NovelToon NovelToon
Istriku Tak Gendut Lagi

Istriku Tak Gendut Lagi

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: nenah adja

Monica Harvey memiliki berat badan hampir 100 kg karena kebiasaan makannya yang tidak teratur, dia tak peduli meski dia sering di bandingkan dengan sang kakak Alexa yang mempunyai body yang sekssiii dan berwajah cantik.

"Mo, jika kau gendut tidak akan ada yang mau menikah denganmu"

"Maka aku tidak akan menikah.." namun seolah dunia mengejeknya belum genap 24 jam dia bicara, Monica harus menerima pernikahan yang tidak di inginkannya.

Marvin Alfaro terpaksa menikah dengan gadis gendut pilihan kakeknya sebelum sang kakek meninggal dunia , lalu memilih mengabaikannya setelah menikah, dengan dirinya yang tinggal di kota berbeda, namun betapa terkejutnya tiga tahun kemudian dia melihat sebuah dokumen perceraian dari istrinya yang hampir dia lupa keberadaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

"Apa ini?" Marvin mengerutkan keningnya mengangkat berkas di depannya.

David menghela nafasnya lalu berkata.. "Itu adalah berkas perceraian dari istri anda tuan.."

"Apa!!"

Marvin menatap berkas tersebut, ya istri.

Marvin bahkan lupa bagaimana wajah istrinya, karena terlalu lama tidak bertemu dan kini sebuah berkas perceraian ada di depannya.

Gadis gendut itu menceraikannya yang benar saja, Marvin mendengus "Berapa yang dia minta?" David mengerutkan keningnya.

"Tidak ada tuan, dalam perjanjian perceraian Nyonya juga bersedia melepaskan semua miliknya warisan dari kakek anda, beliau juga tidak memintanya sepeser pun."

Marvin tertegun sesaat benarkah gadis itu bahkan tak menginginkan hartanya, bukankah itu bagus.

Marvin mengambil pena nya yang berada di atas mejanya, namun seruan dari David menghentikannya "Tuan, kita harus segera pergi.."

Marvin mendongak "Sebentar aku akan.."

"Menanda tangani surat perceraian juga seperti menyetujui sebuah perjanjian bisnis tuan, perlu pertimbangan yang matang, jangan sampai anda menyesal.."

Marvin meletakan pena nya lalu bangkit "Kau benar!" entah mengapa hatinya juga sedikit ragu saat akan menggoreskan tinta di sana, baiklah dia akan menyimpannya dan menanda tanganinya saat sudah dia fikirkan secara matang.

David menghela nafasnya lega saat melihat Marvin pergi meninggalkan surat perceraiannya dan dengan cepat David memasukannya kedalam laci kerja Marvin.

"Mereka yang akan bercerai kenapa aku yang tidak rela.." keluhnya lalu dengan cepat mengejar Marvin yang sudah keluar lebih dulu.

...

"Selamat untukmu juga.." Monica memeluk semua temannya yang juga peserta wisuda sama sepertinya.

"Oh Monica, kau datang dengan siapa?"

"Ibuku.." Monica menarik Lucy yang tersenyum canggung, sedangkan semua teman mereka mengerutkan keningnya bukankah Monica sudah tidak memiliki orang tua, atau keluarga lainnya.

Monica tertawa kecil, "Aku menganggapnya seperti ibuku.."

"Ah.." mereka tersenyum menanggapi.

"Maafkan aku bibi, kenalkan aku Agnes.."

"Aku Sofia.." Lucy menyambut tangan kedua teman nyonyanya.

"Aku kira kau akan datang dengan kekasihmu" Monica mencebik, tidak ada yang tahu tentang pernikahannya dengan Marvin, dan Monica juga tak ingin memberitahu siapapun, terlebih di saat Monica tak punya harapan tentang pernikahan mereka.

"Ya, aku juga penasaran dengan kekasihmu, dan jangan katakan bahwa kau tidak memilikinya" Agnes memukul bahu Monica pelan "Bagaimana bisa wanita secantik dirimu tak punya kekasih.."

"Hmm.. bukankah, kau berdiet demi kekasihmu?"

Monica meringis dia tetap diam, sedangkan Lucy hanya menghela nafasnya "Nyonya apa sudah selesai.." Monica mengangguk.

"Baiklah aku akan pulang.." Agnes dan Sofia mengerutkan keningnya.

"Tunggu dulu, bagaimana dengan perayaan?"

"Perayaan?"

"Ayolah Mo, kita akan masuk ke dunia kerja setelah ini dan kita akan sangat sibuk dan tak punya waktu untuk bersama.."

"Tapi.." Monica ingin menolak namun Agnes segera mengangkat tangannya.

"Sejak dulu kau selalu menolak untuk pergi bersama, dan hari ini kita harus membuat perayaan.." Sofia mengangguk.

Monica menoleh ke arah Lucy yang juga mengangguk "Pergilah Nyonya.." bisiknya.

