Dibuang Suami, Diratukan Adik Ipar

Tok tok tok...

Clek!

Selena yang berada dalam kamar menatap orang yang tiba-tiba dimasuki oleh seorang perempuan dengan celana dan jas hitam dipadukan kemeja putih yang rapi. 

"Siapa kau?" Tanya Selena dalam nada tidak senangnya karena perempuan itu masuk secara sembarangan ke kamarnya. Padahal dia belum memberi izin. Lagi pula perempuan itu tak terlihat seperti petugas rumah sakit.

"Perkenalkan nama saya Megi, Saya ditugaskan oleh tuan muda untuk mendampingi Anda selama berada di Jepang," kata Megi dengan penuh kesopanan. 

"Apa?" Selena terkejut, "Kenapa jadi kau yang mendampingiku? Di mana Kevin?" Tanya Selena merasa semakin tidak senang. 

"Tuan muda memiliki banyak urusan di perusahaan, jadi tidak bisa mendampingi anda," ucap Megi masih terus berbicara dengan sopan mengabaikan reaksi perempuan di hadapannya yang terus berbicara ketus padanya. 

"Tidak, aku tidak mau didampingi oleh siapapun selain Kevin!" Selena menggerakkan giginya sambil melakukan panggilan telepon pada Kevin. 

Drrtt.... Drrtt.... Drrt...

Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan telepon, silahkan tinggalkan pesan suara...

Tut tut tut...

Selena mematikan ponselnya dengan raut wajah kesal. 

Megi tersenyum melihat raut wajah Selena yang tampak begitu buruk, "sebaiknya Anda mengambil sikap yang bijak untuk tidak mengganggu tuan muda, Dia sedang berusaha mengembalikan posisinya yang telah diambil oleh saudara kembarnya. Saya yakin, anda pun akan senang jika posisi tuan muda kembali menjadi pewaris utama keluarga Taliban," kata Megi. 

"Memangnya kau tahu apa?! Berani sekali menceramahiku!" Geram Selena kesal, dia kembali menekan tombol panggil pada Kevin, tetapi kali ini pun panggilan teleponnya di-reject oleh Kevin. 

"Nona, tolong berhenti. Itu hanya akan menyulitkan tuan muda, saat ini juga Anda harus lebih fokus mempersiapkan diri untuk operasi transplantasi hati," kata Megi bersamaan dengan telepon di sakunya yang berdering. 

Dringggg.... Dringgg.....

"Ya?" Megi mengangkat panggilan telepon itu. 

"Lokasi rumah sakit yang ditempati Nona Regina melakukan pemeriksaan tiba-tiba dirubah, sepertinya kemarin mereka memang sengaja melakukan reservasi di beberapa rumah sakit untuk mengelabui kita," kata pria dari seberang telepon membuat wajah Megi langsung berubah pucat. 

Mereka telah mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak untuk menyogok pimpinan di rumah sakit tempat mereka berada sekarang, dan sekarang rumah sakitnya ternyata bukan Rumah sakit tempat mereka berada? 

"Jadi di rumah sakit mana mereka sekarang?" Tanya Megi dengan raut wajah yang tampak sangat buruk. 

Dia akan mendapat masalah besar jika terjadi kesalahan dalam tugas yang ia jalankan kali ini. 

Lagi pula tugas kali ini menyangkut nyawa kekasih Tuan mudanya, sungguh taruhan yang fantastis! 

"Itu,,, rumah sakit yang tidak bisa kita jangkau, Rumah sakit Fujiran," jawab pria di seberang telepon membuat Megi semakin pucat, dia yang berdiri akhirnya duduk di sofa dan memijat kepalanya yang terasa ingin pecah. 

"Hubungi tuan muda sekarang juga! Tidak, biar aku yang menelponnya!" Tegas Megi mematikan panggilan telepon itu. 

"Ada apa? Apa yang kau bicarakan tentang rumah sakit?" Selena bertanya dengan panik, dia tidak mau operasi kali ini harus dibatalkan lagi! 

Tetapi Megi tidak menghiraukan pertanyaan Selena, dia beralih menekan tombol panggil pada kontak milik Kevin. 

Selena begitu kesal, dan dia menggigit Bibir bawahnya sambil menahan rasa kesalnya dan semakin kesal lagi saat melihat Kevin mengangkat panggilan telepon dari Megi, sementara panggilan telepon darinya malah terus direject oleh pria itu!