NovelToon NovelToon
Kami Yang Kau Buang

Kami Yang Kau Buang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Single Mom / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:493.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Perempuan Juga Bisa

Sasya mengantar sang adik ke sekolah karena permintaan sang adik yang terus menerus merengek untuk diantar

"Maaf yah kak, jika aku malah merepotkan kakak". Ucap si bungsu dengan wajah sendu.

Anak itu tahu jika Sang kakak tak ingin mengantarnya ke sekolah entah apa alasannya. Karena tidak biasanya sang kakak bersikap seperti itu.

Mendengar ucapan sang adik Sasya merasa bersalah. "Kamu tidak merepotkan sayangku, maafkan kakak yah". Ucapnya membelai kepala sang adik.

Anak berusia 10 tahun itu mengangguk, wajahnya yang tadinya sendu berubah cerah setelah mendengar perkataan sang kakak.

" Kamu masuk sekarang yah, adek kan ada piket?? Tanyanya dengan senyuman manis.

Sang adik langsung berlari keluar setelah menyalimi Sang kakak karena dia ada piket sekolah. Dan harus segera melaksanakan tugasnya.

Saat akan menyalakan mobilnya, ada yang mengetuk keras mobil itu dan ternyata lelaki kurang ajar yang selama ini membuat mereka menderita.

"Sasya nak turun dulu, ayah mau berbicara denganmu". Ucapnya mengetuk kaca mobil Sasya.

Sasya keluar dari mobilnya kemudian menghadapinya dengan wajah dingin dan datar.

" Ngapain anda menghalangi jalan saya??

"Ayah mau bicara denganmu nak, tolong ". Ucap Rasya dengan memelas.

" Kelihatannya kita sudah tidak punya urusan setelah anda sendiri mengatakan malam itu, jika kami ini bukan anak anda melainkan anak selingkuhan bunda saya".

"Maafkan ayah nak, ayah salah waktu itu percaya begitu saja dengan keluarga ayah, tolong maafkan ayah ". Rasya mendekati sang anak tapi terhenti ketika melihat tatapan tajam sang anak.

" Maaf saya tidak memiliki ayah, jadi jangan pernah mengatakan jika anda bukan ayah saya, karena anda sendiri yang mengatakan hal itu. Bukankah saya dan ketiga saudara saya itu anak haram?? Jangan pura-pura lupa, pak Rasya yang terhormat".

"Nak". Rasya meneteskan air mata nya mendengar perkataan anaknya itu bagai pisau yang tertancap dalam dadanya rasanya sakit sekali dan bisa dia jelaskan dengan kata-kata.

Sasya menatap lelaki paruh baya ini dengan Tajam dan tatapan mata membunuh.

" Lihatlah baik-baik pak Rasya yang terhormat, anak-anak yang kau katakan hina ini adalah dokter bedah dengan kemampuan yang diakui. Kau pasti ingat bukan, jika usiaku baru berusia 17 tahun dan sekarang saya telah menjadi dokter muda dan tengah mengambil spesialis dan S2". Sasya memandang hina Sang ayah.

"Kamu hebat nak". Tangisnya

" Tentu karena aku memiliki bunda yang hebat, kuberi tahu padamu jika perempuan yang kau hina karena melahirkan anak-anak perempuan, kini menjadi wanita sukses yang penghasilannya sama denganmu bahkan lebih darimu. Dan anak-anak yang kau hina itu telah tumbuh menjadi anak membanggakan.

"Adikku Sonya yang berusia 15 tahun sekarang telah duduk di kelas 3 SMA dengan banyak penghargaan Serta Calon Arsitek karena kini dia sudah mendapatkan beasiswa luar negeri".

" Kami tidak membutuhkanmu untuk mengubah nasib kami karena kami terbiasa hidup tanpamu, jadi jangan pernah berharap jika kami akan membiarkanmu. Sekalipun kau berlutut dan berdarah-darah, tak akan ada maaf untukmu". Ucap Sasya masuk kembali ke dalam mobilnya meninggalkan Rasya yang terpaku dengan penuh air mata.

