Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Liona Menerima Elvira Tinggal Di rumahnya
Malam itu,liona tidur di kamarnya tanpa kehadiran Alvaro di sampingnya. Ada rasa sepi melanda batin Liona,kamar yang besar itu membuat Liona semakin rindu pada sosok Alvaro yang selalu mengelus rambutnya,memanjakannya,dan menidurkan Liona layaknya anak kecil.Hal itulah yang di rindukan Liona
"malam ini begitu sepi tanpa kehadiranmu Alvaro. Kamu sedang apa di sana ya?walaupun,Alvaro tidak bisa memuaskan hasratku,tapi kebiasaannya dalam menemaniku tidur setiap malam tidak bisa aku lupakan". Liona menatap langit langit kamarnya yang dengan hiasan ornamen indah.Liona merindukan kebiasaan Alvaro terhadap dirinya. Akhirnya,malam itu Liona tertidur juga di atas kasurnya yang empuk.
"Kriing...kriing". Suara alarm berbunyi di dekat ranjang Liona,membuatnya harus terbangun walaupun masih mengantuk karena tidur larut malam. Tepat pukul 6.00 pagi,Liona beranjak dari kasurnya lalu melangkah ke kamar mandi yang terletak dalam kamarnya yang luas. Harum bau masakan m Mbok Tini,asisten rumah tangga Liona tercium sangat harum,memasak dan menyiapkan sarapan pagi buat Liona.
"Ting...tong".Bel pintu rumah Liona berbunyi.
"Siapa yang datang sepagi ini ya?pak Abel mana sih?aku kan lagi masak sarapan buat non Liona". Guman Mbok Tini,lalu Mbok Tini,mematikan kompor dan melangkah keluar dari dapur untuk membuka pintu.
"Pagi Mbok Tini" sapa Elvira yang datang bersama kedua anaknya.
"Pagi juga Mbak Elvira...silahkan masuk". Elvira masuk sambil memegang tangan kedua anaknya. Mbok Tini,tahu jika Elvira datang pasti akan meminta uang untuk keperluan anaknya.
"Kak Alvaro belum bangun Mbok?" Elvira duduk bersama kedua anaknya di ruang tamu.
"Tuan Alvaro tidak ada Mbak,yang ada hanya non Liona di kamarnya". Mbok Tini mengatakan pada Elvira jika Alvaro berangkat keluar negri untuk urusan bisnis,dan Mbok Tini di beritahu oleh Liona semalam.Elvira kaget karena Alvaro tidak menelponnya.
"Oh...begitu,aku tunggu Mbak Liona saja". Elvira duduk dengan tenang dan sabar menunggu sampai Liona keluar,karena melihat Mbok Tini yang sibuk di dapur,maka Elvira berniat membantu pekerjaan Mbok Tini,awalnya Mbok Tini melarang Elvira,karena merasa tidak enak namun, melihat Elvira sangat ingin membantunya maka akhirnya Mbok Tini membiarkan Elvira membantunya menyiapkan sarapan untuk Liona.
"Mbok,semuanya sudah aku taruh di atas meja,apa masih ada lagi yang bisa aku bantu?" tanya Elvira,dan Mbok Tini mengatakan tinggal susu Liona yang harus di siapkan.
"Biar aku yang buat susu untuk Mbak Liona,dan Mbok Tini kerjakan yang lain saja".
"Baiklah Mbak,aku cuci piring kotor ini saja". Mbok Tini melakukan tugasnya yang lain,sedangkan Elvira yang telah selesai menyiapkan susu untuk Liona,meletakkannya di atas meja dan menunggu Liona keluar dari kamarnya. Sekitar 20 menit,Liona yang telah selesai mandi dan berdandan keluar dari kamarnya. Liona melihat sarapannya sudah tersedia di atas meja,juga segelas susu.
"Pagi Mbok" Liona menyapa Mbok Tini yang sedang mencuci piring di wastafel,Mbok Tini menoleh kearah Liona lalu mengatakan jika Elvira dan kedua anaknya sedang berada di ruang tamu,Mbok Tini juga mengatakan jika Elvira membantunya dalam menyiapkan sarapan. Liona,meneguk susunya perlahan lalu meletakkan kembali gelas susu yang sisa setengah itu di atas meja. Liona,berdiri dari duduknya lalu melangkah ke ruang tamu menemui Elvira dan kedua anaknya.
