Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Anak Pungut
Ke esokan paginya rumah yang di tempati oleh keluarganya Juna, Mayang di lakbrak oleh istri sahnya dan membuatnya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Saat akan mencari taksi Rina sengaja memberhentikan salah satu mobil dan dia ingin meminta bantuan meminta tolong membawakan Mayang ke rumah sakit. Setelah tahu mobil siapa yang di berhentikan, dengan terpaksa Rina meminta tolong.
“Tolong bantu saya membawa anak saya ke umah sakit” Ucap Rina meminta tolong
“Ibu ?” Tanya Sivanya saat membuka kaca mobilnya
“Sivanya, ibu minta tolong untuk membawa Mayang ke rumah sakit” Jawab Rina
“Emang Mayang kenapa bu ?” Tanya Sivanya
“Dia jatuh dan mengalami pendarahan” Jawab Rina
“Ayo, bu saya bantu” Ucap Sivanya
Sivanya pun membawa mereka ke rumh sakit, di perjlanan Rina menelpon Juna agar unttuk datang ke rumah sakit. Sesampai mereka di rumah sakit …
“Dok tolong sembuhkan adik saya” Ucap Juna
“Baik pak mohon di tunggu sebentar” Jawab Dokter
Setelah lebih dari 1 jam akhirnya dokter yang memeriksa Mayang keluar,
“Bagaimana dok keadaan anak saya ?” Tanya Rina
“Begini bu, sebelumnya kami minta maaf karena pasien harus kehilngan janin yang berada dalam perutnya” Jawab Dokter
“Ya tuhan cucuku” Ucap Rina merasa sedih
“Lalu ada kabar buruk lagi bu, maaf karena pendarahan yang hebat rahim pasien harus di angkat sehingga pasien tidak bisa lagi memiliki anak” Jawab Dokter
“Apa ?, dokter yang benar saja, apa-apaan ini” Ucap Juna prustasi
“Ya tuhan, Mayang kasihan sekali nasibmu nak” Jawab Rina
“Mungkin sebentar lagi pasien akan sadar” Ucap Dokter
“Bagaimana kita menjelaskan semua ini kepada Mayang ?, dia pasti tidak bisa menerimanya” Tanya Wulan
“Entahlah ibu juga bingung” Jawab Rina
Beberapa menit kemudian Mayang sadarkan diri.
“Mayang ada yanag akan mas katakana kepadamu” Ucap Juna dengan hati-hati
“Apa mas ?” Tanya Mayang
“Karena kejadian tadi, kamu kehilangan janin dalam perutmu, yang sabar ya Mayang” Jawab Juna
“Baguslah kalau anak itu sudah tidak ada, sejak awal aku juga tidak menginginkan kehadiarannya jadi aku tak perlu repot-repot menjaganya” Ucap Mayang
Plak …
“Heh menantu sialan. Apa yang kamu lakukan ?” Tanya Rina sambil memeluk Mayang
“Ya ampun ibu masih membelanya ?, ibu gak dengar apa yang barusan dia bilang ?, dia bersyukur anaknya meninggal bu” Ujar Wulan
“Memang sudah gak beres otak adikmu mas, itu darah dagingnya sendiri saja bisa dia biasa saja. Dan agar kamu tahu anak itu adalah anak pertama dan terakhir dalam hidupmu karena selanjutnya kamu gak akan bisa punya anak lagi” Teriak Wulan
“A-apa ?, apa benar bu ?” Tanya Mayang
“Ya, karena tadi kamu terjatuh kamu kehilangan anak, dan karena terjatuhnya cukup keras membuat fungsi rahimmu tidak dapat memiliki anak lagi. rasakan saja karmamu baru di mulai” Jawab Wulan
“Wulan cukup !!!” Hardik Juna
“Kenapa mas ?, apa kalian tidak berpikir bahwa ini semua karma karena ingin merebut Bintang dari Sivanya ibu kandungnya sendiri” Sindir Wulan
Tak lama Burhan dan istrinya datang dan mengetuk pintu kamar Mayang, yang membuat orang di sana langsun mengalihkan pandangannya.
“Jadi saya tidak harus bertanggung jawab karena anak yang di kandung Mayang sudah tidak ada” Ucap Burhan
“Apa yang kamu katakana mas Burhan ?” Tanya Mayang
“Saya akan menalak kamu, aku tidak ingin pernikahanku dan kehidupan anakku menjadi berantakan” Jawab Burhan
“Tidak mas, aku tidak mau bercerai denganmu” Ucap Mayang sambil menangis
“Mayang Mbayang binti Mbayang dengan sadar saya Burhan Pranowo kamu saya talak” Ujar Burhan
TES
Air mata Mayang menetes saat mendengarkan perkataan yang di ucapkan oleh Burhan kepadanya
Setelah mengucapkan seperti itu Burhan beserta istrinya meninggalkan kamar inap yang di tempati oleh Mayang.
