NovelToon NovelToon
Dear, Anak Majikan

Dear, Anak Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Harem / Pembantu / Office Romance / Chicklit
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

"Dengerin saya baik-baik, Ellaine! Kamu harus jauhin Antari. Dia bakal kuliah di luar negeri dan dia bakal ngikutin rencana yang saya buat. Kamu nggak boleh ngerusak itu. Ngerti?"

Gue berusaha ngontrol napas gue. "Nyonya, apa yang Ella rasain buat dia itu nyata. Ella—"

"Cukup!" Dia angkat tangannya buat nyuruh gue diam. "Kalau kamu beneran sayang sama dia, kamu pasti pengen yang terbaik buat dia, kan?"

Gue ngangguk pelan.

"Bagus. Karena kamu bukan yang terbaik buat dia, Ellaine, kamu tahu itu. Anak dari mantan pelacur, pecandu narkoba nggak pantas buat cowok kayak Antari."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usai Sebelum Mulai

Hari-hari berlalu, dan gue gak sabar nunggu kakek balik ke rumah. Ada dia di sini bikin gue seneng banget. Gue bisa ngerawat dia, dan gue juga pengen dia lebih sering ketemu sama cucu-cucunya. Gue tahu dia butuh itu, walaupun dia gak pernah bilang.

Matahari senja masuk lewat jendela dapur, mewarnai semua alat masak dan meja dengan cahaya oranye. Gue mengintip ke luar jendela, lihat anak-anak anjingnya Asta lagi main bareng di halaman.

Mereka gemesin banget.

Gue gak lihat Antari sama sekali. Kayaknya dia pulang telat dari kantor. Dia sukses menjauhi gue, dan gue bersyukur. Setelah apa yang terjadi sama Asta, kita semua butuh jarak.

Gue nyapu tangan di atas meja dapur. Gue gak bisa bohong, kadang pikiran gue balik ke malam itu, di tempat ini, sama Antari.

Gue masih ingat jelas tatapan matanya, napasnya deket banget sama bibir gue, betapa enaknya nyium dia, bagaimana janggut tipisnya nyentuh kulit gue, bagaimana tangannya yang lincah mengelus gue.

Kenapa lo harus hancurin semuanya, Antari?

Tapi yang paling nyakitin dari semua ini adalah dia selingkuh dari ceweknya. Itu bukan Antari yang gue kenal, apalagi setelah dia tahu perselingkuhan nyokapnya. Gue gak pernah nyangka dia bisa ikutan ngelakuin itu.

Gue kecewa banget.

..."Gue udah gak punya pacar, Ellaine."...

Bohong.

Suara seseorang yang berdehem membuyarkan pikiran gue.

Asta berdiri di ambang pintu, nyender di sana. Dia pake jeans dan kaos merah yang matching sama sneakers-nya. Rambut cokelatnya berantakan, kayak ada yang abis mengacak-acaknya dengan sengaja.

"Hai," bisiknya, matanya gak lepas dari gue.

"Hai," balas gue, menyenderkan punggung ke meja.

Dia lepasinkan sandarannya dari pintu dan masukin tangan ke kantong celana. "Cepat atau lambat kita harus ngomongin ini, Ellaine."

"Asta…"

Dia melangkah masuk ke dapur. "Ellaine, gue…"

Gue langsung ngangkat tangan. "Stop, jangan."

Alisnya mengernyit. "Lo gak bakal kasih gue kesempatan buat ngomong?"

"Gak." Gue geleng kepala. "Gue tahu lo mau ngomong apa, dan gue gak mau denger. Karena kalau lo udah ngomong, gak bakal ada jalan balik. Dan gue gak mau itu."

Bahunya turun, kayak nyerah. "Terus, lo maunya apa?"

"Gue mau Asta yang dulu. Cowok baik yang udah kayak adik buat gue." Wajahnya kelihatan sakit dan bingung. "Lo salah satu orang paling penting di hidup gue. Jangan hancurin itu, ya?"

Dia diam sebentar. Terus, dengan suara pelan tapi penuh perasaan, dia tanya, "Ini karena dia, kan?"

Gue tahu dia ngomongin Antari.

Gue jilat bibir, merasa gak nyaman. "Bukan."