Rasya jatuh terduduk dengan pandangan kosong, penyesalan kini mendera batinnya. Dulu dia dengan sombongnya menghina dan merendahkan istri dan anaknya bahkan dengan teganya dia mengatakan anak-anak itu anak haram, padahal dari segi manapun semua anak-anak nya sangat mirip dengannya hanya versi perempuan.

Rasya menangis tersedu-sedu mengingat apa yang dia lakukan kepada anak-anak nya saat mereka masih tinggal bersamanya. Jangankan sapaan hangat layaknya ayah ke anaknya. Bahkan hanya hinaan dan bentakan yang dia berikan dan itu sangat membekas dihati mereka sehingga sangat membencinya.

"Ya Tuhan apa yang kulakukan kepada mereka". Tangisnya semakin pecah, kini penyesalannya tidak berguna jangankan memaafkannya, melihatnya saja mereka sudah sangat jijik.

" Bapak tidak apa-apa?? Tanya security sekolah ini dengan khawatir.

"Tidak apa-apa pak, terima kasih". Ucapnya mengusap kasar air matanya.

" Kelihatannya bapak sedang bertengkar dengan anak tadi??

"Dia anak saya pak, karena kesalahan saya dimasa lalu membuatnya sangat membenci saya". Ucap Rasya menunduk dengan air mata kembali mengalir.

" Bapak yang sabar yah, tetaplah berusaha meminta maaf nya pak karena itu kan kesalahan bapak jadi sebenci apapun mereka bapak harus tetap berusaha". Nasehatnya lagi menepuk pundak Rasya.

"Terima kasih nasehatnya pak, tadinya saya ingin menyerah mendapatkan maaf mereka. Mungkin saya memang tidak pantas dimaafkan". Ucapnya lagi menghapus air matanya.

" Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan pak, kita terus berdoa agar mereka mau memaafkan bapak karena biar bagaimanapun mereka anak bapak".

"Semoga pak, aku berharap maaf dari mereka walau itu sangat sulit".

" Bapak tahu siapa yang dia antar ke sekolah ini??

"Tidak pak, saya tidak sempat melihatnya tadi karena tadi anak itu seperti nya tidak turun dari mobilnya". Ucap pak security itu dengan ramah.

" Bisakah saya minta tolong untuk mengawasinya, jika anak itu mengantar adiknya lagi tolong cari dan foto kan adiknya yang bersekolah disini, saya ingin bertemu dengan anak bungsu saya". Ucap Rasya memandang penuh harap pada Security dihadapannya ini.

"Baiklah pak saya akan mengawasi dan mencari tahu adik anak yang tadi".

" Terima kasih pak atas bantuannya, saya tidak akan melupakan bantuan anda ini". Rasya refleks memeluknya

Dia sangat senang karena harapannya bertemu dengan anak bungsunya dengan Maya akhirnya bisa terlaksana. Dia akan berusaha mendapatkan maaf dari mereka semua, Bagaimanapun caranya.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya pak, tolong infokan saya nanti kalau sudah mengetahuinya dan ini kartu nama saya".

" Sama-sama pak, iya pak saya ambil ya!! ".

Rasya meninggalkan sekolah dengan perasaan campur aduk. Dia tidak menyangka, jika anak yang begitu tak diinginkannya kini sangat membanggakan. Dan akan menjadi seorang dokter spesialis bedah di usia 17 tahun. Itu sangat hebat menurutnya karena seharusnya usia segitu dia masih SMA kelas 3 dan Sonya juga calon Arsitek dengan beasiswa luar negeri. Dan kehidupan mereka sudah berubah dilihat dari mobil sport yang dipakai putrinya tadi bukan mobil murah.

"Kau mendidik mereka dengan baik Maya, maafkan aku dengan segala perbuatanku padamu". Monolog Rasya.

Rasya mengemudikan mobilnya kembali ke kantor karena dia akan ada meeting dengan klien.

Sedangkan di kantor istrinya terjadi keributan antara istrinya dan juga ibunya.

"Apa sih bu, sudah aku katakan jika aku tak ingin lagi memberikan kartu kredit itu, kenapa ibu ngotot??

" Kau itu menantu ibu harusnya menuruti semua perkataan ibu". Hardiknya dengan kesal karena menantunya ini tak mau mengembalikan kartu kreditnya.