“Dia tidak tahu terima kasih, setelah mendapatkan apa yang dia mau dia malah membuang Mayang begitu saja” Ucap Rina
“Bu, cukup apa ibu tahu Burhan hampir di pecat oleh Sivanya. Dan dia juga di turunkan menjadi staff biasa karena perbuatan Mayang yang nekat menyerang Sivanya, cukuplah bu jangan buat Mayang semakin berjalan di jalan yang salah” Jawab Juna
“Halah Juna jangan kamu sok menasehati ibu, ibu paling tahu apa yang terbaik untuk kalian. Jadi diamlah” Ucap Rina
“Ya terserah ibu saja, tapi aku ingatkan kamu mas jika terjadi sesuatu pada Mayang dan ibu kamu biarkan saja jangan pernah membantunya cukup menasehatinya saja. Memang ibu dan adik kamu ini harus kena karmanya baru otak mereka terbuka” Jawab Wulan
“Aku sudah bilang jangan ikut campur masalah rumah tanggaku kakak ipar, urus saja dirimu sudah menikah tapi belum hamil juga” Sindir Mayang
“Ya lebih baik aku belum hamil tapi bersuami yang sah, dari pada hamil tapi dari suami orang lain. Upsss” Balas Wulan sambil tersenyum sinis
“Ibu apa yang kamu lakukan ?” Tanya Juna
“Jika kamu tidak dapat mengajarkan istrimu ini sopan santun, biar ibu saja” Jawab Juna
“Mas aku Lelah denga sikap ibumu, aku pergi dan kamu pilih ingin ikut tinggal berdua denganku atau ikut ibu dan adikmu yang jahat ini” Ucap Wulan
“Aku tunggu kamu di rumah jika malam ini kamu tidak pulang padaku jangan harap pernikahan kita akan bertahan, kita bertemu di pengadilan tapi aku ingatkan sekali lagi jadikan pernikahan sebelumnya menjadi pelajaran sebelum kamu mengambil keputusan. Boleh berbakti tapi jangan bodoh hanya karena kalimat surga di bawah telapak kaki ibu. Tapi kamu harus paham ibu seperti apa yang punya surga di telapak kakinya” Ucap Wulan pergi meninggalkan rumah sakit
Juna yang berusaha mengejar Wulan harus menelan pil pahit lantaran ibunya menahannya dan berpura-pura sakit dada kirinya.
“Aduh sakit sekali” Ucap Rina sambil memegang dada kirinya
“Bu kenapa bu ?, duduk dulu bu” Tanya Juna
“Kamu di sini saja jagain ibu, ibu hanya kecapean kamu jangan ninggalin ibu” Jawab Rina
“Tapi Wulan dia pergi bu” Ucap Juna
“Sudah ceraikan saja Wulan, sudah tidak ada gunanya lagi dia untuk ibu” Jawab Rina santai
“Oh jadi, kalau orang yang sudah tidak ibu butuhkan lagi ibu kan membuangnya begitu saja ?” Tanya Juna
“Ya memangnya harus begitu dari pada membuat kita menjadi kesusahan” Jawab Rina
“Aku tidak akan menceraikan Wulan cukup rumah tanggaku dangan Sivanya saja ibu ikut campur, aku tidak akan membiarkan kalau rumah tanggaku yang sekarang hancur lagi !!!” Ucap Juna lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan
“Selangkah kamu keluar dari pintu itu, kamu bukan anakku lagi Arjuna Mbayang” Teriak Rina
Juna yang mendengar itu seketika diam di tempat lalu berbalik badan menghadap ke ibunya.
“Bagus, ibu tahu kamu tidak ingin menjadi anak durhaka” Ucap Rina
“Maaf bu, aku rasa di dunia ini hanya ibu yang telapak kakinya tidak bersurga. Bagaimana mungkin surga ada pada wanita yang senang melihat wanita lain tersakiti” Jawab Juna
Duarrrr …
Kaget bukan main Rina dan Mayang, pasalnya Juna adalah anak kesayangan Rina sejak kecil di doktrin ibunya menjadi anak yang penurut segala sesuatu harus melalui keputusan Rina hanya karena pepatah lama “Surga di bawah telapak kaki ibu”.
