NovelToon NovelToon
Ancient Slayer

Ancient Slayer

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:104.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Kusuma

Full Remake, New Edition 🔥🔥

Ini adalah perjalanan Iramura Tenzo, seorang pejuang yang dipanggil ke dunia baru sebagai seorang pahlawan untuk mengalahkan raja iblis.

Namun, dia gugur dalam suatu insiden yang memilukan dan dinyatakan sebagai pahlawan yang gugur sebelum selesai melaksanakan tugasnya.

Akan tetapi dia tidak sepenuhnya gugur.

Bertahun-tahun kemudian, ia kembali muncul, menginjak kembali daratan dengan membawa banyak misteri melebihi pedang dan sihir.

Ia memulai lagi perjalanan baru dengan sebuah identitas baru mengarungi daratan sekali lagi.

Akankah kali ini dia masih memegang sumpahnya sebagai seorang pahlawan atau mempunyai tujuan lain?

Ini adalah kisah tentang jatuhnya seorang pahlawan, bangkitnya seorang legenda, dan perang yang akan mengguncang dunia.

Cerita epik akan ditulis kembali dan dituangkan ke dalam kisah ini. Saksikan Petualangan dari Iramura Tenzo menuju ke jalur puncak dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Kusuma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Pertemuan Dengan Ketua Serikat

Di depan mereka, berdiri sebuah pintu kayu kokoh dengan ukiran halus di permukaannya. Pintu itu mengarah ke ruangan Ketua Serikat .

Eliana berbalik menatap mereka dan berkata, "Sekarang kita sudah sampai. Ayo masuk."

Dengan gerakan halus, dia mendorong daun pintu, membukanya perlahan.

Saat mereka melangkah masuk, pemandangan sebuah ruang kerja luas terbentang di hadapan mereka. Cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela besar di belakang meja utama, menerangi ruangan dengan kilau keemasan. Rak-rak penuh buku berjajar di sisi-sisi dinding, sementara sebuah meja panjang dari kayu mahoni berdiri gagah di tengah ruangan.

Di balik meja itu, duduklah seseorang.

Dia adalah pria dengan rambut panjang bergelombang, mata biru cerah, dan kulit putih yang kontras dengan telinga runcing khas ras Elf.

Mata pria itu langsung bertemu dengan mata Tenzo.

Dan dalam sekejap, Tenzo tahu.

Dialah Ketua Serikat ini.

Senyum ramah terukir di wajah pria elf itu. Dengan suara yang lembut namun penuh wibawa, dia menyambut mereka.

"Oh, selamat datang di ruanganku, wahai salah satu pahlawan Kerajaan Inavosta... Iramura Tenzo."

Sejenak, ruangan menjadi sunyi.

Ekspresi Tenzo langsung berubah. Dahinya mengernyit dalam ketidaknyamanan.

Tapi dia tidak mengatakan apa pun.

Tanpa memperlambat langkahnya, dia berjalan maju, mendekati meja tempat pria elf itu duduk.

Di sisi lain, Ramez terdiam.

"Pahlawan...?"

Kata itu bergema di dalam kepalanya.

Matanya melebar.

Otaknya memproses ulang semua interaksi mereka sejauh ini, mencari tanda-tanda yang bisa membuktikan kebenaran ucapan itu.

"Tidak mungkin... Tenzo... adalah pahlawan!?"

Ketika pertama kali bertemu, Ramez memang merasa Tenzo bukan orang biasa. Tapi seorang pahlawan? Itu semakin mengejutkannya. Tidak pernah sekali pun dia mencurigai kemungkinan itu.

Lebih dari itu, dia tidak merasakan aura seorang pahlawan dari Tenzo.

Dan yang lebih aneh lagi...

Dia tidak pernah melihat wajah Tenzo di antara para pahlawan yang dikenalnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi...?"

Sementara Ramez masih terperangkap dalam pikirannya, Tenzo kini telah berdiri tepat di hadapan pria elf itu.

Tanpa membuang waktu, pria itu memperkenalkan diri.

"Perkenalkan, saya adalah Enchart Nalfosta, Ketua Serikat di Kerajaan Servar."

Nada suaranya tetap tenang, tapi ada sedikit kilatan rasa ingin tahu di matanya.

"Jujur saja, saya tidak menyangka seorang pahlawan dari negeri seberang muncul di tempat terpencil seperti ini. Terlebih lagi..."

Dia menyandarkan punggungnya pada kursi, menyilangkan jari-jari tangannya di atas meja.

"... seorang pahlawan yang telah dinyatakan mati."

Pernyataan itu menggantung di udara.

Namun, Tenzo hanya menghela napas pelan.

"Sudah cukup basa-basinya."

Nadanya dingin, tajam.

"Dan jangan pernah menyebutku pahlawan lagi."

Matanya menyipit.

"Aku sudah tidak berhak menerima gelar itu."

Dalam sekejap, suasana ruangan berubah drastis.

Gelombang aura mengintimidasi mengalir dari tubuh Tenzo.

Tekanan berat memenuhi udara.