"Hai Elvira...kamu dan anakmu sudah sarapan?" Liona melihat Elvira menelan air liurnya.
"Belum Mbak",sambil memegang perutnya yang berbunyi. Liona,menyuruh Elvira membawa kedua anaknya ke ruang makan untuk sarapan bersamanya. Elvira tidak menolaknya,karena memang Elvira dan kedua anaknya belum makan dari rumah kontrakannya.
"Mbok,tolong siapkan sarapan untuk Elvira dan kedua anaknya" pinta Liona. Mbok Tini,mengambil beberapa piring,lalu meletakkan di atas meja makan.
"Elvira,ambilkan nasi dan lauk untuk kedua anakmu,kasihan mereka lapar" pinta Liona.
"Iya Mbak" Elvira mengikuti perintah kakak iparnya itu. Liona,melihat kedua anak Elvira makan dengan lahapnya,ada rasa iba melihat kedua keponakan suaminya itu. Liona,berjanji dalam hatinya kepada Tuhan dan dirinya,jika kelak Tuhan memberinya anak dalam rahimnya,maka Liona akan memastikan semua kebutuhan anaknya akan tercukupi.
"Mbak,aku sudah kenyang,dan kedua anakku juga kelihatannya sudah kenyang" ujar Elvira.
"Nanti,kamu bawa pulang makanan yang ada dalam kulkas ya,aku akan beritahu Mbok Tini".
"Terima kasih Mbak,tapi aku mau minta ijin sama Mbak" ujar Elvira gugup.
"Minta ijin apa?" Liona yang tidak mengerti maksud ucapan Elvira,mencoba menanyakannya dengan jelas. Elvira,lalu mengatakan niatnya datang ke rumah Liona,bahwa Elvira ingin tinggal sementara dirumah Liona,karena suaminya candra sudah seminggu tidak pulang ke rumah,dan pemilik rumah yang Elvira tinggali mengusir Elvira dan kedua anaknya karena tidak membayar uang kontrakan rumah.
"Loh...bukannya waktu itu Alvaro sudah memberikan sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk membayar rumah kontrakanmu?" tanya Liona dengan heran.
"Iya mbak,tapi uang itu di ambil oleh candra. Dia pergi entah kemana,dan belum kembali sampai saat ini" mata Elvira mulai berkaca kaca,saat mengatakan bahwa Elvira sempat menahan uang pemberian kakaknya,namun candra memukulnya dan mengambilnya dengan paksa dari tangannya. Liona,menarik nafas panjang lalu menghempaskannya. Karena Liona sangat memahami penderitaan Elvira,akhirnya Liona menerima Elvira dan kedua anaknya untuk tinggal di rumahnya tanpa menelpon Alvaro.
"Baiklah,untuk sementara waktu kamu dan kedua anakmu boleh tinggal di sini" ujar Liona.
"Terima kasih banyak Mbak,aku akan membantu pekerjaan rumah". Sambil menangis,Elvira memeluk kakak iparnya.
Liona,lalu menyuruh Mbok Tini menyiapkan satu kamar untuk Elvira dan kedua anaknya,kamar yang cukup besar untuk Elvira tempati bersama kedua anaknya yang terletak di samping kamar Liona dan Alvaro.
"Aku membuka toko dulu,ini sudah jam 8.25" Liona melirik jam tangannya,dan sudah waktunya untuk membuka toko butiknya.
"Iya Mbak,hati hati di jalan" Elvira menatap Liona yang berjalan sampai di depan pintu. Elvira sangat bersyukur,akan kebaikan hati Liona,dan berjanji dalam hatinya kelak akan membalas kebaikan hati kakak iparnya itu. Setelah Liona pergi,Elvira kembali membantu pekerjaan Mbok Tini seperti menyapu,mengepel,dan pekerjaan rumah lainnya. Mbok Tini, tidak keberatan karena sebagaian pekerjaannya di ambil alih oleh Elvira,justru pekerjaannya terasa lebih ringan.
"Mbak Liona sangat baik dan tidak pelit" ujar Mbok Tini kepada Elvira.
"Iya Mbok,aku sangat bersyukur mempunyai kakak ipar seperti Mbak Liona" sahut Elvira.