Janda hanyalah statusku.
Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.
Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.
Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dira Janda
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Riuhan suara di sebuah kampus yang cukup ternama itu, nampak para mahasiswa dan juga mahasiswi sudah cukup banyak memenuhi sebuah ruangan kafe yang terletak di lantai dasar.
Ya, diwaktu yang sudah menunjukkan jam makan siang ini, para mahasiswa dan juga mahasiswi itu sedang menikmati waktu istirahat mereka. Namun, akhir - akhir ini, suasana di lingkungan kampus terutama di waktu istirahat terasa begitu berbeda. Itu semua terjadi karena kehadiran seorang mahasiswi baru yang begitu sangat cantik, sehingga banyak dari mahasiswa yang begitu terkagum dengan kecantikannya dan menarik perhatian mereka seolah tak henti untuk terus memandangi nya.
Ya, mahasiswi baru yang begitu cantik yang mampu menarik perhatian kaum adam itu adalah Nadira Ayu, sosok gadis cantik yang sudah lebih dari satu minggu ini sudah duduk di bangku kuliah semester pertama.
Dan pada kesempatan makan siang ini, Nadira hanya duduk dengan sahabat dekatnya Putri. Meski sudah lebih dari satu minggu Nadira kuliah di kampus ini, namun dirinya masih tak begitu akrab dengan mahasiswi yang lainnya yang memiliki satu jurusan dengannya.
" Dira ". Panggil Putri.
" Iya ". Sahut Nadira dengan menunduk karena dirinya sedang makan.
" Kamu senang kan kuliah di sini? ". Sahut Putri.
" Iya, aku senang kuliah di sini, para dosennya ramah, dan ilmu pengetahuan yang diberikan sangat menambah wawasan ku ". Sahut Nadira, karena memang itulah yang dirinya rasakan selama mulai masuk kuliah.
" Baguslah kalau begitu, tapi sebenarnya ada yang membuat kamu merasa risih kan? ". Sahut Putri yang menebak.
Nadira pun menjadi mengangkat pandangannya pada sang sahabat.
" Risih?, maksud kamu Put? ". Sahut Nadira yang tak paham.
" Aku tahu kamu senang kuliah di sini, tapi kamu sendiri merasa risih karena di kampus ini banyak laki - laki yang naksir sama kamu ". Sahut Putri dan kali ini sepertinya tebakannya memang benar.
Mendengar jawaban dari sang sahabat, membuat Nadira meletakkan dengan lembut sendok dan garpu nya. Apa yang dikatakan oleh sahabatnya ini memanglah benar jika dirinya merasa risih dengan para mahasiswa yang sering memandangnya.
" Ya sudahlah Dir, kamu tahan saja selama kuliah di sini, aku yakin, meski dari mereka banyak yang suka sama kamu, mereka tidak akan jahil sama kamu, karena apa?, karena kamu itu perempuan yang pendiam dan sedikit cuek hihihihi... ". Sahut Putri dengan cekikan kecilnya.
Nadira pin ikut tersenyum simpul setelah mendengar jawaban sekaligus nasihat dari sahabatnya ini. Dan mungkin memang benar apa yang dikatakan Putri, dan bahkan mungkin para mahasiswa itu merasa sungkan pada dirinya karena sifatnya yang pendiam dan sedikit cuek.
Sementara di posisi lain, lebih tepatnya di meja tempat duduk yang hanya terhalang oleh empat orang mahasiswi yang berdekatan dengan meja Nadira, Nampak dari arah sana seorang mahasiswa yang sedang ditemani oleh dua orang sahabatnya, sedang menatap Nadira dengan tatapan penuh damba.
Ya, mahasiswa itu adalah Adit, salah satu mahasiswa semester lima yang juga merupakan ketua BEM di kampusnya. Semenjak masa ospek mahasiswa baru yang sudah dilangsungkan sekitar tiga minggu yang lalu, semenjak itulah Adit melihat sosok Nadira.
Untuk pertama kalinya Adit begitu terkagum pada adik kelasnya, sehingga dari keterkaguman itupun membuat Adit menjadi penasaran pada sosok Nadira, dan dari rasa penasarannya itupun membuat Adit sepertinya mulai menyukai sosok Nadira.
" Hey Dit, kamu ini mau makan atau mau melamun sih, coba lihat ini, makananmu masih belum tersentuh sama sekali, kalau tidak mau sama makanannya, kemarikan biar aku memakannya ". Seru Salah satu sahabat Adit yang tak lain adalah Jaka.
" Eh apa sih, enak saja kamu, aku yang sudah pesan kok malah kamu yang mau makan, dasar rakus ". Sahut Adit ketus setelah dirinya sempat terkejut.
" Ya habisnya kamu dari tadi hanya melamun, sebenarnya kamu melamunkan apa sih? ". Sahut Jaka yang tak mau kalah.
