Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Riana kaget saat melihat nama Rendra yang ada di layar ponselnya saat ponsel itu berbunyi.
“Halo, Mas,” jawab Riana
“Kalian lagi apa? Udah makan?”
“Aku baru beres masak buat Ayah, Mas sendiri udah makan?”
“Belum, wah kayanya enak nih makan siang masakan kamu?”
“Mas, mau Aku anterin makanan?”
“Ga usah sayang, tapi tawarannya simpan untuk lain kali ya,” Riana tersenyum mendengarnya.
“Ya Mas. Mas, makan siang dulu jangan sampai telat,”
“Iya, sayang, kamu juga. Tunggu Aku nanti sore ya, Miss u baby.” jantung Riana berdebar mendengar kata-kata manis yang di ucapkan suaminya.
Entah kenapa Aku sangat merindukanmu sayang, ucap Rendra sambil menatap ponsel yang ada di tangannya.
Riana sudah siap menata makan siang untuk sang Ayah. Saat ingin memanggil Ayahnya, Riana tersenyum melihat Salsa yang asik bermain dengan kakek kesayangannya. Kini Budi sudah tidak lagi menyentuh barang haram itu, dan itu membuat Riana merasa sangat bersyukur.
Selama hampir lima tahun sang Ayah sangat ketergantungan dengan minuman itu, tapi akhirnya dia bisa menjauh dan tidak meminumnya lagi. Riana menghampiri keduanya dan menyuruh mereka untuk makan siang terlebih dahulu.
Seperti biasa dia selalu mengalaskan makanan untuk Ayah dan anaknya.
“Ria, sebenarnya kamu tidak perlu repot-repot untuk datang ke sini dan menyiapkan makanan untuk Ayah. Kamu sekarang sudah mempunyai suami dan Ayah tidak enak sama suamimu kalau kamu harus ke sini menemui Ayah.” mendengar itu Riana merasa sedih dan langsung memeluk Ayahnya dari belakang.
“Yah, sampai kapanpun Ayah adalah orang yang terpenting untuk Aku dan Salsa. Mas Rendra juga tidak masalah kalau Aku tiap hari kesini untuk menemui Ayah, jadi Ayah tidak perlu khawatir ya. Sekarang kita makan yu! Keburu makanannya dingin.” Budi merasa terharu, dia mengangguk dan menikmati makanan yang sudah disiapkan Riana untuk mereka.
Jam sudah menunjukan jam lima, tapi Rendra tak kunjung menjemput keduanya. Riana sengaja duduk di depan rumahnya sambil menunggu Rendra datang sedangkan Salsa sedang bermain boneka bersama sang kakek.
“Ria..!” Sapa Cakra yang baru lewat di depan rumahnya.
“Cakra, Hai...!” Riana menghampiri Cakra yang masih di atas motornya di depan rumah Riana.
“Sedang apa kamu disini? Suami kamu mana?” tanyanya sambil matanya melihat sekitar mencari sosok suaminya.
“Dia masih kerja, ini lagi nunggu di jemput. Aku habis nengok Ayah. Kamu baru pulang?”
“Iya, Salsa mana?”
“Itu lagi main di dalam sama Ayah,”
“Apa, Aku boleh menemuinya? Aku sangat rindu padanya,” Riana mengangguk.
Cakra turun dari motornya dan masuk ke dalam. Salsa memang lumayan sangat dekat dengannya. Bisa dibilang kalau selama ini Cakra lah yang menjadi pengganti sosok ayah untuknya. Setiap pulang kerja dia selalu menyempatkan untuk menemui gadis kecil itu.
Melihat jam yang ada di tangannya Rendra segera membereskan pekerjaannya, karena ingin menjemput anak dan istrinya. Sekertaris Rendra yang melihat bosnya pulang tepat waktu, merasa sangat heran. Bagaimana tidak? Rendra terkesan bos yang gila akan kerjaannya.
Bahkan dia rela lembur kerjanya sampai sang bos pulang. Mila bersyukur, karena semenjak menikah bosnya berubah. Sejak pagi Rendra tidak sama sekali memarahinya atau siapapun yang ada di kantor. Sebelumnya para karyawan akan sangat takut kalau Rendra sudah datang ke kantor. Karena, dia pasti akan memanggil siapa saja dan mereka pasti kena marah olehnya.
Berbeda dengan pagi ini, Rendra sama sekali tidak keluar dari ruangannya. Bahkan makan pun di lakukannya di dalam ruangan. Selama Mila bekerja disana, Rendra sama sekali tidak pernah menikmati makan siangnya di dalam ruangannya, tapi kali ini bosnya benar-benar berubah.
Sampai beberapa karyawan sempat menanyakan tentang bos mereka pada Mila. Mereka pun merasa heran karena, tidak mendengar teriakan Rendra di pagi hari. Mila sebagai sekertaris nya pun tidak mengerti dengan perubahan bosnya.
Rendra pun melajukan mobilnya menuju rumah mertuanya. Tidak di pungkiri kalau dia sangat merindukan istrinya. Rendra memarkirkan mobilnya di minimarket yang dekat dari gang rumah Riana. Dia pun berjalan ke dalam. Cukup jauh memang rumah Riana dari jalan raya.
Sesampai di sana, tubuh Rendra seketika merasa sangat panas. Dia melihat Salsa yang sedang asik bermain di pangkuan lelaki yang entah siapa itu. Dia pun melangkahkan kaki nya dengan cepat dan menghampiri mereka yang sedang duduk asik di halaman rumah.
“Mas Rendra,” Sapa Riana sambil tersenyum.
“Ayah...,” teriak Salsa, langsung turun dari pangkuan Candra dan berlari ke arah Rendra. Rendra tersenyum , dia berlutut untuk menyambut pelukan sang anak dan menggendongnya.
Cakra merasa aneh kenapa Salsa cepat sekali akrab dengan laki-laki yang baru dia temui? Kedua mata lelaki itu saling pandang, Riana yang melihatnya merasa tidak nyaman. Dia pun memperkenalkan Rendra dan Cakra.
“Mas, ini Cakra, sahabat Aku sejak kecil,” Cakra mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Rendra.
“Rendra,” jawabnya singkat dan langsung memalingkan mukanya, menghadap Salsa dan tersenyum padanya.
Budi yang mendengar kedatangan sang menantu, langsung keluar dari rumahnya. Budi menundukkan kepalanya merasa segan dengan menantunya yang baru jumpainya tiga kali. Rendra yang melihat mertuanya langsung menghampirinya dan mencium tangan Budi. Budi merasa segan dan ragu saat Rendra menarik tangannya dan menciumnya.
Riana tersenyum bangga melihatnya. Dia tidak menyangka Rendra akan bersikap sangat sopan pada orang tuanya.
“Ria, Aku pulang dulu ya, nanti Aku mau ketemu Salsa boleh kan?” Riana mengangguk. Dan Cakra pun pamit pada semuanya.
Siapa laki-laki tadi? Apa dia Ayah dari Salsa? Tapi kenapa Riana memperkenalkan padaku kalau dia adalah sahabatnya?
Banyak pertanyaan yang dia akan tanyakan pada istrinya. Tapi, Rendra memilih menanyakan pada istrinya saat di rumah nanti. Mereka pun pamit pada Budi setelah Rendra menyempatkan waktu sebentar mengobrol dengan mertuanya.
.
.
.
.
.
~*Bersambung~
Terimakasih buat semuanya yang setia membaca karya Author...
Jangan lupa like dan komen ya
Vote juga sebanyak-banyaknya biar Author lebih semangat lagi up setiap episodenya...😘*