Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 18
Masih di butik, Vina dan Syahril menunggu kedatangan Iqbal. Iqbal sudah memberitahu pada Vina, bahwa dia sudah dalam perjalanan. Dan akan sampai sebentar lagi.
"Rasti, suami mana? Bukannya kamu sudah nikah?" tanya Syahril mengalihkan pembicaraan.
"Sudah, dan aku juga belum dikaruniai seorang anak. Padahal kami sudah menikah 2 tahun yang lalu. Lagipula dia terlalu sibuk dengan kerjaannya. Mungkin karena itulah aku tidak kunjung hamil." keluh Rasti.
"Aku juga merasa bersalah dengan Iqbal. Dulu, aku menghinanya, mungkin itu juga menjadi salah satu penyebab aku tak kunjung hamil." ungkap Rasti.
Akhirnya, Vina mengetahui siapa wanita yang berada di sisinya kini, Dia adalah mantan istrinya Iqbal. Menurut pandangan Vina, wanita tersebut cantik, tinggi, dan juga ramping. Dia jadi minder berada didekat Rasti. Pasalnya Rasti seperti model. Apalagi dia menggunakan dress warna maroon, sangat cocok dengan kulit putih bersihnya.
"Selamat ya untuk kalian berdua. Aku bahagia, karena kamu telah melepaskan masa lajang mu Syahril. Jangan lupa undangannya." lanjut Rasti.
Gak lama kemudian Iqbal datang, dia masih mengenakan pakaian warna hitam, celana latte. Jangan lupa, lengan banu yang dilipat sampai siku. Rasti yang lagi ngobrol sama Syahril tidak melihat kedatangannya Iqbal.
Sedangkan Iqbal, yang matanya hanya fokus untuk Vina, tidak melihat adanya Rasti di samping Syahril.
"Maaf membuatmu lama menunggu." ucap Iqbal saat berada didekat Vina.
Rasti yang mendengarkan suara yang tidak asing pun menoleh. Sesaat dia terpana dengan ketampanan Iqbal. Iqbal telah banyak berubah. Lebih tampan, bahkan lebih mempesona.
"Iqbal, apa kabar?" Sapa Rasti.
"Rasti? Baik, kenalkan Vina calon istriku." jelas Iqbal.
Iqbal tidak ingin lama-lama berada didekat Rasti, makanya dia mengenalkan Vina.
"Calon istri? Bukannya dia calon Istri Syahril?" tanya Rasti.
Rasti merasa, jika Vina tidak cocok dengan Iqbal. Karena, dia tau betul bagaimana selera Iqbal. Dulu saat bersamanya, Iqbal selalu menyuruh agar Rasti perawatan, dan menjaga penampilan.
"Oo, tadi aku, menyuruh Syahril untuk mengantarkan Vina kesini. Untuk fitting baju pernikahan kami." jelas Iqbal.
Rasti langsung tersenyum mencemooh pada Vina. Karena dia yakin, Iqbal memilih Vina pasti gagal move on darinya.
"Sejak kapan selera kamu berubah? Bukannya kamu suka wanita yang cantik, putih dan seksi? Seperti aku?" sinis Rasti.
"Aku yakin, kamu menikahinya, agar bisa melupakan aku kan?" tanya Rasti memegang pipi Iqbal.
"Rasti. Vina, calon istriku, pilihanku, dan tentunya cinta pertamaku." ucap Iqbal lantang. Sambil menepis tangan Rasti, dan menggenggam tangan Vina .
Vina terkejut dengan pengakuan Iqbal. Pasalnya dia tidak pernah tahu bahwa dia merupakan cinta pertamanya Iqbal.
"Berarti, selama kita menikah. Kamu tidak mencintaiku? Dulu kamu bilang, aku pacar pertamamu. Brengsek kamu Iqbal." teriak Rasti, mengundang perhatian orang lain.
"Selama kita menikah, aku mencintaimu. Tapi tidak dengan sekarang. Kamu memang pacarku, tetapi bukan cinta pertamaku." ucap Iqbal tegas.
Tak lama kemudian seorang satpam datang, dia menyuruh Rasti agar diam. Supaya tidak mengganggu kenyamanan pengunjung yang lainnya. Alih-alih diam, Rasti malah memilih pergi setelah mengancam Vina.
"Kamu merebut milikku, akan ku buat kamu sengsara." ucap Rasti menunjuk Vina.
"Tenang saja, nanti jika Iqbal menyewa ku untuk jadi pengawal mu, aku bersedia kok." canda Syahril.
Setelah mengukur badan Iqbal, mereka pun pulang. Iqbal mengatakan pada Vina, agar melupakan kejadian tadi di butik. Tanpa mereka sadari, Rasti mengikuti mereka dibelakang. Sedangkan Syahril memilih pulang, karena tadi ada yang nelpon untuk memakai jasanya sebagai detektif.
"Jadi kamu tinggal disini, di rumah kami yang pertama dulu." batin Rasti.