NovelToon NovelToon
Kesayangan Sang CASANOVA

Kesayangan Sang CASANOVA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:39.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Apa jadinya ketika seorang mantan Casanova jatuh cinta pada seorang gadis yang polosnya tingkat dewa?

"Kau tahu tidak apa artinya cinta?"

"Tahu,"

"Apa?"

"Kasih sayang dari orangtua pada anak mereka."

Jleebb

Akan bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampukah seorang CIO MORIGAN STOLLER menaklukkan hati sang pujaan hati yang terlalu lambat menyadari perasaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 8

"Masuk!"

"Tapi bagaimana dengan Nona itu? Emm siapa tadi namanya? Juara ... "

"Juwita." Cio mendengus kasar. Dia lalu memaksa Elil masuk ke dalam mobil. Tak sabar menunggu, dengan kasar Cio membantu memakaikan seabelt ke tubuhnya. Dan ketika wajah mereka berjarak sangat dekat, tiba-tiba saja ada gelenyar aneh yang muncul di diri Cio saat tak sengaja menatap bibir milik Elil.

Glukk

(Kenapa jadi ingin menciumnya ya? Apa jangan-jangan otakku ini sudah tidak waras? Bibir kecil begitu apa enaknya. Bagusan juga bibir milik para wanitaku yang kini sudah menjadi manekin. Tapi kenapa aku tergoda?)

"Cio, mundur. Nafasmu bau sampah," ejek Elil kemudian meringis lebar.

"Coba bicara seperti itu sekali lagi. Akan langsung ku ratakan gigimu,"

"Meratakan gigiku? Bagaimana caranya?"

"Perlu dijelaskan?"

"Ey, kau ini kenapa galak sekali. Tadi itu aku cuma bercanda kok,"

"Takut, eh?" Cio menyeringai. Sejenak dia teralih dari godaan bibir milik Elil yang entah kenapa terlihat begitu indah dan merekah.

Elil diam tak menyahut. Dia lalu berjengit kaget saat Cio menutup pintu mobil dengan keras. Sebelum mobil bergerak pergi, Elil menyempatkan diri melihat ke arah Nona Juwita yang masih berdiri di posisi semula. Kasihan.

"Lain kali jika ada orang asing yang ingin menyakitimu, segeralah pergi dan cari tempat yang aman. Jangan malah seperti tadi. Berdiri diam membiarkan wanita ular itu memukulmu. Untung saja aku datang tepat waktu. Kalau tidak, pipimu yang tirus ini pasti sudah bengkak karena ditampar olehnya," ucap Cio mengemudi sambil memberikan nasehat.

Sebagai peringatan, tadi Cio meminta Juwita agar menampar pipinya sendiri. Dia juga berkata tak akan segan untuk mencelakai wanita itu jika kedapatan masih berani mengganggu Elil. Bersikap bak seorang pahlawan, padahal sendirinya menolak menikahi gadis yang ditolongnya. Sungguh munafik.

"Cio, tadi Nona Juwita .... "

"Bisa tidak jangan ada embel-embel Nona saat kau menyebut namanya? Telingaku sakit mendengarnya."

"Tapi dia lebih tua dariku,"

"Tahu darimana kalau dia lebih tua darimu?"

"Dari ukuran dadanya."

Ciitttttt

Cio reflek menginjak rem mobil dengan kuat saat mendengar jawaban Elil yang mengukur perbedaan usia lewat bentuk dada. Pemikiran darimana ini? Saking syok, dia melongo seperti seorang idiot saat beradu pandang dengan Elil. Jantungnya berdegub tak beraturan, terlalu terkejut akan pemikiran tersebut.

"Bibi Patricia bilang ada batas usia tertentu jika ingin melakukan operasi plastik di bagian payudara. Karena katanya aku masih belum cukup umur, jadi aku belum diperbolehkan melakukan tindakan operasi itu. Makanya aku bisa tahu kalau Nona Juwita lebih tua dariku. Lihat saja ukuran dadanya. Aku rasa buah melon masih kalah besar dari dadanya," ucap Elil sambil mengingat benda kenyal yang sangat luar biasa besar itu. Dia lalu bergumam. "Kok dia kuat ya membawa dua gunung kembar sebesar buah melon? Apa tidak berat?"

Jika tadi Cio mendapat syok terapi jantung, kali ini dia dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh gumaman Elil. Hanya gadis yang benar-benar polos yang sanggup mempunyai pemikiran seperti itu. Tapi wajar sih. Dadanya Elil kan rata, hal yang normal jika heran melihat milik orang lain yang berukuran besar.

"Hahaha, Elil Elil. Makin lama kau jadi semakin menggemaskan saja," Cio tanpa sadar mengelus puncak kepala Elil. Gerakan ini terdorong oleh rasa lucu yang membuatnya tertawa lepas.