"Jangan bohong sama gue, Ellaine."

Gue usap rambut, gak tahu harus jawab apa.

Dia melangkah cepat ke arah gue, terus merangkul pinggang gue pake satu tangan, sementara tangannya yang lain nyentuh wajah gue. "Gue bukan adik lo, Ellaine."

Dari sedeket ini, gue bisa lihat jelas warna cokelat matanya. Gue pengen bilang dia gak mirip Antari waktu masih muda, tapi kenyataannya… dia emang mirip.

Gue berdehem, berusaha nenangin diri. "Gue tahu, tapi…"

Dia merangkul gue erat, aroma tubuhnya familiar banget buat gue. "Tapi gak apa-apa, gue hormatin keputusan lo." Dia cium sisi kepala gue pelan. "Gue gak bakal maksa, gak bakal nekan lo. Gue bukan cowok kayak gitu."

Gue tahu.

Begitu dia mundur, dia tatap gue lurus-lurus.

"Gue bakal selalu ada buat lo." Dia cium kening gue, terus mundur selangkah.

Gue kasih dia senyum tulus. "Dan gue juga bakal ada buat lo."

Dia mundur pelan-pelan, matanya masih mengunci ke mata gue, sampai akhirnya dia muter badan dan pergi.

Gue tahu dia lagi gak baik-baik aja, tapi dia bakal bisa mengatasinya. Gue kenal dia. Gue tahu apa yang dia pikir, dia rasain buat gue, tapi gue juga tahu sebenernya dia cuma bingung.

Selama ini, dia gak pernah punya sosok ibu yang ada buat dia. Gue orang pertama yang kasih dia rasa aman dan nyaman, dan dia salah ngira itu sebagai cinta.

Gue gak seharusnya biarin terjadi di laundry waktu itu, tapi nasi udah jadi bubur. Yang bisa gue lakuin sekarang cuma ambil keputusan terbaik, melepaskan dia, biar dia bisa menemukan seseorang yang bakal nunjukin cinta yang sebenarnya.

Semoga lo nemuin yang terbaik, Asta.

Gue ambil napas panjang terus balik ke kamar.

Nyokap duduk di deket jendela, megang cangkir teh pake dua tangan. Rambutnya campuran merah dan putih gara-gara uban. Gue udah sering nawarin buat menyemir, tapi dia gak mau. Katanya, dia bakal pake ubannya dengan bangga.

"Kamu gak ke kampus hari ini?" tanyanya pas gue rebahan di kasur, menutupi mata pake lengan.

Dia diam beberapa detik sebelum nanya lagi, lebih pelan. "Kamu capek, ya, Nak?"

Iya.

Tapi gue cuma senyum palsu, terus duduk dengan semangat pura-pura. "Enggak, Ella cuma lagi pengen drama dikit, Ma."

Dia ketawa kecil. "Gimana presentasimu kemarin?"

Gue angkat jempol ke dia. "Anakmu ini jenius."

Mukanya kelihatan lega. melihat dia senyum gitu bikin hati gue anget.

Iya, dia emang banyak bikin kesalahan, dan gara-gara itu masa kecil gue gak kayak anak-anak lain. Tapi gue gak bakal ninggalin dia.

Orang-orang sering terlalu fokus lihat sisi buruk seseorang. Tapi pas gue lihat nyokap, gue gak lihat kesalahannya. Gue lihat dia sekedar perempuan yang salah pilih laki-laki, yang dipukulin dan ditendang ke jalanan pas masih gendong bayi.

Perempuan yang rela kelaparan biar gue bisa makan, yang menjual tubuhnya biar kita punya atap di atas kepala, yang jatuh ke narkoba biar bisa terima dengan hidupnya yang hancur.

Gue juga lihat sosok perempuan yang memilih buat bangkit. Yang pas dapet kesempatan kerja, langsung ambil dan gak pernah nengok ke belakang. Gue ingat bagaimana dia gemetar, nangis, dan melewati sakau yang parah, tapi dia gak pernah nyentuh narkoba lagi.

Begitu dia punya kesempatan buat berubah, dia kasih segalanya buat benerin hidupnya. Dan karena itu, gue respek.