" Ibu kan sudah dikasih jatah bulanan sama Rasya kenapa masih meronrong uangku juga. Bukankah aku ini menantu tidak berguna karena aku melahirkan anak-anak perempuan ".

" Ibu itu mau, kamu berikan ibu cucu laki-laki karena Rasya itu penerus perusahaan".

"Tapi tidak bisa kan bu??, itu artinya anak ibu memang hanya akan memiliki anak perempuan bahkan jika dia menikah dengan orang lain pun hasilnya perempuan, lagian memang kenapa kalau perempuan??, ibu juga seorang perempuan".

1
Soraya
typo nya perhatikan thor
Soraya
typo thor
Soraya
ternyata Rara juga pernah salah arah
Soraya
selamat ya buat Rara Semoga Samawa
Soraya
syukur lah akhirnya mereka bersatu
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Wiwit
Maya JD ortu ga tegas banget ma anak2nya
Nancy Nurwezia
semoga fabian dan sonya kembalj ke kodratnya.
Safni Mardesi
semoga Fabian jadi laki2 tulen
Nancy Nurwezia
jodohnya sonya kah si banci nih🤭🤭🤭.. sama2 menyembuhkan diri dari trauma..
Wiwit
katanya ga boleh gtu dg ayahnya, malah mendukung ank2 nya memaki ayahnya, bingung deh
Dwi Setyaningrum
thor typonya msh bertebaran nih.. semangat thor..
Dwi Setyaningrum
Lo rosa ga mati ya thor kan ketembak duluan sblm Rasya🤔
Dwi Setyaningrum
walah semua anak Maya pd konslet ya..untung pintar..
Dwi Setyaningrum
ini trauma yg sangat aneh menurutku ya secara Sonya anak yg jenius kyk ga terarah gt traumanya biasanya sebenci2nya lelaki apalg org sejenius Sonya pastinya mengarah k hal2 yg k ilmuwan misalnya jd profesor fokusnya pada pendidikan membikin dirinya sibuk mengejar ilmu ga akan terpikir utk menyimpang itu menurutku Lo ya thor..kalau sdh gini amat disayangkan sih ya kejeniusannya mending dibikin cerdas standart saja sih ya
Ummu Umar: tidak juga rasa trauma itu berbeda dengan tingkat IQ, IQ itu perkembangan dan kemampuan otak sedangkan trauma itu berasal dari kejiwaan, memang otak dan hati itu singkron tetapi tingkatnya berbeda, bisa baca digoogle banyak orang trauma memliki kecerdasan, masalah menyimpang itu juga bagian trauma, hampir semua yang menyimpang itu kebanyakan trauma dengan lelaki
total 1 replies
Fatimah Bajari
mauuuu
Nick_Hen
ide bagus
Dwi Setyaningrum
Krn di otak mu sdh tertanam semua laki2 menjijikan jd secara otomatis apapun yg dilakukan laki2 Dimata km ya ga baik gt aja dan itu km perlu penanganan khusus agar ga menjadi parahhh kasian mamamu lah Sonya dia gagal jd seorg ibu kalau kelakuanmu menyimpang bnr km trauma tp semua trauma ada obatnya bukan?dan km punya banyak uang bisa kan berobat itu juga buat kebaikan dirimu dan mamamu Lo..
Dwi Setyaningrum
ternyata Maya mendidik anaknya sdh gagal terlepas siapa pemicunya..Krn apa fokus Maya wkt itu hanya berpusat utk menaikkan taraf hidup Krn menilik msh lalu org miskin pasti direndahkan secara fisik Maya berhasil tp secara rohani gagal..pendidikan akademis hrs dibarengi dg pendidikan rohani..itu menurutku ya..maaf kalau pendapatku ada yg salah🙏🙏
Dwi Setyaningrum
akhirnya ikut lega sasya bisa membuka hati utk memaafkan papanya dg bgtu hidupnya akan jd lebih ringan utk melangkah menuju masa depan cerah tanpa embel2 kemarahan d kebencian dihatinya..jd ikutan mewekk thor..smpe malu ma suami🤭😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!