Suami Pilihan Mama

Hari ini adalah hari dimana Rayna akan menikah dengan Alvin, Rayna saat ini berada di salah satu ruangan yang ada di ballroom hotel tempa ia akan mengadakan pernikahannya, Rayna begitu cantik dengan riasan dan gaun putih yang sederhana namun begitu elegan dan yang pasti mahal.

Rayna menunggu di ruangan tersebut dan menunggu Alvin mengucapkan ijab kabul di luar ruangan tersebut, Rayna juga bisa melihat proses di luar yang begitu khidmat. Rayna tersenyum ketika melihat wajah gugup Alvin, akhirnya Rayna bisa juga melihat Alvin gugup padahal sebelum-sebelumnya Alvin tidak pernah kelihatan gugup.

"Kak Alvin ganteng ya, Kak," ucap Vania.

"Suami Kakak itu," ucap Rayna.

"Tau-tau, kan Vania cuma bilang aja kalau Kak Alvin ganteng, sensi amat," ucap Vania.

Tak lama setelah itu terdengarlah ijab kabul yang di ucapkan Alvin yang menandakan jika saat ini Rayna sudah sah menjadi istri Alvin, tiba-tiba saja Rayna merasa terharu bahkan ia sudah berkaca-kaca dan ingin menangis.

"Kak jangan nangis, kasihan Mbak-mbak MUA nya kalau Kakak nangis," ucap Vania.

"Iya Mbak, nanti makeupnya jelek loh, emang wajar sih Mbak kalau sedih soalnya hampir semua yang pernah saya rias, pasti sedih kalau udah sah," ucap salah satu tim MUA.

"Iya, Mbak," jawab Rayna.

Akhirnya Rayna pun keluar dari ruangan tersebut dengan di sampingnya ada Vania dan juga Amanda yang merupakan sahabatnya. Ya, Amanda ini sahabat Rayna sejak kecil, namun Rayna dan Amanda sudah jarang bertemu karena Amanda sudah menikah dan sekarang tinggal di luar kota. Rayna pun mengabari Amanda tentang pernikahannya dadakan dimana 3 hari sebelum pernikahan dan pastinya Rayna di semprot habis-habisan oleh Amanda, untung saja Amanda bisa menyempatkan hadir di acara spesial Rayna ini.

"Jangan nangis, suami lo ganteng," bisik Amanda.

"Apa sih, siapa juga yang nangis," bisik Rayna.

Rayna pun duduk di samping Alvin lalu mencium tangan Alvin dan Alvin membacakan doa, setelah itu mereka pun melanjutkan dengan penandatanganan buku nikah dan lain sebagainya.

Pesta memang akan langsung diadakan setelah akad karena acara pernikahan mereka hanya sampai jam 4, lalu setelah itu acara selesai. Pesta pernikahan pun tidak diadakan sampai malam karena yang pasti baik Rayna maupun Alvin mempertimbangkan mengenai kesehatan mereka yang harus mengurus banyak hal sebelum pernikahan sehingga jika acara diadakan sampai malam takut membuat semua keluarga dan tamu jadi lelah.

Menjadi raja dan ratu hari ini membuat Alvin dan Rayna lelah, bagaimana tudak sejak selesai akad dan naik ke atas pelaminan, tamu yang hadir seolah tidak ada habis-habisnya. Tangannya sampai pegal, bukan hanya tangan, tapi wajah juga karena Rayna harus tersenyum anggun agar wajahnya cantik saat di foto.

"Kalau capek duduk aja gapapa," ucap Alvin.

"Jangan, gak enak kalau duduk. Kamu gak lihat antrian yang ngajak salaman banyak banget gitu kayak mau antri sembako aja," ucap Rayna.

"Padahal aku cuma undang 50 dan kamu juga 50 artinya tamu undangannya harusnya 100, tapi kayaknya ini lebih dari 100 deh," ucap Alvin.