Ruangan yang tadinya hangat kini terasa lebih gelap, lebih berat—seakan oksigen di sekitarnya menipis.

Aura itu langsung menghantam Enchart.

Tubuhnya menegang.

Pupil matanya sedikit menyempit, telinganya yang runcing berkedut halus.

Bahkan Eliana dan Ramez yang berdiri di belakang bisa merasakan tekanan itu.

Eliana tanpa sadar mengepalkan jemarinya.

Sementara Ramez, untuk pertama kalinya sejak mengenal Tenzo, benar-benar merasakan betapa menakutkannya pria ini.

Di balik sikap santainya, ada sesuatu yang sangat berbahaya di dalam dirinya.

Enchart menghela napas panjang, mencoba tetap tenang.

Lalu, dengan senyum tipis, dia mengangkat kedua tangannya dalam gerakan damai.

"Yah, yah... Baiklah."

Matanya menatap lurus ke arah Tenzo.

"Tapi, tolong... Jangan terus mengeluarkan aura mengintimidasi seperti itu."

Untuk pertama kalinya dalam pertemuan ini, suara tenangnya sedikit bergetar.

***

Di Ruang Ketua Serikat

Di ruangan itu, suasana terasa sunyi.

Enchart kini memegang kartu identitas milik Tenzo, membolak-baliknya di antara jemarinya. Sorot matanya tajam, meneliti setiap detail di kartu tersebut.

Di seberang meja, Tenzo duduk santai, tapi ada ketegangan samar di balik ekspresinya yang datar.

Di sisi lain, Ramez berdiri gelisah, memperhatikan mereka berdua. Sesekali dia menjinjit, berusaha mengintip isi kartu identitas Tenzo dengan rasa penasaran yang membuncah.

Setelah beberapa saat, Enchart menghela napas panjang dan mengangkat pandangannya.

"Jadi, Tuan Tenzo, apakah Anda benar-benar yakin ingin mengubah identitas Anda?"

Nada suaranya terdengar serius, seakan ingin memastikan bahwa ini bukan keputusan yang dibuat dengan gegabah.

Tenzo menatapnya lurus. "Iya. Aku sudah memutuskannya."

Sejenak, Enchart terdiam.

Dia mengetukkan jarinya ke permukaan meja, tampak berpikir dalam diam. Udara di ruangan itu terasa lebih berat saat dia mengepalkan tangannya pelan.

Setelah beberapa detik, dia membuka matanya dan berkata, "Baiklah kalau begitu."

"Sebenarnya, untuk urusan seperti ini, kami biasanya melakukan interogasi lebih lanjut. Kami harus memastikan tidak ada tindakan kriminal yang disembunyikan di balik perubahan identitas."

Dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan.

"Namun, dalam kasus Anda… Saya bisa membuat pengecualian. Bagaimanapun juga, Anda adalah salah satu pahlawan. Aku akan memberikan hak istimewa kepada Anda."

Tenzo tidak bereaksi.

Matanya tetap dingin, tanpa emosi.

Enchart melanjutkan, "Silakan ikuti Eliana nanti untuk menyelesaikan proses perubahan kartu identitas Anda."

Setelah memberikan instruksi itu, pria elf tersebut tiba-tiba menyandarkan punggungnya ke kursi dan menautkan jemarinya.

"Oh, ya… Saya ada sedikit pertanyaan. Apakah saya boleh bertanya?"

Tenzo mengangkat alisnya sedikit, "Boleh, tapi aku juga punya pertanyaan untukmu."

Senyum tipis terukir di wajah Enchart. "Baiklah, kita impas, kalau begitu."

Tanpa membuang waktu, Tenzo menoleh ke arah Ramez.

"Tunggu di luar."

Ramez terkejut. "Eh?"

Namun, begitu melihat sorot mata Tenzo yang serius, dia tahu tidak ada ruang untuk membantah. Dengan sedikit enggan, dia berbalik dan melangkah keluar, menutup pintu di belakangnya.

***

Di Luar Ruang Ketua Serikat.

Waktu terus berjalan.

Ramez berdiri di depan pintu, mondar-mandir dengan gelisah. Sesekali, dia menghela napas panjang, menunggu Tenzo yang belum juga keluar.

Setengah jam berlalu.

Saat dia mulai merasa bosan, pintu itu akhirnya terbuka.

Tenzo melangkah keluar dengan ekspresi datarnya yang biasa.

"Ayo, Ramez. Kita pergi."

Tanpa menunggu jawaban, Tenzo mulai berjalan, dan Ramez buru-buru mengikutinya.

Suasana di antara mereka terasa aneh.

Setelah mengetahui kebenaran tentang Tenzo, dunia seolah terasa berbeda bagi Ramez. Dia menatap punggung pria itu, memikirkan kembali pertarungan mereka yang lalu.

Saat itu, dia sudah tahu bahwa Tenzo jauh lebih kuat darinya… tapi tidak pernah terbayangkan bahwa dia adalah seorang pahlawan.

Dan sekarang… dia berjalan di sampingnya.

Kebingungan berkecamuk dalam pikirannya.

Setelah beberapa saat, dia mengumpulkan keberanian dan membuka suara.