Monica menyadari banyak yang terlewati di masa mudanya, tapi hari ini dia juga telah melayangkan gugatan perceraiannya pada Marvin, bukankah dia juga melangkah menuju kebebasan, itu berarti dia juga sudah melepas statusnya sebagai seorang istri.

"Baiklah.."

"Yeaaayy, kita akan pergi ke mall" Agnes menggandeng tangan Monica.

Lucy melihat nyonyanya pergi dengan tersenyum, sudah sepantasnya dia menikmati masa mudanya.

Monica mengemudikan mobilnya dengan Agnes di sebelah kanannya dan Sofia yang duduk di belakang, mendengarkan radio dan bernyanyi bersama, Monica tertawa melihat kedua temannya menari dengan tingkah konyol mereka.

"Setelah Mall kita harus pergi ke Klab malam, bagaimana?"

Monica menipiskan bibirnya.

"Ayolah Mo, selama ini kau selalu menolak untuk pergi bersama, tapi tidak kali ini, kita harus bersenang- senang malam ini"

Monica mengangguk dengan ragu, lalu tersenyum.

Memarkirkan mobilnya di parkiran mall, Monica dan teman- temannya segera pergi ke lantai dimana surga pakaian berada, mereka memilih dan membeli apa saja yang mereka inginkan.

"Mo, ini bagus untukmu" Monica menyipitkan matanya saat melihat gaun hitam dengan belahan dada yang rendah, lalu menggeleng ke arah Agnes.

"Aku tidak mau!"

"Ini sangat seksi Mo.."

"Ya.. bukankah kita akan pergi ke klab malam?"

"Apa ini tidak terlalu terbuka?"

"Ayolah, untuk apa punya tubuh yang seksii jika tidak kau perlihatkan.." Monica mengambil baju tersebut, dan melihatnya.. kemudian menggeleng.

"Aku akan memilih yang lain saja" Monica tetap menolak menurutnya gaun tersebut terlalu terbuka dan dia tidak akan nyaman.

Monica tersenyum melihat sebuah dress bermotif bunga dengan panjang selutut dan bagian bahu bermodel sabrina "Ini bagus.." Monica membawanya ke ruang ganti untuk dia coba.

...

Puas berbelanja mereka mampir ke sebuah restoran untuk makan malam sebelum pergi ke klab malam.

"Mo kau yakin kita akan masuk ke sini?"

Monica mengerutkan keningnya, dia juga baru pertama kalinya masuk kesana, selama ini Monica lebih tahu restoran cepat saji, namun setelah menjalani diet Monica sudah tak lagi pergi ke restoran cepat saji sekalipun, dia hanya makan masakan rumahan saja, dengan begitu Monica bisa mengatur porsi makannya, atau sesekali instrukturnya akan membawanya makan ke restoran yang menyediakan menu makanan diet.

"Tidak, ayo.."

"Mo.. ku dengar restoran ini sangat mahal, dan hanya bisa di pesan olah kalangan pebisnis.."

Monica menggigit bibirnya, lalu melihat ke dalam restoran "Benarkah, tapi hanya restoran ini yang dekat dengan klub malam yang akan kita datangi?"

Agnes dan Sofia mengangguk "Jika aku bisa membawa kalian masuk apa yang aku dapatkan.."

Agnes dan Sofia mengeluh "Kau mulai lagi.." Monica tersenyum, dia punya kebiasaan bertaruh dengan teman- temannya tentang hal- hal kecil seperti sekarang.

"Sudahlah lebih baik buktikan saja jika bisa masuk, lagi pula aku juga penasaran dengan rasa makanan disini.."

"Ah.. tidak aku ingin tahu dulu, apa yang aku dapatkan jika aku bisa membawa kalian masuk?."

"Baiklah, selama satu minggu aku akan membantumu di kebun anggur Ayahmu"

"Aku juga.." Agnes menyetujui usulan Sofia.

Monica tersenyum "Baiklah.." Monica memeriksa ponselnya lalu menghubungi seseorang "David apa aku mengganggumu?"

"Bolehkah aku minta bantuan mu sekali ini saja.."

"Tentu Nyonya aku akan melakukannya dengan senang hati.." di sebrang sana David menegakkan punggungnya, untuk pertama kalinya Nyonya nya meminta bantuannya, tentu saja akan dia lakukan sebaik mungkin.

"Terimakasih David, Aku dan teman- temanku ingin sekali masuk ke restoran xxx bisakah kamu mengaturnya?"

"Tentu nyonya, anda hanya perlu masuk.."

"Oh, benarkah? terimakasih David.."

...

Monica melangkahkan kakinya dan memasuki restoran di ikuti kedua temannya, menyebutkan namanya dan Monica pun bisa masuk tanpa hambatan.

"Kau serius Mo, kau keren sekali.. astaga.."

