperti itu." Kiran geram.
"Perasaan yang pernah mas bilang sama kamu dulu, semua itu masih tetap sama. Coba kamu katakan sama mas, apa yang membuat kamu gak suka sama mas?" tanya Marvel berharap jika Kiran mau bersuara.
"Harus di jawab ya?" Dengan polosnya Kiran bertanya.
"Ya harus, biar mas tahu di mana letak kekurangan mas selama ini."
"Jika di lihat pakai pipa empat inci, om ini sama sekali tidak memiliki kekurangan. Tapi, kalau di lihat dari teropong semut, om bewok yang satu ini sangat menyebalkan!" kata Kiran malah membuat Marvel tertawa.
"Kau ini, di ajak bicara serius malah ngajak bercanda. Coba jawab yang serius!"
"Kalau ku bilang aku sudah punya pacar bagaimana?"
Pertanyaan Kiran membuat wajah Marvel mendadak masam berubah dingin menatap tajam ke arah Kiran.
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..