Akira Yamaguchi, cucu perempuan satu-satunya di keluarga Yamaguchi. Keluarganya merupakan klan Yakuza terkuat di Jepang. Dibalik, semua orang yang melihatnya sebagai gadis tak berperasaan dan dingin, ada rahasia mengapa Akira selalu menampilkan sifat dinginnya.
Kenta Ishikawa atau biasanya dipanggil, Ken. Merupakan seorang Yakuza yang dijuluki Iblis Klan Yamaguchi. Berhati dingin, tanpa ampun, dan merupakan orang kepercayaan dari pemimpin Klan Yamaguchi. Dia jatuh hati pada cucu bosnya sejak mereka pertama kali bertemu.
Namun, Kenta tahu cintanya itu terlarang, dia hanya diam memendamnya dan terus berusaha menjaganya dan mengawasinya.
Kisah cinta terlarang anggota Yakuza dan cucu bosnya, juga konflik antar Klan Yakuza, akankan membawa pelabuhan pada hubungan mereka berdua yang hanya sekedar Nona dan Penjaganya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimiHaruka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf dan Berbaikan
Jalanan Tokyo begitu padat meskipun sudah menunjukan pukul 11 malam. Kemeja putihnya telah berlumuran darah. Pekerjaannya sangat kotor, tetapi dengan begitu dia bisa selalu melindungi Akira.
Niatnya ingin menenangkan diri setelah transaksi itu, namun dia urungkan saat Sora mengirimkan pesan padanya. Jika, Akira tak keluar kamar untuk makan malam.
"sial, aku memang tak becus menjaganya " kesal Ken pada dirinya sendiri.
Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, Ken tak memperdulikan keselamatannya, dia hanya memikirkan Akira.
Salahnya karena mendiami Akira, namun dia juga tak mau lepas kendali, dia tak ingin marah pada Akira.
...----------------...
Kenta buru-buru membersihkan dirinya, meskipun perasaannya di landa kalut dan cemas, dia tetap menomer satukan penampilannya. Dia tak ingin Akira melihat pekerjaan kotornya. Apalagi bau amis darah dan bajunya juga sudah kotor.
Akira hanya meringkuk menahan sakit di dadanya. Dia tak bisa tidur bahkan obat sudah ia konsumsi, badannya lemas, sekarang kepalanya berdenyut hebat. Dia tak bisa menangis lagi, padahal tempo hari dia bisa menangis.
Akira mengambil ponselnya, dia akan menghubungi Kenta. Masa bodoh dengan gengsinya, dia sudah tak tahan dengan sakitnya.
Tanganya gemetar, belum sempat ia mengetik nomer ponsel Kenta, terdengar suara pintu kamarnya di buka.
"Akira " panggil Kenta, suara berat dan serak yang Akira kenali, seolah sebagian dalam dirinya merasa lega kala mendengar suara orang yang dia tunggu.
"K-ken " jawabnya lirih.
Akira tak ada tenaga lagi badannya lemas, Ken mendekatinya dan melihat keadaan Akira yang meringkuk lemas di ranjangnya.
Perasaan bersalah bersarang di hati Kenta melihat Akira seperti ini, badannya lemas, matanya sayu menatapnya.
"maaf Akira " ucap Ken, sambil berjongkok di sebelah ranjang Akira, dia mengelus lembut rambut Akira.
Tangannya memegang tangan Akira, dirasanya sangat dingin. Kenta duduk di pinggir ranjang Akira membantunya duduk.
"mau makan?" tanyanya. Akira hanya menggelengkan kepalanya lirih.
Kepalanya terasa berdenyut hebat, Kenta membawa kedekapannya. Akira tenggelam di dada bidang dan keras milik Kenta.
Nyaman, satu kata itu yang Akira rasakan. Kenta memeluknya erat, menyalurkan rasa hangat pada tubuh Akira.
"maaf Ken" ucap Akira lirih.
"tidak, kamu tidak bersalah, maaf aku mendiamkan kamu, aku hanya tak ingin menyakiti kamu dengan memarahimu, maaf Akira " jelas Kenta, dia mencium pucuk kepala Akira lembut.
Desiran aneh menjalar di hati Akira, sakit di dadanya terasa berkurang. Namun, tidakan Kenta yang mencium pucuk kepalanya membuat gelanyar aneh di hatinya.
...----------------...
Semalaman Kenta tak tidur, dia masih setia menunggu Akira hingga tertidur lelap kembali.
Di lihatnya jam 4 pagi, Akira baru tertidur satu jam lalu. Dia tak makan, Kenta sudah membujuknya, Akira hanya ingin di temani saja.
Kenta keluar kamar Akira, dia akan menghubungi pihak sekolah jika Akira izin sakit.
