Beautiful Secret

  Pukul 19.30 WIB

  Malam ini Aira mendapatkan jatah libur.kang Asep memang memberikan jatah libur 2 kali dalam sebulan untuk para karyawannya.

  Hari ini Aira memang sengaja tak masak untuk makan malam karena dia ingin mengajak Aldo untuk makan malam diluar.

  Kesibukannya dan sang adik membuat mereka jarang ketemu dan kumpul bareng. makanya mumpung libur kerja Aira meluangkan waktunya untuk sekedar jalan dan ngobrol santai dengan Aldo.

 "Kita makan dimana mbak?."tanya Aldo.

 Aira berfikir sejenak. "gimana kalau ke tempat mie ayamnya bang Mios."usul Aira

  Aldo pun manggut-manggut,setuju. "Oke deh..udah lama juga gak makan disana."

  Tanpa membuang waktu lagi, mereka melangkah menuju kedai mie ayam bang Mios yang letaknya tak jauh dari kompleks perumahan mereka.

  Aira memang sengaja tak menggunakan motor dan mengajak Aldo jalan kaki,sekalian olahraga malem di sekitaran komplek dengan jalan-jalan santai.

  Sampai di kedai bang Mios.buru-buru mereka masuk ke dalam dan memesan dua porsi mie ayam.

 Setelah memesan makanan, Aira dan Aldo celingak-celinguk kebingungan mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka tempati.malam ini kedai bang Mios cukup rame para pengunjung.jadi meja yang disediakan oleh bang Mios sudah penuh.

 "Disana Yuk mbk.cukup untuk kita berdua."celetuk Aldo,menunjuk ke meja yang sudah dihuni oleh dua orang.cowok dan cewek.

 "Apa gak pa-pa kita duduk di sana?."bisik Aira agak ragu karena meja itu dihuni oleh sepasang kekasih.takutnya mengganggu malah mengganggu mereka.

 "Udah gak pa-pa lah..biar nanti aku aja yang minta izin sama mereka."ucap Aldo sambil melangkah dulu kearah meja itu.

  Mau gak mau Aira pun mengikuti sang adik dari belakang.lagian apa yang diomongi Aldo ada benarnya juga.

 "Maaf mas,mbak..boleh gabung gak? soalnya meja yang lain udah pada penuh."ucap Aldo minta izin pada sepasang kekasih itu,sopan

  Kedua sejoli itu kompak menoleh kearah Aira dan Aldo.

 Deg!

 Aira kaget saat matanya bersirobok dengan mata Arbi.tapi yang membuatnya penasaran gadis yang ada disamping temen sekelasnya itu.

"Siapa nih cewek? kayaknya bukan Queen deh?" bisiknya,menerka-nerka.

 "Aldo?."seru cewek yang duduk disebelah Arbi tampak terkejut melihat keberadaan Aldo.

 "Rere?."Aldo tak kala terkejutnya.

 Cewek yang dipanggil Aldo,Rere.langsung merubah raut wajahnya,ramah. "gak pa-pa kok, do...gabung sama kita aja."ucapnya sumringah,mempersilahkan Aira dan Aldo untuk gabung dengan mereka.

  "...lagi ngedate ya,do?."tanyanya melirik ke Aira.dengan raut kepo.

  "Sembarang..ini kakak aku."sahut Aldo sambil menyeret kursi yang berhadapan dengan Arbi.

   "Oh..maaf mbk!aku pikir tadi cewek Aldo ."ucap Rere cengengesan.

   Aira hanya melempar senyum tipis sebagai balasan.ia memakluminya.mungkin karena tinggi badan Aldo yang lebih tinggi darinya,ditambah lagi wajah baby face Aira yang banyak mengundang kesalahan paham membuatnya sering kali dibilang seumuran dengan adiknya itu.

  "Lo sendiri sama siapa?."tanya Aldo melirik cowok yang duduk di samping Rere.

  "ini kakak gue ..kenalin mas Arbian."Rere memperkenalkan Arbi pada Aldo dan Aira.

  "Hai mas..aku Aldo temennya Rere." sapa Aldo sembari mengulurkan tangan kearah Arbi

  Arbi pun menyambut uluran tangan Aldo dan hanya manggut-manggut kan kepalanya, mengerti.

  Aldo menoleh ke Aira. "Ini mbak aku..Aira namanya."ucapnya gantian memperkenalkan sang kakak ke Arbi

  Arbi tersenyum tipis,menatap Aira sekilas. "Udah kenal."sahutnya,enteng.

 Reflek Rere dan Aldo menoleh kearah Aira.Aira yang ditatap seperti itu hanya tersenyum, kikuk.

 "Kita temen satu kelas."jawabnya.

 "Ooohhhh..." kompak Aldo dan Rere mengangguk mengerti.

Tak berapa lama,pesanan Aira dan Aldo pun datang.

"Ini mas,mbak pesanannya... selamat menikmati."ucap si karyawan bang Mios,ramah sambil meletakkan dua mangkuk mie ayam di atas meja.

"Makasih mas."

Bau harum mie ayam langsung menyeruak masuk ke Indra penciuman Aira.membuat lidahnya ngiler dan tak sabar untuk menyantap hidangan lezat di depannya ini.

Dulu waktu Aira belum kerja part time,dia sering makan kesini.karena mie ayam bang Mios ini udah jadi langganannya.mie ayam bang Mios ini selain terkenal enak juga harganya murah dikantong.

Sesaat suasana tampak hening.

