Arsya di paksa pulang ke rumah untuk mengasuh sang kakak,dan setelah sang kakak tiada Arsya di paksa menjadi pengganti,karena memiliki wajah yang hampir sama persis.
yang pada awalnya Arsya terpaksa pada akhirnya Arsya terbiasa hingga tanpa sadar Arsya menjadikan sang kakak setengah dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
orang tua egois
Sudah lebih dari seminggu Arsya menghilang dan sudah selama itu mereka bahagia tanpa Arsya. tidak ada yang khawatir apalagi berharap Arsya untuk mengambil alih.
"Ma, liat kalung Senja yang Papa beliin waktu ke Singapur ngak?".
"kalung kamu kan kamu simpan sendiri Senja!".
"ngak ada Ma! Senja udah cariin kemana-mana tetep aja ngak ketemu!".
"duduk dulu nanti biar Mama bantu cariin!".
Senja pun duduk di samping Anna dengan menaruh kepalanya di atas pundak Anna.
Saat sedang terfokus pada layar TV tiba-tiba Anna teringat sesuatu dan mengumpatnya dalam hati"dasar Arsya sialan! kau menjual kalung anakku lagi!" ya! Anna teringat bahwa Arsya lah dalang dari hilang nya kalung Senja.
Bukan tanpa sebab Arsya menjualnya,tapi dikarenakan Arsya terkurung di rumah itu apalagi Arsya punya banyak kebutuhan, Anna dan Andra tidak peduli sama Arsya yang mereka peduli hanya Senja,walau Senja punya banyak barang branded tapi Arsya tidak menyukai itu meski dia juga memakai nya.
Sebenarnya ngak ada sih orang yang ngak suka barang-barang begituan pasti ada sebab di balik kata ngak suka itu,bagi Arsya juga begitu dia ngak suka karena saat Arsya memakai semua barang-barang itu dia seperti bukan dirinya sendiri melainkan Senja.
.
.
.
Aslan Rizky Gentala terlihat menepikan mobilnya di depan sebuah bengkel kecil tempat terakhir kali dia bertemu dengan Arsya, Aslan kesana juga untuk mencari tahu keberadaan Arsya, dikarenakan dia selalu di bayang-bayangi oleh wajah Arsya.
Mungkin karena Arsya itu mirip Senja makanya Aslan selalu teringat, Aslan juga berfikir begitu makanya dia ingin bertemu dengan Arsya untuk memastikan.
"Mas! Pemilik motor ini tinggal dimana ya?"tanya Aslan pada sosok pria paruh baya yang sedang berkutat dengan pekerjaan nya.
"oh motor neng Kay?"tanya balik bapak bengkel itu menatap Aslan.
"kamu ini siapanya neng Kay?" tanya nya lagi karena tidak ingin langsung memberitahu tanpa tau dengan jelas siapa pria muda di depannya.
"saya yang waktu itu nganterin Kay karena motor nya rusak,dan Kay minta di turunin disini",
"katanya ini tempat langganan nya".
"benar! Tapi untuk tempat tinggal nya saya ngak tau!".
"oh makasih ya mas!, kalau boleh tau motor nya Kay sering rusak ya?".
"ini rusak yang kemaren waktu di pantai, udah seminggu lebih neng Kay nya ngak keliatan",
"dan untuk motornya selalu titip di sini ngak pernah di ambil, kalau pun di ambil paling buat jalan-jalan sebentar habis itu titip lagi gitu!".
"oh makasih banyak mas, saya pamit dulu ya!"pamit Aslan dan berlalu pergi ke mobilnya.
Aslan kembali mengemudikan mobilnya,melewati banyak nya perumahan hingga Aslan melihat sebuah rumah yang sudah tidak asing lagi baginya Aslan pun berhenti" mampir ngak ya?" tanya Aslan pada dirinya sendiri.
"udah lama juga ngak ketemu om Andra sama Tante Anna!".
Aslan memutuskan untuk mampir tapi karena Aslan tidak membawa apa-apa Aslan berfikir untuk membeli nya dulu baru kembali lagi nanti.
.
.
.
"Papa ngak ke kantor?"tanya Rian menduduki kursi yang berada di depan Andra.
"ngak! Hari ini ulang tahun kakakmu,kenapa?"tanya balik Andra.
"Rian mau ngomong sesuatu sama Papa!".
"mau ngomong apa serius banget!"ucap Andra meletakkan koran yang sedari tadi di bacanya.
"tentang kak Arsya!" jawab Rian ragu, Andra yang mendengar nama Arsya terlihat mengambil lagi koran nya seakan Andra tidak ingin mendengar.
"Papa ngak kasihan sama kak Arsya! dia juga punya kehidupan nya sendiri Pa,kenapa Papa ngak ajak kak Senja ke psikiater dan kenapa Mama sama Papa itu sangat membenci kak Arsya?"tanya Rian dengan penuh keberanian.