Rina selalu memanfaatkan kalimat tersebut untuk mengontrol Juna dan Mayang, agar semua keinginannya terpenuhi apalagi semasa hidup suaminya Rina selalu di manjakan namun naas nasib berkata lain sehingga Rina menjadikan anak-anaknya sebagai alat untuk mendapatkan semua yang dia inginkan.
“Mas, sudah gila kamu ya ?” Tanya Mayang
“Mas gila ? kamu sama ibu yang sudah gila, mas gak habis pikir sama jalan pikiran kalian mengapa jika aku bercerai selau saja menjadi kebahagian kalian tersendiri ?” Sindir Juna
“Karena kamu selalu nggga becus ngurus istri, udah gitu istri-istrimu nggak ada yang bisa membahagiakan ibu mas” Jawab Mayang
“Ngga bisa ngebahagiain bagaimana ?, kalian saja bertingkah seperti ratu yang ingin di layani tapi tidak pernah sedikit pun menghargaiistriku, apa kurang baktiku pada ibu sampai harus rumah tanggaku ibu hancurkan lagi ?, bukankah Wulan pilihan ibu ?” Tanya Juna bergetar
Juna merasa kalut dia tidak bisa berpikir dengan jernih, ada rau kekecewaan terpancar jelas pada ibunya. Namun ibunya hanya dian tak mengeluarkan suara apapun, perempuan paruh baya itu tba-tiba mendekatinya.
Plak
Plak
Plak
“Itu tamparan untuk anak yang tidak tahu terima kasih sepertimu” Teriak Rina
“Kamu pikir kamu bisa seperti ini karena siapa kalau bukan karena aku ?” Tanya Rina lagi
“Kalau aku tahu kamu pada akhirnya tidak berguna sejak dulu, aku tidak sudi dan rela merawat bayi yang tidak jelas asal-usulnya” Jawab Rina
“A-apa maksud ibu ?” Tanya Juna
“Bu ?, Jadi mas Juna ?” Tanya Mayang terpotong
“Ya Juna hanya anak angkat atau lebih tepatnya anak yang abapakmu pungut di pinggir sungai saat memancing” Jawab Rina
“Tidak, pasti ibu berbohong” Ujar Juna
“Untuk apa kau berbohong toh sekarang kamu sudah tidak berguna lagi untukku jadi lebih baik kamu tahu penjelasannya” Jawab Rina tak mau kalah
“Itulah alasanku mengapa kamu selalu menjadi yang selalu bekerja keras bukan karena kamu anak laki-laki tertua tetapi kamu anak yang tidak pernah aku anggap, aku hanya ingin menikmati hasilnya. Kamu ingat dulu setelah bapak meninggal semasa kecil kamu harus berjualan saat pulang sekolah padahal bapakmu meninggalkan ibu sawah, kenapa ?. karena saya membencimu” Ucap Rina lagi
“Jadi alasan ibu membuatku bekerja keras siang dan malam bahkan hanya makan sekali sedangkan Mayang dan ibu menikmatinya, hingga sawah bapak ibu jual tapi aku tak merasakan hasilnya juga” Teriak Juna
“Apa katamu ?, tidak merasakannya ?. kamu pikir kamu kuliah biaya dari mana ?” Tanya Rina
“Ibu Cuma membayar pendaftarannya saja dan sisanya kau kuliah sambil bekerja paruh waktu. Dan untuk keperluan semasa kuliah aku membiayai sendiri” Jawab Juna
“Bahkan setelah wisuda dan bekerja uang gajiku 80% untuk ibu, aku harus membiayai kulaih Mayang yang kuliahnya entah bagaimana kelanjutannya lagi sekarang, ibu kamu keterlaluan” Tambah Juna
“DIAM !!!!! kamu pikir kamu siapa berteriak padaku ? walau pun aku bukan ibu kandungmu tapi aku yang membuatmu bisa hidup” Ucap Rina
“Terima kasih banyak dan sudah aku balas dengan kerja kerasku, hidup yang kau berikan aku bayar dengan keringat dan air mata yang kalian nikmati” Teriak Juna sambil meninggalkan ruang inap
“Jangan lupa bawa istrimu yang tidak berguna itu dari rumahku, dan jangan lupa untuk mentransfer uang cicilan yang sudah kamu pakai” Ucap Rina
#Jadi siapa orang tua Juna sebenarnya ?#
#Kenapa dia di buang ?#
#Apakah kedua orang tuanya tidak mengingikan dia lahir ke dunia ?#