"Tutup mulutmu Sofia, kau memalukan.." Agnes mendengus melihat Sofia yang menganga lebar melihat isi interior di dalam restoran tersebut.

Sofia mencebik "Ayolah aku mungkin tidak akan bisa kesini lagi.."

Monica terkekeh "Jadi nikmatilah.."

Mereka mendudukan diri di kursi yang di tunjukan pelayan yang memandu mereka.

"Silahkan Nona.." pelayan memberikan buku menu.

"Terimakasih.. aku akan memanggil saat kami akan memesan.." pelayan mengangguk lalu pergi, melihat Sofia dan Agnes yang membelalakan matanya saat melihat menu Monica memilih berbicara lebih dulu. "Kalian okay?"

"Mo, kita pergi saja.. aku rasa benar disini bukan tempat untuk kita.." Monica menghela nafasnya.

"Aku yang akan mentraktir kalian.."

"Sungguh?"

"Ah.. jangan Mo, ini terlalu mahal.."

"Sudahlah pilih yang kalian mau!" Agnes dan Sofia saling melirik lalu mengangguk. "Baiklah aku akan menerimanya karena sebentar lagi kau akan jadi direktur perkebunan anggur.."

Monica mencebik "Ya, dan setelah aku masuk, aku akan memperluas perkebunan ku, agar aku semakin kaya"

Saat sedang memilih menu dan saling berbisik ternyata ada banyak mata yang memperhatikan mereka, termasuk seorang wanita yang duduk tak jauh dari meja mereka "Apa mereka baru masuk kemari, aku jadi berfikir restoran ini mulai tidak menarik, karena membiarkan kalangan bawah untuk masuk.."

Monica yang mendengar ucapan tersebut mendongak dan mencari dari mana datangnya sumber suara, hingga dia melihat seorang wanita yang menatap ke arahnya dengan meremehkan tengah duduk dengan seorang pria, Monica mengeryit saat menatap punggung pria itu, sepertinya dia pernah melihatnya tapi dimana?.

Monica tak peduli lalu memanggil pelayan saat teman- temannya sudah siap untuk memesan.

"Mo apa wanita itu membicarakan kita?."

Monica mendongak melihat wanita yang sejak tadi memperhatikan mereka, apa masalah wanita itu. "Marv.. bisakah kita pindah, aku tidak nyaman.." Monica mengerutkan keningnya.

"Kau lihat mereka melihat ke arahku, apakah mereka itu sindikat pencuri, oh mungkin saja mereka sengaja mengikuti kita..." Monica makin mengerutkan keningnya, saat wanita tersebut terus bicara, tunggu.. bukankah sejak tadi dia yang menatap mereka dan membuat mereka tidak nyaman, apa wanita itu sedang melempar batu sembunyi tangan.

"Mo, benar bukan dia membicarakan kita.." Monica menghela nafasnya lalu bangkit, benar sepertinya begitu, wanita itu memang membicarakan mereka. Monica berniat mendatangi wanita tersebut, dan bertanya apa masalahnya dengan mereka, apa maksudnya dengan sindikat pencuri, oh ayolah isi di dalam ATM nya bahkan tak pernah habis karena terus di tambah setiap bulan, untuk apa dia mencuri.. akan dia buktikan jika dia punya uang, jika perlu dia akan membayar makanan wanita itu, berjalan mendekat ke meja wanita tersebut dengan langkah cantiknya dan dagu terangkat, namun langkah Monica terhenti saat melihat pria di depan wanita tersebut membalik tubuhnya dan melihat ke arahnya.

Astaga.. apa- apaan ini..?

..

Hayooo siapaaa?

1
Adawiyah Bulia
Luar biasa
A&R
/Smile/
May Keisya
gantian🤣🤣🤣
May Keisya
kalo Momo tau bakalan ga mau n klo udah tau pun pasti kecewa bgt
May Keisya
emang oon🤣🤣🤣
May Keisya
mau ngancem pke vidionya...yaelah diaka istri km sendiri 🤣
May Keisya
nyesek bgt😭😭😭
May Keisya
kasian momo😭😭
May Keisya
bagus momo biar gepeng trs geprek😂🤣
Linda Antikasari
Luar biasa
Masitoh Itoh
lanjut ceritanya
Masitoh Itoh
lanjut thour, nulisnya semangat
Masitoh Itoh
marvin ngidam hire
Masitoh Itoh
semangat othour
Masitoh Itoh
terkejut kan marvin dengar pengakuan david
Masitoh Itoh
oh ya ampun tertangkap deh monica biar seru
Masitoh Itoh
siapakah yg mau membeli ladang anggur monica
Masitoh Itoh
ya ampun marvin ga ngenalin istri yg dlu gendut ya
Masitoh Itoh
tragis sekali hidup momo, kehilangan kaka kini ayahnya menyusul kakanya alexa
Masitoh Itoh
seperti kawin kontrak saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!