Jadi, sekarang giliran gue yang harus jadi kuat buat dia. Gue nunduk dan cium keningnya pelan. "Ella siap-siap ke kampus dulu."

"Jaga diri baik-baik, Nak."

"Iya, Ma."

...ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩...

"Gue benci hidup gue." Irvy rebahkan kepalanya di meja, sementara gue minum air pelan-pelan. Dia akhirnya duduk tegak lagi, memperhatikan gue dengan tatapan sedih. "Gue gak bakal jatuh cinta lagi.

Kayaknya Irvy kena zonk sama cowok cakep yang ngajak kita ke klub Antari waktu itu. Setelah beberapa malam bareng, si cowok mulai dingin, terus dua hari lalu dia bilang kalau dia gak lagi nyari hubungan serius buat sekarang.

Irvy manyun. "Jujur, deh… lo kira gue terlalu gampangan? Gue terlalu cepet ngangkang?"

"Irvy."

"Serius, gue tuh harusnya jual mahal."

"Irvy," tatap gue dengan serius, "kenapa lo selalu nyari cara buat nyalahin diri sendiri? Itu cowok brengsek, lo gak ada salahnya, dia yang rugi, titik, gak usah dibahas lagi."

"Tapi gue pikir dia jodoh gue."

"Itu juga yang lo bilang sama cowok sebelumnya."

"Gue tahu, gue tahu," keluhnya. "Tapi, Ella," suaranya jadi bisik-bisik, "dia Dewa di ranjang."

Gue males banget denger ini.

"Irvy…"

"Sumpah, sama dia gue rasain Em-El terbaik dalam hidup gue yang menyedihkan ini."

"Dan itu otomatis bikin dia jadi cinta sejati lo?"

"Ya jelas!"

"Cinta itu lebih dari sekadar seks, bego."

"Oh, dengerin nih, Ellaine si pakar cinta. Lo sama aja kayak dia tapi versi cewek, lo tidurin mereka terus lo tinggalin."

"Gue selalu jelas dari awal, dan sejauh ini gak ada yang protes."

Dia angkat alis. "Terus, Natius?"

"Dia pengecualian." Gue gak nyangka Natius masih aja hubungin gue.

"Gue pengen kayak lo, sumpah. Gue gak bisa tidur sama orang tanpa baper, Ella. Gue gampang jatuh cinta."

Gue angkat bahu. "Nah, lo sebenernya belum jatuh cinta, Irvy. Lo bahkan belum cukup lama sama mereka buat tahu itu cinta atau cuma nafsu."

"Mungkin ini cinta pada pandangan pertama."

"Di kasus lo, lebih tepatnya nafsu pada pandangan pertama."

"Lucu banget, Ella," desahnya. "Tapi kayaknya gue bakal tetep lanjut tidur sama dia sesekali."

"Lo serius, Irvy?"

"Ella, dia yang terbaik yang pernah gue rasain. Dia punya trik pakai pinggulnya yang… gila, pas banget ke titik kelemahan gue."

Gue langsung meringis. "Udah-udah Stooppp!"

Mata Irvy tiba-tiba melirik ke belakang gue, terus ekspresinya berubah shock. "Ngomong-ngomong soal yang dibahas tadi…"

Gue muter badan, dan bener aja, Natius lagi jalan ke arah kita. "Oh, sial."

Irvy memperhatikan gue penuh rasa ingin tahu. "Gue penasaran, Ella, lo apain dia sampe dia tergila-gila sama lo?"

Bayangan itu.

Gue dan Natius, tubuh kita berkeringat, berbagai gaya dan posisi di kamar hotel langsung bikin gue panik.

"Gue harus cabut."

"Ella, jangan."

Gue langsung berdiri dan kabur seolah hidup gue tergantung sama ini. Gue ninggalin Irvy sendirian di kafe kampus, sementara suara Natius manggil nama gue makin deket. Tapi gue lari lebih kenceng, muterin lorong-lorong kampus yang gue hapal di luar kepala.

Sial, nih anak kenapa sih?!

Dia masih SMA, kenapa nongol di kampus?!

Natius ini bener-bener tipe cowok yang ambisinya level Dewa.

...ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩...