Badannya masih terasa deman, Kenta menyiapkan bubur untuk Akira, sebelum Akira bangun.
"Ken, apa Nona baik-baik saja ?" tanya Aoi yang baru saja masuk ke dapur untuk mengambil minuman.
"Dia demam" jawabnya.
"Ryuta semakin berani terang-terangan, apa kita sebaiknya segera bertindak ?" tanya Aoi.
"kelicikan harus di balas dengan kelicikan"
Senyum jahat terukir di bibirnya, Kenta tahu Ryuta bukan lawan yang mudah, dia harus lebih licik lagi, karena Akira menjadi sasarannya.
Aoi di buat merinding dengan aura yang Kenta keluarkan, dia memilih diam dan berlalu.
"deket si Ken bikin mati muda keknya, merinding banget, tapi wajar sih identitas Nona di ketahui Ryuta yang menjadi masalah utama" gumam Aoi sepanjang jalan menuju markas.
"hey Aoi, apa mereka sudah bisa di lepaskan ?" tanya seseorang itu.
"haa ? a-aa ya lepaskan karena sudah 2 hari " jawabnya.
Ya, yang di maksud dua orang dia atas adalah penjaga Akira yang lalai menjaga Akira sehingga Akira lepas dari penjagaan.
Kenta benar-benar marah, hingga menghajar mereka sampai babak belur, jika bukan Aoi yang meredamnya sudah di pastikan mereka ber-empat tinggal nama saja. Mereka harus membayar denda 100.000 yen dan juga di gantung dengan kepala di bawah selama 2 hari tanpa makan minum.
...----------------...
Akira terbangun dan badannya rasanya sakit semua, dia duduk di ranjangnya dan termenung sesaat sampai pintu kamarnya di buka, dan menampilan Kenta yang sedang membawa nampan masuk ke kamarnya.
"sudah bangun, apa masih sakit?" tanya Kenta sambil menaruh nampan berisi bubur di nakas sebelah tempat tidur Akira.
Akira hanya membalas dengan gelengan pelan. Sakit di dadanya sudah mereda sejak semalam, bahkan dia tak menyadari jika dia demam hingga di rabanya dahinya ada plester dingin.
"aku demam ?" tanyanya.
"iya tadi malam setelah kamu tidur, apa masih mimpi buruk ?"
Akira tak menjawabnya, sepertinya dia tadi malam tidak mimpi buruk, apa mungkin karena sakit kepalanya jadi dia deman. Kenta hanya menghela nafasnya pelan dia tahu Akira belum mau bercerita lebih dengannya.
"ada bubur buat kamu sarapan, mau aku suapin ?" tanyanya.
"a-aa engga aku makan sendiri aja, tapi boleh kamu disini dulu ?" ucapnya lirih, entah mengapa Akira menjadi gugup, padahal biasanya dia tak segan di suapi Kenta.
Kenta menyodorkan mangkuk berisi bubur pada Akira, Akira menerimanya dan memakannya. Sungguh Akira tak menyukainya. Apalagi sedari tadi Kenta menatapnya intens.
"duh kenapa sih padahal biasanya juga biasa aja kalaupun aku sakit ya Ken kayak gini kan, ini kenapa jadi degdegan gini sih" batin Akira, dia menyodorkan sendok berisi bubur pada mulutnya dan tak berani menatap Kenta.
"udah nggak nafsu " ucap Akira sedikit cemberut karena dia tak menyukai buburnya, dan menyodorkan kembali mangkuknya pada Kenta.
"kenapa? biar kamu cepat sembuh atau mau makan yang lain?" tanyanya.
"kamu tahu aku nggak suka bubur Ken"
Kenta menghela nafasnya pelan, dan beranjak dari duduknya.
"aku belikan makanan yang lain kamu tunggu disini " ucapnya.
"ikut boleh ?" tanya Akira, matanya menatap lucu pada Kenta.
"astagaaa kenapa kamu lucu sekali Akira " batin Kenta berteriak frustasi.
Akira mungkin tak menyadari jika dia berekspresi seperti itu pada Kenta, seperti bukan dia yang dingin dan jutek.
"haa, nggak boleh, kamu disini, cuma sebentar " ucap Kenta sambil menghela nafas pelan, dia harus tahan untuk tidak menerkam Akira sekarang.
"cih, ya udah sana-sana " usir Akira.
Kenta hanya tersenyum tipis, Akira segera memposisikan tubuhnya kembali tidur dan bermain ponselnya.
Kenta segera keluar dan akan membelikan makanan kesukaan Akira. Saat dia keluar ternyata oyajinya berada di depan kamar Akira.
"Oyaji ?"