" Biasalah, siapa lagi yang dia lamunkan jika bukan si Dira, mahasiswi cantik yang membuat kaum Adam terpanah ". Celetuk salah satu sahabat yang lainnya yang tak lain adalah Feri.
" Apa sih kamu Fer, siapa juga yang melamunkan Dira, sudahlah ayo kita makan ". Putus Adit yang seolah mengelak dari tebakan temannya.
" Memang kita dari tadi sudah makan, kamunya saja yang belum makan ". Ketus Jaka, ia merasa tak habis pikir dengan sahabatnya ini. Sementara Feri sendiri sudah merasa menang karena tebakannya benar tentang Adit.
Dan setelah sempat terjadi drama makan siang di meja ketiga mahasiswa itu, akhirnya mereka bertiga pun benar - benar menikmati waktu makan siang mereka.
Namun, di tempat duduk duduk lain, nampak seorang mahasiswi dengan didampingi dua orang mahasiswi yang lainnya sedang menatap tak suka pada sosok Nadira. Ya, mahasiswi itu adalah Riska, salah satu mahasiswi semester lima yang juga satu jurusan dengan Adit.
Riska merasa tak suka pada Nadira lantaran pria yang menjadi incarannya selama ini malah lebih menaksir Nadira, sehingga hal itu membuat Riska merasa sangat tak suka pada sosok Nadira yang merupakan mahasiswi baru di kampusnya.
" Sudah Ris ayo makan, nanti makananmu bisa dingin ". Seru Yanti yang tak lain adalah temannya.
" Iya - iya aku mau makan ". Sahut Riska dengan nadanya yang terdengar tak bersahabat.
" Riska, kamu masih kesal sama mahasiswi baru itu? ". Tanya temannya juga yang tak lain adalah Tina.
" Ya iyalah aku kesal, bagaimana tidak kesal coba, jika Adit yang selama ini aku nantikan cintanya malah lebih naksir sama mahasiswi yang baru itu, dasar wanita pengganggu ". Sahut Riska dengan raut kesalnya.
" Tapi kamu tidak perlu khawatir Ris, kan si Adit tidak pacaran juga sama dia, jadi ya sudahlah ". Sahut Tina lagi.
" Apa pacaran?, awas saja jika mereka memang benar pacaran, tidak akan aku beri ampun wanita pengganggu itu ". Sahut Riska lagi bahkan tatapannya malah menjadi nyalang.
Mendengar sahutan yang sudah mengundang api amarah dari sang sahabat, membuat Tina dan juga Yanti akhirnya lebih memilih diam. Mereka tak ingin menyahut lagi, karena jika menyahut sudah pasti ujung - ujungnya merekalah yang akan disalahkan.
Dan pada akhirnya semua mahasiswa dan mahasiswi itupun benar - benar menikmati makan siang mereka, sebelum akhirnya waktu masuk kelas benar - benar dimulai.
*****
Sang mentari sudah hampir condong ke ufuk barat, yang menandakan jika waktu sudah menunjukkan sore hari. Para mahasiswa dan juga mahasiswi di kampus yang populer itupun sudah mulai bertebaran keluar lantaran sudah saatnya lah bagi mereka untuk pulang setelah lebih dari setengah hari mereka menggali ilmu pengetahuan di kampus itu.
" Dira ". Panggil suara seorang pria yang berada tak jauh darinya.
Sontak Nadira dengan Putri pun langsung berhenti melangkah dan membalikkan tubuh mereka.
" Adit?, ada apa kamu panggil - panggil Dira? ". Sahut Putri setelah Adit berada di dekat mereka.
" Dira kamu sudah mau pulang kan? ". Bukannya menjawab pertanyaan dari Putri, si Adit malah bertanya pada Nadira.
" Emm... iya kak, Dira sama Putri sudah mau pulang ". Sahut Nadira jujur.
" Kalau begitu, bagaimana kalau kamu pulang denganku saja? ". Tawar Adit tiba - tiba, entah mengapa Adit menawarkan diri seperti itu, padahal dirinya tahu jika Nadira akan pulang bersama Putri.
" Ya ampun Adit, kamu itu hanya mengganggu saja, kenapa Dira harus repot - repot pulang sama kamu kalau sudah ada aku, lagipula kamu ini aneh sekali, Dira itu tinggal sama aku, ya sudah pasti dia pulangnya sama aku, ini malah kamu yang mengajak Nadira pulang, dasar aneh kamu ". Sentak Putri lantaran menurutnya Adit begitu sangat aneh.
" Ya mungkin siapa tahu Nadira butuh boncengan, kan bisa boncengan sama aku, apa salahnya kalau menawarkan diri untuk membantu adik kelas sendiri ". Sahut Adit meski itu bukanlah alasan yang sebenarnya.