"A-anu..."

Dia sedikit terbata-bata, lalu menarik napas dan mencoba bertanya lagi dengan lebih jelas.

"Tuan Tenzo... apakah Anda benar-benar seorang pahlawan? Seperti yang dikatakan oleh Ketua Serikat tadi?"

Tanpa sadar, suaranya terdengar lebih formal.

Tenzo langsung meliriknya dengan tatapan heran. "Kenapa nada bicaramu berubah begitu?"

Dia menghela napas, lalu menjawab santai, "Jika kamu menganggap ucapannya benar, maka percaya saja. Tapi aku tidak. Aku tidak ingin mengakuinya."

Sorot matanya meredup sedikit.

"Aku bukan lagi seorang pahlawan, meskipun mereka tetap mengakuiku sebagai satu dari mereka."

"Dan lagi, jangan bersikap kaku begitu hanya karena mengetahui sesuatu yang tidak penting seperti itu. Aku jadi malas mendengarnya."

Ramez terdiam.

Jawaban itu… tidak seperti yang dia harapkan.

Dia menggigit bibirnya, lalu akhirnya berkata, "T-tapi… apakah kamu benar-benar rela melepaskan gelar berharga seperti itu?!"

Nada suaranya terdengar penuh emosi.

"Dengan gelar dan keberadaanmu, kamu bisa menjadi harapan bagi banyak orang di dunia ini!"

Kata-kata itu membuat Tenzo berhenti melangkah.

Ramez ikut berhenti, menatapnya dengan tatapan penuh harapan.

Tenzo perlahan menoleh, menyipitkan matanya.

"Masih banyak pahlawan lain di dunia ini."

Nada suaranya tetap dingin.

"Mereka lebih bersinar dariku. Jadi, apa salahnya jika aku melepaskan gelar itu?"

Dia memalingkan wajahnya ke depan lagi.

"Lagipula, aku sudah dinyatakan mati."

"Dan itu berarti, gelar itu juga ikut mati bersamaku."

Tanpa menunggu respons Ramez, dia kembali melangkah. Ramez tetap berdiri di tempatnya, tercengang oleh kata-kata itu.

Dia ada benarnya…

Jika dunia sudah menganggapnya mati, maka tidak ada gunanya dia kembali menampakkan dirinya sebagai pahlawan.

Namun, mengapa Ramez merasa ada sesuatu yang lebih dalam di balik alasan itu?

Saat pikirannya masih berputar, suara Tenzo kembali terdengar.

"Sudahlah. Tidak usah memikirkan hal itu."

"Sekarang yang lebih penting adalah bagaimana kamu bisa menjadi rekan tim yang baik ke depannya."

Ramez tersentak.

"Hah? Rekan tim?"

Dia menatap Tenzo dengan ekspresi bingung.

Tenzo mengangkat bahu santai.

"Iya."

"Karena kamu sudah mendengar pembicaraan kami tadi, aku memutuskan untuk menjadikanmu rekanku."

Dia menatap Ramez sekilas.

"Jadi, mulai sekarang, mohon kerjasamanya."

Ramez membeku di tempat.

"Heh!? Keputusan macam apa itu!?"

Ekspresi wajahnya benar-benar menunjukkan rasa syok.

Sementara itu, Tenzo hanya tersenyum tipis—sebuah senyuman yang samar, sulit ditebak artinya.

Perjalanan mereka baru saja dimulai.

1
F~~
Kayaknya aku punya firasat soal Zerath ini
F~~
hahahaha, masih ada neraka lain menunggu. Kasian banget nasibmu Ramez
angin kelana
bagus thorr,lanjutkan..
Reza Orien
cihuyyy
F~~
Pelatihannya tidak main main
F~~
Oke Thor gkpp, yang penting rajin update aja
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: sip, tenang aja bakalan rajin kalau kagak ada halangan. stok bab masih banyak
total 1 replies
angin kelana
siaaaap yg penting rutin update thorrr...
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: oke akan diusahakan ritun soalnya sudah punya stok sampai bulan depan, doakan agar tidak terputus-putus 🙏 updatenya.
total 1 replies
angin kelana
satu tebasan..
angin kelana
lanjutkan duelnya...
F~~
lanjutkan
F~~
sheshhh sasuga Tenzo
F~~
Nooo Ramezzz
Kyurles Suga
Jejak
Kyurles Suga
menikmati
Ora Ora
.
F~~
Nah, sudah saya kira, rupanya emang si Diomas. Tapi mantap sekali update langsung 3 bab sekaligus. Bagus Thor pertahanin udpet beginian.
F~~
Ah, aku dah tebak siapa ini. pasti ... bacaselengkapnya
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: husst, sebaiknya tidak usah diberitahu
total 1 replies
F~~
laki laki kalau sudah berbincang semalaman pasti bakal kemana mana tuh tema pembicaraannya
F~~
Gas lanjut thor
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: Oke sebentar lagi bakalan update bab baru
total 1 replies
angin kelana
lanjuuut
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: Okeee sebentar lagi bakalan update, ditunggu yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!