Cinta Pelangi

Belum reda pembahasan tentang pernikahan keluarga Gunawan dan Prasetyo di internet,kini internet kembali di heboh kan dengan berita viral dari salah satu sumber terpercaya.

(Oh oh...apa yang kulihat ini???,Saat ingin melewati kantor raksasa GUNA PERSADA CORP,saya melihat sekelompok ibu-ibu berteriak sambil menangis di depan halaman kantor megah itu)

(jpg.)(jpg.)

Dua foto dilampir kan dibawah unggahan akun pribadi narasumber tersebut.

Sontak berita heboh itu menjadi trending di media sosial,pasal nya keluarga Gunawan kini tengah menjadi sorotan publik.

(Pejalan kaki 1:" Sial keluarga kaya tidak mungkin setidak berperasaan ini kan?")

(Pejalan kaki 2:"Kenapa? Bisakah kalian tidak bertele-tele..")

+999...

(Pejalan kaki 1: "Taukah kalian bahwa keluarga Gunawan baru-baru ini mengerjakan proyek jalan lintas antar kota,mereka di tuduh tidak menggunakan bahan baku yang bagus,jembatan untuk penyebrangan roboh dan menimpa para pekerja proyek.Namun seperti nya pihak penanggung jawab GUNA PERSADA CORP tidak memberikan pertanggung jawaban kepada keluarga korban.Jadi terjadilah demo para istri dari korban pekerja tersebut.")

(Pejalan kaki 6:"Astaga adakah hal seperti itu?")

(Pejalan kaki 2:"Hei..hei apakah pernyataan anda memiliki bukti??? Jangan main-main dengan keluarga Gunawan,atau kalian tidak akan tau bagaimana kalian mati")

+999..

Perdebatan ini manjadi semakin panas karna ada juga yang memviralkan video para ibu-ibu yang berdemo di depan kantor GUNA PERSADA CORP.

Saat ini di depan perusahaan,para security dan pengawal profesional di panggil untuk mengahalau para ibu-ibu buruh yang sedang berdemo.

Mereka tidak hanya menangis,tetapi mereka juga melemparkan berbagai sayuran busuk kearah lobi kantor.

"Berikan kami penjelasan"

"Berikan kami penjelasan"

Teriak mereka bersahut-sahutan.

Hal ini tentu saja menarik perhatian banyak orang,terlebih para wartawan pun hadir menabah kericuhan.

"Sekertaris Bian,apa yang harus kita lakukan?? Lobi diserang dengan berbagai sayuran busuk." tanya salah seorang resepsionis pada Biantara,sekertaris sekaligus tangan kanan Wily.

"Perketat keamanan jangan biarkan siapapun masuk."

"Tambah personil keamanan,kalau bisa usir para wartawan-wartawan itu"

"Tetap berjaga di meja depan,jangan ijinkan siapa pun yang ti⁸dak berkepentingan untuk bisa masuk"

"Kembali keposisi masing-masing dan tetap bekerja"

"Siaga di tempat,CEO akan tiba dalam tiga puluh menit"

Sekertaris Bian tidak henti-henti nya memberi perintah pada seluruh karyawan.Sebagai sekertaris CEO sekaligus tangan kanan nya,Bian harus bisa dan tanggap dalam menghadapi situasi genting apapun,terlebih jika pemimpin perusahaan tidak ada di tempat.

"SIAP sekertaris Bian"

Jawab mereka serentak lalu kembali ke tempat masing-masing.

Saat ini seorang ibu tiba-tiba berlutut sembari menggendong anak nya yang balita,dan menangis semakin keras.

"Tolong kami pak!!!Bagaimana kami bisa hidup??Suami saya meninggal saat bekerja di proyek tersebut.Meninggalkan kami,ibu dan anak.Bagaimana kami harus hidup"

Ratapan nya menyayat hati,bahkan balita di gendongan nya pun ikut menangis.

"Oh..Tuhan bagaimana kami yang lemah ini harus mencari keadilan??Apakah wanita tua ini bahkan harus bekerja banting tulang untuk menyambung hidup diusia yang sudah tidak berdaya ini?"

Seorang wanita tua dengan rambut memutih,tubuh kurus dan penampilan kumuh juga ikut menangis.

Para wartawan semakin gila membidik sana dan sini.

Mereka sangat bahagia mendapat kan berita hangat ini.

Wartawan 1: Tidak apa-apa bahkan jika aku tidak sempat sarapan.

Wartawan 2:Bahkan jika harus putus dengan pacar karna meninggalkan nya tiba-tiba,ini sepadan dengan berita dari keluarga Gunawan.

Wartawan 3:Aku bahkan dapat membayangkan bonus ku saat ini.

Perasaan yang tergambarkan saat ini sangat kontras antara para ibu-ibu yang bersedih dan para wartawan yang sedang berbahagia.

Di kediaman mewah Gunawan

Pyar...

Pyar...

Pecahan guci-guci mahal berserakan dilantar marmer yang indah.