"Nona sudah bangun, anda ingin menjenguknya ?" tanya Kenta.
"Iya" jawabnya singkat.
"baik saya permisi dulu Oyaji, Nona meminta makanan lain " ucapnya sambil membungkuk hormat, dan segera berlalu.
"Akira, kakek masuk " ucap Kakeknya sebelum membuka pintu kamar Akira.
"a-aa iya kek masuk aja " balas Akira sedikit berteriak.
Hanya satu orang yang masuk kamar Akira tanpa perlu bertanya atau permisi, dia adalah Kenta.
Akira bahkan sudah hafal, di awal Kenta sangat sopan, namun kejadian Akira yang sering mengigau saat tidur ataupun terlambat bangun membuat Kenta berani masuk kamarnya tanpa permisi.
Asahito duduk di tepi ranjang Akira, Akira bangkit dan duduk bersadar pada kepala ranjangnya.
"bagaimana keadaan cucu kakek ?" ucapnya lembut pada Akira.
"baik kek, hanya demam " jawab Akira.
Baginya kakeknya ini sangat lembut padanya, Akira selalu ingat kakeknya selalu tersenyum jika bersamanya saat Akira kecil dulu.
"maaf kek, sudah membuat kakek khawatir"
Akira memegang lembut tangan keriput Kakeknya, meskipun terlihat keriput dan kasar, kakeknya masih sangat terlihat segar dan sehat.
Asahito tersenyum tipis dan mengusap lembut pucuk rambut Akira.
"tidak apa, Kakek tahu anak muda seperti kamu ingin bebas, tapi ingat beritahu Ken saat kemanapun " tutur Asahito. Akira mengangguk pelan.
"istirahat lagi, kakek masih ada urusan "
"baik kek "
Asahito berdiri dari duduknya dan membenarkan selimut Akira, lalu berjalan keluar kamar Akira.
"haa orang selembut kakek siapa sangka dia bos Yakuza "
...----------------...
Tak lama setelah kepergian Asahito dari kamarnya, Kenta datang membawa makanan kesukaan Akira dan menyuguhkan pada Akira.
"makan yang banyak" ucapnya.
"makasih Ken"
Kenta tak sedetik pun melewatkan pandangannya pada Akira yang sibuk makan dan bermain ponselnya.
Entah keberanian dari mana ibu jarinya mengusap lembut bibir Akira yang terdapat bekas saos sambal.
Akira terkejut, dia terpaku, dan jantungnya berpacu lebih cepat. Kenta dengan cepat menyadari tindakannya, Akira memalingkan wajahnya, terasa panas sekali wajahnya.
"a-aa maaf, ada saos dibibir kamu tadi, aku lancang maaf " ucap Kenta canggung.
"aaaa gilaa apa yang aku lakukan, dia pasti marah" batin Kenta frustasi.
Canggung sekali, itu yang Akira dan Kenta rasakan saat ini.
"a-aa ya tidak apa makasih Ken" ucap Akira dengan sedikit gugup.
"duh kenapa aku jadi gugup gini sih "
Akira segera menetralkan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat ini.
"mau nonton film"
Akira berusaha memecahkan kecanggungan ini.
"aa-a iya aku siapkan proyektoknya " balas Kenta.
Kenta segera mencari proyektor mini yang dia belikan untuk Akira beberapa bulan lalu, karena dia memintanya.
"mau nonton apa ?" tanyanya sambil membuka ponselnya dan menyambungkan wireless pada proyektornya.
"anime deh" jawab Akira, sambil memakan kentang gorengnya.
"udah jadi wibu sejati " sindir Kenta. Akira menatapnya kesal dan menendang paha Kenta yang berdiri di dekatnya.
Kenta tersenyum tipis kala Akira kesal saat dia jaili. Kecanggungan itu akhirnya mencair.
Kenta mengambil kursi belajar Akira dan duduk di sebelah ranjang Akira, dia sebenarnya bisa saja duduk di satu ranjang dengan Akira tapi tidak dia lakukan bisa-bisa dia lepas kendali.
Kenta bukan menatap film yang di putar namun dia menatap Akira yang berusaha menjelaskan ini dan itu setiap Kenta bertanya tentang film yang di putarnya.
"aku sangat bahagia melihatnya sekarang dia lebih banyak bicara meskipun masih belum bisa terbuka padaku "
Hampir satu jam lebih, Akira ternyata tertidur lelap, sejak tadi memang Kenta mengelus pucuk rambutnya dan menjadikan Akira mengantuk dan tertidur.
Satu kecupan lembut mendarat di dahi Akira, Kenta melakukannya secara diam-diam setiap Akira tertidur.
"mimpi indah Akira"
...----------------...
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun. Mohon bijak dalam membaca dan berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.