Gue nguap sambil menutupi mulut pakai tangan pas naik bus buat pulang. Hari ini panjang banget. Dari jendela, gue lihat toko-toko dan pohon-pohon lewat, tapi pikiran gue malah melayang ke si brengsek yang selalu pakai setelan rapi yang udah beberapa hari ini gak gue lihat. Dia berubah banget, makin dewasa. Gak ada lagi sisa bocah berwajah polos yang dulu tumbuh bareng gue.

Gue merem, tapi bayangan Antari terasa dekat banget.

Gue harus berhenti mikirin dia.

Gak ada gunanya.

Tapi ujung-ujungnya gue malah ketiduran dan mimpiin dia. Ciumannya yang bikin nagih, kata-katanya yang manis. Sayangnya, itu semua cuma mimpi. Karena di antara gue dan Antari, semuanya telah usai, bahkan sebelum kita sempat memulainya

1
Ummi Yatusholiha
suka banget ella bikin kesel antari🤭

setelah antari beneran selesay sama maurice,tetap aja masih sulit buat bersatu dgn ellaine,blm lagi masalah restu dari orangtua antari
Ummi Yatusholiha
lah,beneran nih ella jalan sama natius,kirain tadi bakal dihalangin antari.
btw yg ngerasain perawannya ella natius kah 🤔🤔
Ummi Yatusholiha
bingung banget pastinya jadi antari,pengen jadi satu2 nya dihidup ella, tapi karna keadaan malah gak bisa apa2
Ummi Yatusholiha
orangtua emang kadang sangat berpengaruh buat anaknya.

senang nih antari bakal ada ellaine di kantornya 🥰 thanks elnaro
Ummi Yatusholiha
hubungan kalian ini bikin deg degan trus deh.
kayaknya bener,antari bukan batari,tapi emang karna jadi seorang batari lah antari jadi pengecut
Ummi Yatusholiha
emang susah klo sudah ngomong soal status sosial.. sedih deh dgn hubungan kalian 🥺🥺
Ummi Yatusholiha
btw kok bisa ellaine bisa ngamar sama natius yaa,apa lagi natius masih SMA,gimana ceritanya coba 🤔🤔
Ummi Yatusholiha
ternyata yg terjadi di malam pesta kambang api semua karena peran si nyonya astuti,sang majikan.ella trus terang aja deh ke antari soal nyokapnya
Ummi Yatusholiha
hadeuh antari ellaine asta,bakal rumit deh ini.
akhirnya jadi tau asal luka di tangan antari dan memar di wajah asta
Ummi Yatusholiha
aduh ellaaaa,kan kamu bisa pake kamar mandi,nagapain coba main jari gak liat2 tempat,kedapatan kan sama asta 🤭🤭
Aan
karyanya bagus
Ummi Yatusholiha
thanks udah up thor.. kirain tadi up banyak2 lagi 🤭
Ummi Yatusholiha
senang dengan part percakapan kakek bahari dan ellaine 🥰
penasaran dgn part yg antari mukulin asta 🤔
Ummi Yatusholiha
plin plan deh antari,klo emang kamu suka dan nyaman sama maurice,trus kenapa masih gangguin ella,apa emang ella cuma jadi mainan doang,pdhal kamu nyadar klo ella gak pantas di gituin.kasian ella,jadi baper kan
Ummi Yatusholiha
udah biasa terjadi kan dikalangan pebisnis dan pengusaha,menjodohkan anak mereka demi bisnis
Ummi Yatusholiha
tuh kan antari,mau mainin perasaan ella kah,udah bukan pacar tapi tunangan
Ummi Yatusholiha
kayaknya mama antari baik2 aja deh, tapi kok bisa selingkuh ya 🤔🤔
Ummi Yatusholiha: sementara baca thor,blm tamat sih,masih ditengah jalan 😊😊
Tya 🎀: wah kyknua udah namatin zielle sama anan nih bisa tau mamanya antari selingkuh
total 2 replies
Dita Suriani
kisahnya masih kusut
Tya 🎀: Iya, kak. Belum disetrika
total 1 replies
Ummi Yatusholiha
jeng.. jeng.. jeng
Ummi Yatusholiha
selamat.. selamat 😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!