Para maid ketakutan melihat pemandangan tersebut,bahkan mereka tidak berani mendekat.

Di atas kursi roda,Bagas yang saat ini tengah mengamuk,bernafas terengah-engah.

Anin yang berdiri disisi nya bahkan tidak berani menenangkan nya.

Sementara kedua pewaris muda Gunawan tidak terlihat batang hidung nya.

"Sialan."Maki Bagas.

"Apa saja yang sudah di kerjakan putra mu itu?" bentak nya pada Anin.

Anin tidak hanya tidak menjawab,dia bahkan sudah menyusut menjauh dari Bagas,takut kalau-kalau yang di lempar Bagas kali ini adalah diri nya.

"Pekerjaan bodoh ini saja tidak paham,apakah dia sudah bosan pada posisi nya"Sengit nya lagi.

Namun hanya keheningan yang menjadi jawaban atas kemarahan nya.

"Apa yang kau lakukan dengan begitu bodoh???Panggil putra mu kemari !!!!!." teriak nya.

"Iya iya" hanya itu jawaban Anin,sebelum diri nya berlari menuju kamar Wily berada.

"Sial" Maki Bagas lagi,melihat Anin yang lari terbirit-birit.

Mata nya menatap suram kearah i pad yang masih menampilkan berita panas tentang perusahaan yang di banggakan nya selama ini.

Di kamar Wily.

Tok tok tok

Tok tok tok

Ketukan pintu yang mendesak itu hanya di jawab keheningan.

Tok tok tok

"Wil"

Tok tok tok

"Wily..bangun sayang."Pekik Anin yang tidak mendapat jawaban apapun dari Wily.

"Wil"

Buak buak

Kali ini bahkan disertai dengan tendangan di pintu kamar Wily.Mungkin karna penghuni kamar benar-benar merasa terganggu,akhir nya perjuangan Anin mendapat respon.

Ceklek

Akhir nya pintu pun dibuka dari dalam.

Namun bauh alkohol yang menyengat langsung menghantap indra penciuman Anin.Dia bahkan harus mundur satu langkah sebelum benar-benar memperhatikan dengan seksama putra kebanggaan nya.

"Sejak kapan kamu menjadi peminum Wil?? Ini kamu gak tidur-tidur ya??Lalu ada apa dengan penampilan kacau ini,kamu udah berapa hari gak mandi sih?"

Pertanyaan berturut-turut Anin tidak mendapat jawaban,Wily hanya melihat nya dengan sayu.

Dia bahkan tidak dapat berdiri dengan baik,seluruh beban tubuh nya,dia sandarkan pada pintu kamar.

"Wil..kamu kenapa??"

Anin bingung lantaran sang putra hanya melihat nya saja,apa lagi mata nya merah karna kurang tidur,menambah suasana suram di sekeliling nya.

Anin merasa akhir-akhir ini dia seolah-olah tidak dapat mengenali putra nya sendiri.Bagaimana pun ini adalah putra yang dibesarkan nya dengan tangan nya sendiri,tentu dia juga merasa tertekan melihat putra nya yang kacau.

"Kamu kenapa nak?" Akhir nya dia bertanya dengan lembut.Dia bahkan lupa dengan tujuan nya membangun kan Wily dengan tergesa-gesa barusan.

"Bukan nya ini karna ibu." jawab Wily serak,bersamaan dengan bau alkohol yang menyengat dari mulut nya.

"Kenapa jadi ibu?" Anin tidak mengerti jawaban putra nya.

"Sudah lah.Ada apa ibu mencari ku??"Wily sedang tidak ingin bermain tebak-tebakan dengan ibu nya ini.

"Oh benar!Kamu sudah dua hari tidak masuk kantor,dan sekarang kantor sedang ada masalah,kamu ditunggu ayah mu." papar Anin.

"Hmm baiklah." Hanya jawaban singkat,Wily bahkan tidak bertanya tentang apapun lagi.

"Cepat lah,ayah mu menunggu"

Anin juga tidak berlama-lama,kemudian berlalu meninggalkan kamar Wily.

Sesampai nya dibawah dia langsung di cecar dengan pertanyaan dari Bagas,sang suami.

"Dimana anak itu??Jangan bilang dia masih tidur??Apa menurut nya kekacauan itu akan selesai jika dia tidur??" Sengit Bagas.

"Wily kurang enak badan jadi dia sedikit kesiangan" jawab Anin pelan.

Hmm

Bagas hanya mendengus tidak puas.Jika bukan karna kesehatan fisik nya yang buruk,anak itu sudah lama di tendang dari perusahaan.

Susah payah diri nya melawan para pemegang saham lain agar Wily bisa menduduki tempat itu,dan bukan Andra,anak yang dibenci nya.Bisa-bisa nya Wily malah bermalas-malasan.

Jika begini terus,para bajingan tua itu akan semakin tidak puas dengan pilihan nya,dan posisi nya juga akan semakin terancam.

Bagaimanapun mereka masih lah teman-teman seperjuangan ayah nya.