"kau tidak perlu tau Rian,dan kau juga bahagia kan dengan Senja?" jawab Andra ketus.
"Rian akui itu Pa! Tapi ini sudah terlalu lama untuk kita masih berkabung atas kematian kak Senja!".
"siapa bilang Senja sudah meninggal!, buktinya dia masih bersama kita sekarang",
"dan Rian jaga kata-kata mu jangan pernah lagi ungkit kematian Senja!"ucap Andra tegas dan berlalu pergi meninggalkan Rian.
Rian menundukkan wajahnya yang terlihat begitu kecewa pada jawaban Andra,dia tidak mengerti apa yang ada dipikiran kedua orangtuanya kenapa mereka begitu terobsesi dengan Senja dan kenapa mereka sangat membenci Arsya.
"permisi!!".
Aslan sudah kembali dan dia sudah berada di depan pintu masuk dengan sekeranjang buah di tangan nya.
Andra yang memang dari taman hendak masuk di buat terkejut dengan kehadiran Aslan"Aslan!!" ucap Andra terlihat bahagia dan memeluk singkat tubuh Aslan.
"iya Om! Om Andra apa kabar?"Tanya Aslan tersenyum hangat.
"Om sangat baik Aslan,sudah sangat lama om tidak melihat mu,kamu sudah sangat dewasa sekarang",
"ayo masuk!"ajak Andra dan di angguki Aslan.
"kau sendiri apa kabar Aslan?".
"saya baik Om!, Tante sama Rian gimana?".
"kamu liat saja nanti sendiri Aslan!",
"Ma liat siapa yang datang!!".
Anna yang masih dengan drama nya, terlihat terkejut dan menghampiri Aslan.
"ya ampun Aslan!"ucap Anna memeluk Aslan.
"apa kabar Tante?".
"baik Aslan,sudah lama sekali kamu tidak mampir kesini!".
"maaf Tante Aslan kuliah di luar negeri dan baru pulang kesini!".
Aslan memperhatikan seluruh penjuru rumah menatap nya satu persatu tidak ada yang berubah masih terlihat sama seperti terakhir kali Aslan kesini,dan itu 5 tahun lalu.
"duduk dulu Aslan biar Tante bikinin minum dulu!".
Aslan pun duduk di hadapan Andra yang sudah terlebih dulu duduk.
"kau tau hari apa ini Aslan?" tanya Andra membuat Aslan sontak berfikir keras.
"hari apa ya Om?" tanya balik Aslan karena bingung untuk menjawab.
"kau lupa!".
"maksud Om ulang tahun Senja?" ucap Aslan ragu karena tidak ingin kembali membuka luka lama Andra.
"itu kamu tau! Mumpung kamu disini kita rayain ulang tahun Senja sama-sama ya!".
Aslan terlihat heran apakah mereka sudah begitu ikhlas dengan kepergian Senja sampai-sampai mereka merayakan ulang tahun Senja dengan ekspresi yang begitu bahagia.
"kak Aslan!"Rian yang baru masuk dari taman pun di buat terkejut dengan kehadiran Aslan.
"dari kapan kakak disini?",
"kangen tau!!", Aslan tersenyum melihat sikap Rian.
"ngak usah kangen-kangenan Rian, panggil kakakmu!" timpal Andra sontak membuat Aslan mematung"kakak!"gumam Aslan.
"maksud Papa?" tanya Rian ragu.
"ya panggil kakakmu Senja!".
Aslan menatap lekat manik mata Rian seakan Aslan ingin penjelasan dengan apa yang di katakan Andra barusan.tapi Rian hanya membalasnya dengan senyuman dan pergi meninggalkan Aslan dengan segudang pertanyaan.
"di minum Aslan ya!".
"iya Tante makasih!".
"kamu sudah memanggil Senja pa?"ucapan Anna semakin membuat Aslan penasaran,apa Senja belum meninggal?.
"itu dia!".
Mata Aslan langsung terarah begitu saja kepada Senja dia begitu penasaran,"itu Senja! Ya! Itu beneran Senja!"Aslan terlihat tidak percaya dengan apa yang di lihat nya sekarang.
Aslan begitu terkejut,tapi saat Senja sudah tepat berada di depannya ekspektasi Aslan terpatahkan"dia bukan Senja!"ucap Aslan dalam hati.
"kau tidak ingat dia siapa senja?" ucap Andra seakan lupa kalau Senja yang sekarang bukanlah Senja yang dulu.
"Pa!"panggil Rian,"Papa lupa?"lanjutnya.
"dia teman SMA mu namanya Aslan!".ucap Andra tersadar.
"iya sayang ngak Papa!"lanjut Anna.
Senja terlihat terus menatap ke arah Aslan,ingin mencari kenangan nya bersama Aslan tapi tetap tidak bisa dia ingat.