Tak ada obrolan terdengar lagi diantara mereka.semua pada sibuk sama makanan mereka masing-masing.

 Drrrrtttt.... drrrrtttt... drrrrtttt

 Ponsel Rere bergetar.saat melihat nama si penelpon mimik wajah gadis itu langsung berubah masam.

 "Cewek Lo nih mas."ucapnya sembari menyodorkan benda pipih itu ke Arbi.

 Tertera jelas nama Queen di layar ponsel Rere.

  "Gak usah diangkat.biarin aja."balas Arbi,acuh.

  "Kalau ada masalah sama mbak Queen jangan libat-in gue dong mas..ribet tau."keluh gadis remaja itu, Bete'.

 "Biar nanti gue yang urus."jawab Arbi,datar.

Mendengar itu Rere merucutkan bibirnya,sebal.moodnya langsung anjlok kalo mengingat sikap posesif pacar kakaknya itu.Queen selalu aja menekan dan mengomeli dirinya kalau gak memberi informasi atau pun gak mau disuruh mengawasi Arbi.

  Tentu saja sikap Queen membuat gadis remaja itu risih dan mulai gak respect dengan pacar kakaknya itu.

  Awal-awal sang kakak pacaran dengan Queen sih masih oke-oke aja.sikap Queen baik sama keluarganya.royal juga bahkan keluarga besar Arbi sudah mengenal Queen sebagai pacar Arbi.tapi entah apa yang terjadi belakangan ini hubungan Arbi dan Queen tampak mulai renggang ditambah lagi sikap posesif Queen semakin menjadi-jadi.

  "Nikahi aja lah mas kalau gitu.biar gak cemburuan sama posesifnya ilang.kan tiap ari ketemu tuh."usul Rere malah seperti meledek sang kakak.

  Arbi memutar bola matanya,malas. "Kecil-kecil ngomongin nikah."terdengar nada tak suka dari mulut cowok itu.

  "Abisnya neror gue mulu."balas Rere kesel. "kemari ibu juga ditelpon tuh.katanya loe gak ngangkat telpon dari dia."aduhnya, Bete'.

  Tak ada jawaban dari Arbi.cowok itu seolah tak mau ambil pusing dengan keluhan sang adik soal pacarnya.

  Aira dan Aldo hanya diam mendengarkan obrolan kakak adik itu tanpa mau ikut nimbrung.

  Saat Aira yang mau meraih es jeruk miliknya.tak sengaja matanya bersirobok dengan Arbi.

  "Kenapa sih tuh orang dari kemarin natap gue kayak gitu?"batinnya, menggerutu bingung dengan tingkah Arbi yang menurutnya aneh belakang ini.

  "Eh,do...setelah ini Lo mau kemana?."suara Rere membuyarkan pandangan Aira dan Arbi.

  "Hem."deheman pelan Aira lakukan untuk menetralkan hatinya mendadak berkecamuk,aneh.

  "Mungkin pulang."jawab Aldo mengangkat bahunya,tak tau.

  Wajah Rere berubah cemberut. "Yaaa, kok pulang sih... padahal lagi ada pasar malem Lo di dekat lapangan sebelah sana."ujar gadis itu.

  "...gue sama mas arbi mau kesana.ikut kita aja yuk!."tawar Rere mengajak Aira dan Aldo pergi bareng kesana.

   Aldo tak langsung menjawab,ia malah menoleh ke Aira. "gimana mbak ikut gak?."tanyanya meminta pendapat sang kakak.

  Aira diam sesaat masih menimbang-nimbang tawaran dari adik Arbi.tapi dipikir-pikir, boleh juga tuh tawaran Rere.lagian udah lama juga dirinya dan Aldo gak main ke pasar malem.

  "Ok deh..lagian udah lama juga gak liat pasar malem."putus Aira akhirnya setuju dengan ajakan Rere.

  "Gitu dong.. "girangnya.Lalu mengajak Aira dan Aldo pergi. "let's go."

  Arbi sudah berjalan lebih dahulu menghampiri bang Mios. "Sekalian sama makanan mereka bang."ucapnya sambil mengulurkan selembar uang kertas berwarna merah pada bang Mios.

  Aira yang masih tertinggal dibelakang—melebarkan langkahnya saat mendengar Arbi mau membayari makanannya dan Aldo.

  "Eh. gak usah,Ar...biar gue bayar sendiri."tolak Aira sembari mengeluarkan uang dari dompet dan menyodorkannya ke bang Mios.

  "Cuma bayarin makanan doang...nafkah-in Lo aja gue mampu."celetuk Arbian sembari tersenyum penuh arti.lalu ia melangkah pergi keluar dari kedai.

   Dahi Aira sedikit mengeryit mendengar celetuk dari Arbi. "kuping gue gak salah dengar kan?" monolognya dalam hati.

   Sedangkan Rere dan Aldo yang ada dibelakang mereka, sontak saling berpandangan.raut wajah mereka tampak terkejut sama seperti Aira.

  "Ciiiieeee...mbak Aira ..udah dikode mas Ar tuh."goda bang Mios yang ternyata mendengar celetuk Arbi juga.

  "Iiissh...apaan sih bang?."decihnya lirih.wajah putih gadis itu mendadak berubah merah karena malu.

  "Baperan banget sih hati gue cuma dengerin gombal kayak gitu doang" batinnya, mulai tiba-tiba merasa deg-degan.

  Aldo dan Rere Cekikikan melihat wajah salting Aira yang sudah memerah seperti udang rebus.

  "Cieee..mbak Aira salting."

   Bersambung...