[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 11 - Sebagai Fantasi
Jeje tidak bisa tidur karena bayangan Damian terus menari-nari di kepalanya. Dia mengusap bibir dan dadanya yang sebelumnya sudah dijamah oleh pria itu. Baru kali ini ada pria yang menyentuhnya seintim itu dan anehnya Jeje menikmatinya.
"Aku pasti sudah gila!" pekik Jeje frustasi. "Aku harus pulang! Lama-lama di sini tidak baik untukku!"
Baru kali ini dia berhubungan langsung dengan customernya membuat Jeje merasa terancam. Tapi sebentar lagi dia akan skripsi dan itu membuatnya bingung.
"Lebih baik aku selesaikan kuliahku di sini, tahan Jeje itu tidak akan lama!" ucap Jeje berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Dan tak lama ponselnya berdering, dia mendapat panggilan dari nomor tidak dikenal. Dengan gugup Jeje menerima panggilan itu karena feelingnya mengatakan itu adalah Damian.
"Hallo," jawab Jeje. "Tuan..."
"Kau sedang memikirkanku ya?"
Benar saja memang itu suara Damian yang tidak berhenti mengganggunya.
"Damian, itu namaku. Mulai sekarang panggil aku dengan nama!" ucap Damian dengan nada perintahnya. "Kau dengar?"
"I... iya. Damian! Kenapa kau bisa tahu nomor ponselku ini?" tanya Jeje kemudian yang masih saja gugup.
"Aku tahu semuanya tentang dirimu jadi kau tidak perlu menutupi apapun dariku! Jadi..."
Jantung Jeje semakin berdebar mendengar perkataan Damian selanjutnya.
"Ayo kita mengejar kenikmatan bersama!"
Seharusnya semuanya sudah berakhir bukan? Tapi kenapa jadi begini? Jeje terus bergelut dengan pemikiran itu di kepalanya.
"Damian, kita akan melakukan PS lagi?" tanya Jeje memberanikan diri.
"Menurutmu? Kau sudah melihat tubuhku bukan? Jadi bayangkan saja aku berada di dekatmu!"
"Tapi... aku mau konsentrasi kuliah. Aku..."
"Jadi kau menolak ya?"
Suara geraman Damian itu membuat Jeje tidak berkutik.
"Satu kali!" ucap Jeje kemudian.
Di seberang telepon Damian tertawa puas, jelas-jelas Jeje sudah terperdaya oleh dirinya. Itu yang ada di pemikiran Damian penuh percaya diri.
*****
Jeje mendengus kesal karena hari ini terlambat ke kampus karena bangun kesiangan. Ini semua karena Damian yang semalaman membuatnya terjaga.
"Ehem! Ehem!" Jeje berdehem mengatur suaranya karena suaranya habis setelah melakukan PS bersama Damian semalam.
Jeje merasa serba salah, jika dia menolak Damian pasti akan menawannya seperti kemarin tapi jika dia mengiyakan permintaannya, dia akan dibuat kewalahan melayani pria itu.
"Apa tangannya tidak merasa keram!" gerutu Jeje dengan membayangkan apa yang dilakukan Damian.
"Oh astaga, kenapa aku jadi memikirkan itu!"
Akhirnya Jeje berusaha konsentrasi menerima mata kuliahnya hari ini. Dia harus secepatnya lulus dan pergi dari negara ini agar terbebas dari Damian si maniak sabun.
Setelah selesai kuliah, Jeje pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku. Beruntung teman sekelasnya tidak ada yang mempertanyakan kejadian kemarin, itulah sisi positifnya hidup di luar negeri tidak ada yang kepo dengan masalah orang lain.
Beda lagi jika dia kembali ke kampungnya. Ah, Jeje jadi rindu orangtuanya. Pasti sekarang mereka sibuk menjual gorengan.
Jeje berusaha menghubungi ibunya, beberapa panggilan baru diangkat oleh ibunya.
"Hallo, Bu!" panggil Jeje.
"Iya maaf, Cah Ayu. Ibu lagi sibuk goreng pisang!" sahut ibunya.
"Kan sudah Jeje bilang gak usah jualan gorengan lagi. Uang yang Jeje transfer sudah masuk, 'kan?"
"Sudah, tapi ibu sama bapak tidak mau pakai uangmu. Kami tabung, buat modal nikahmu nanti!"
"Ya ampun, Ibu..."
Itulah orangtua Jeje yang tidak mau merepotkan anaknya. Selesai melakukan panggilan dengan ibunya, Jeje mendapat pesan dari Damian.
Dengan gugup Jeje membukanya.
My PS Partner
Seumur hidup baru kali ini aku mengirim fotoku pada wanita. Jadi persiapkan waktumu malam ini dan bayangkan aku sebagai fantasimu!
sebelom nolong ketawa dulu ahh...