" Aduh, kamu ini benar - benar aneh Adit, menawarkan boncengan kok malah sama orang yang membawa kendaraan sendiri, kalau mau membantu membonceng orang, tuh bantu mereka yang tidak punya kendaraan saat ke kampus ". Sahut Putri dengan menunjuk beberapa mahasiswa yang sedang menunggu angkutan umum untuk pulang.
" Ayo Dir kita pulang ". Ajak Putri pada akhirnya.
" Ya sudah kak, kalau begitu Dira pulang dulu ". Sahut Nadira dengan tersenyum kecut.
" Iya ". Sahut Adit singkat.
Jujur sebenarnya Adit merasa sedikit kecewa lantaran dirinya tak bisa mengajak Nadira untuk pulang bersama, padahal dirinya sudah sangat ingin untuk mengenal Nadira lebih dekat lagi, tapi sepertinya, nasib tak berpihak kepadanya.
Sementara dari arah yang cukup jauh dari posisi Adit, yaitu lebih tepatnya di samping pintu utama masuk ke kampus, nampak Riska sedang menatap dengan begitu kesalnya. Riska merasa sangat begitu kesal lantaran Adit sudah semakin dekat pada Nadira, bahkan Adit sampai menawari untuk pulang bersama.
" Awas saja kalau kamu benar - benar menjalin hubungan dengan Adit, tidak akan aku biarkan kamu bisa kuliah dengan tenang di kampus ini ". Gumam Riska yang sudah benar - benar merasa sangat kesal pada Nadira.
" Riska ". Pekik Tina dan juga Yanti dari lorong kampus.
Sontak suara itu membuat Riska langsung menoleh ke arah kedua sahabatnya yang mulai mendekatinya itu.
" Ada apa sih kalian sampai teriak begitu, heran deh ". Sahut Riska kesal.
" Aduh Ris, kamu wajib tahu ini ". Sahut Yanti dengan rautnya yang seolah sedang ada sesuatu yang sangat gawat.
" Iya, kamu harus tahu ini Ris, ini menyangkut reputasi kampus kita ". Timpal Tina juga dengan raut yang tak kalah gawatnya.
" Ada apa sih kalian, jangan membuat aku penasaran tahu ". Sahut Riska kesal.
" Ris, kamu tahu Dira, ternyata Dira itu seorang janda ". Ujar Yanti.
Deg...
" Iya benar Riska, ternyata Dira seorang janda, bahkan dia itu janda beranak satu ". Timpal Tina dengan segala kejelasannya.
" Apa?... Dira janda?... ". Pekik Riska.
Riska benar - benar sangat terkejut dengan berita ini. Bagaimana bisa kampusnya memberikan sebuah beasiswa pendidikan untuk mahasiswi yang sudah berstatus janda?.
" Iya Riska, Dira, si adik kelas mahasiswi baru itu seorang janda beranak satu, dan dia kuliah di sini karena mendapatkan beasiswa, ini gawat, kampus kita sudah benar - benar kecolongan ". Sahut Tina yang semakin memperjelas tentang berita ini.
" Tapi bagaimana bisa kampus kita bisa kecolongan, tidak mungkin kan kalau kampus kita salah dalam memberikan beasiswa?, dan aturan sudah sangat jelas, jika di kampus kita ini, tidak memberikan beasiswa pada janda ". Sahut Riska yang merasa tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.
" Tapi pada faktanya memang seperti itu, Dira mendapatkan beasiswa dari kampus, kita itu mendapatkan infonya tidak asal - asalan Riska, kita itu mendapatkan infonya dari sekretaris ketua BEM yang sedang mendata ulang data mahasiswa baru yang mendapatkan beasiswa, dan data milik Dira menunjukkan jika Dira itu seorang janda ". Sahut Yanti dengan segala kebenaran informasi yang dirinya dapatkan.
" Ya ampun, apa - apaan ini?, kenapa kampus kita bisa kecolongan seperti ini, ini tidak bisa dibiarkan, aku harus melaporkan ini pada rektor, pokoknya Dira tidak boleh kuliah di kampus ini, kalau perlu kita adakan demo biar Dira cepat keluar dari kampus ini ". Sahut Riska dengan bersungguh - sungguh, rupanya Riska benar - benar tak main - main dengan masalah ini.
" Iya betul aku setuju, Dira memang harus keluar dari kampus ini, enak saja dia bisa kuliah karena mendapat beasiswa, padahal dirinya janda ". Timpal Tina.
" Aku juga sangat setuju ". Timpal Yanti pula yang juga ikut membenarkannya.
Sepertinya, hal buruk kali ini akan benar - benar menimpa Nadira kembali, setelah kehidupan menyedihkan nya selama di kampung, kini dirinya sudah akan menimpa musibah yang sepertinya akan benar - benar menjatuhkannya.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤
🌿🌿🌿🌿🌿