"Kamu kayak gak tau Mamaku sama Mama kamu aja, mereka ya bakal undang lebih makanya waktu itu aku bilang nikahnya di rumahku aja biar gak banyak tamu gitu, tapi kan Mamaku sama Mama kamu maksa gak mau di rumah katanya nanti kotor lah nanti males beresinnya lah, kalau di tempat kayak gini ya pasti semuanya bakal di undang lah," ucap Rayna.

Alvin menyetujui apa yang dikatakan Rayna, apalagi saat ia melihat Mama Nindy dan Mama Melody yang begitu antusias menyambut para tamu yang yang hadir.

"Rayna, selamat ya akhirnya udah nikah juga. Pasti kita bakal kangen bangen sama lo," ucap Anggun yang datang bersama rekan-rekan kerja lainnya.

"Pasti sih, kalau mau kumpul kabari ya, aku juga pengen," ucap Rayna.

"Siap, bawa suami lo juga ya biar ada yang jaga lo," ucap Anggun.

"Emang aku apaan, eh tunggu Hani sama siapa nih," ucap Rayna lalu menggoda Hani yang datang bersama pria yang entahlah Rayna tidak mengenal pria tersebut.

"Oh ini Kakak kelasku namanya Angga," ucap Hani dan Angga hanya tersenyum dengan menganggukkan kepala, Rayna pun membalasnya dnegan cara yang sama.

"Sama yang Ibrahim gak jadi?" tanya Rayna dengan berbisik takut Angga mendengarnya.

"Gak mau, dia nolak gue. Yaudah gue cari yang lain," bisik Hani.

"Nah gitu dong bangga aku," ucap Rayna.

Karena antrian begitu panjang, mereka pun langsung berfoto dengan Rayna dan langsung turun dan menyantap makanan yang disediakan disana.

Akhirnya setelah acara yang panjang, mereka pun selesai dan bisa beristirahat. Rayna memilih duduk di kursi pelaminan, Rayna merasakan kakinya kesemutan bahkan lemas, bagaimana tidak heels yang tinggi tentunya menbuat kaki Rayna pegal apalagi ia harus berdiri sejak tadi lalu cara yang seharusnya selesai jam 4 pun harus molor sampai jam 5 karena banyaknya tamu.

"Ayo ke kamar," ajak Alvin.

"Udah gak ada tamu lagi?" tanya Rayna.

"Udah gak ada kayaknya, kalaupun ada nanti biar di urus Mama," ucap Alvin dan diangguki Rayna.

"Bisa jalan?" tanya Alvin dan memegang lengan Rayna.

"Bisa kok, Mas," ucap Rayna.

Rayna pun berjalan perlahan dan dibantu Alvin hingga mereka sampai di kamar mereka, Alvin memang sengaja menyewa satu lantai di hotel tersebut agar keluarga dan kerabatnya bisa leluasa di sana.

Sesampainya di dalam kamara, Rayna langsing duduk di sofa dan melepaskan heels nya, "Akhirnya selesai juga, aku gak nyangka ternyata nikah secapek ini ya, bukan hanya capek materi, tapi juga capek fisik. Makanya aku dulu kalau mau nikah mikir dulu, sanggup gak aku nikah," ucap Rayna.

"Terus sekarang?" tanya Alvin.

"Kalau sekarang kan aku cuma mikir sakit fisik karena capek ngurusin persiapannya yang super duper mepet, kalau materinya kan dari kamu," ucap Rayna.

"Terus kenapa kamu takut nikah dulu?" tanya Alvin.

"Ya kayak yang aku bilang tadi, Mas. Aku takut aja nanti sakit fisik, sakit materi soalnya kan dulu belum tau aku bakal nikah sama siapa, kalau nikah sama yang sama-sama berjuang kan artinya aku sama dia pasti sama-sama capek fisik sama capek materi," ucap Rayna.

"Aku tau kenapa kamu dulu takut nikah," ucap Alvin.

"Karena apa?" tanya Rayna.

"Karena kamu mikir kayak gitu," ucap Alvin lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Maksudnya? aku terlalu mikirin dunia ya atau aku terlalu mikir ini itu yang belum tentu bakal terjadi atau justru Mas Alvin mikirnya aku matre," gumam Rayna.

.

.

Bersambung..........