"Aku memang menggemaskan. Ilona juga bilang begitu setiap kali marah padaku,"

"Kalau itu bukan gemas namanya, tapi terlalu kesal sampai tak bisa berkata-kata."

"Masa sih?"

"Tanyakan saja pada Ilona saat kalian bertemu nanti."

"Baiklah, nanti pasti akan aku tanyakan. Dan soal kayu itu, apa aku boleh menceritakannya pada Ilona?"

"Tidak boleh!"

Tawa Cio seketika meredup. Gila saja jika Elil sampai membahas masalah batang kayu yang menyelip di gua miliknya. Bisa-bisa Ilona tahu kalau gadis ini tak lagi perawan. Istri sepupunya itu cukup mengerikan. Cio tak mau berurusan dengannya.

Khawatir Elil akan kembali membahas hal tersebut, Cio kembali melajukan mobil menuju Group Ma. Dia melaju dengan kecepatan tinggi dan sengaja tidak mengobrol. Andai ratu rimba tidak merecoki jam tidurnya, saat ini dia pasti masih bergelung indah di balik selimut tebal di apartemennya. Hmmm.

Jalanan yang belum terlalu ramai membuat mobil sampai lebih cepat. Segera Elil melepas seatbelt kemudian menatap Cio sejenak sebelum berpamitan untuk keluar.

"Mobilnya sangat keren. Terima kasih banyak ya sudah memberiku tumpangan,"

"Tahu cara berterima kasih juga kau ternyata,"

"Begini begini aku pernah punya orang tua, Cio. Dari merekalah aku belajar berterima kasih pada orang lain,"

"Ekhmm,"

Agak canggung saat Elil tiba-tiba membahas tentang kedua orang tuanya.

"Ya sudah sana masuk ke dalam. Apalagi yang kau tunggu?" usir Cio tanpa berani melihat Elil. Kecanggungan begitu kental terasa.

"Cio,"

"Apalagi?"

"Jangan keluyuran. Langsung pulang dan cari kerja."

"Lebih baik kau diam dan urus urusanmu sendiri. Mau aku menganggur atau tidak, itu sama sekali tak ada hubungannya denganmu."

"Memang iya sih," Elil kemudian keluar dari mobil. Ingat sesuatu, dia mengetuk jendela. Begitu terbuka, Elil melongok ke dalam lalu melontarkan kalimat yang membuat wajah Cio berubah menjadi merah padam. "Tolong beritahu Paman Junio kalau mobilnya sangat keren. Kau beruntung menjadi anaknya sehingga bisa menikmati fasilitas yang begitu mewah. Kapan-kapan antarkan aku lagi ya. Sepertinya bokongku mulai terbiasa duduk di mobil mahal milik Paman Junio."

(Hanya Tuhanlah yang tahu betapa aku sangat ingin membunuhmu. Cihh, beraninya dia mengatakan mobil ini adalah milik Ayah. Aku rela bertaruh besar demi bisa memenangkan taruhan dan memesan kendaraan ini. Mulutnya Elil memang benar-benar ya. Huh!)

Tanpa ba-bi-bu lagi Cio segera melajukan mobil membelah jalanan. Sepanjang jalan menuju apartemen dia tak henti menggerutu. Sampai di mana sebuah panggilan membuatnya berhenti mengomel.

"Ada apalagi sekarang?"

["Tuan, ada seseorang yang coba menyelidiki Anda. Orang ini sedang mencari keberadaan seorang wanita yang sudah Anda jadikan manekin. Ada perintah?"]

"Tergantung siapa orang yang sedang menyelidikiku. Apakah orang ini punya latar belakang yang tak biasa? Jika hanya anjing pesuruh, lebih baik biarkan saja. Aku tak tertarik meladeni," jawab Cio santai. Tak ada gurat kepanikan di wajahnya saat mendengar laporan ada seseorang yang tengah menyelidiki kesenangannya membuat patung manekin dari tubuh wanita cantik.

["Latar belakangnya cukup lumayan, Tuan. Karena orang ini berhasil menemukan jejak terakhir wanita itu sebelum menghilang. Untungnya bukti yang dia miliki tidak terlalu kuat untuk dijadikan bahan gugatan. Saya khawatir Anda dalam bahaya,"]

Tatapan Cio menggelap, tapi bibirnya tetap menyunggingkan senyum. Seperti kata pepatah, air tenang menghanyutkan. Sikap tenang yang Cio tunjukkan, hanyalah alibi yang dia gunakan untuk menyembunyikan emosi.

"Jangan terlalu risau. Jika aku sebodoh yang kau pikir, karirku dalam memahat tubuh manekin tidak akan bertahan sampai sejauh ini. Santai saja. Masalah ini biar aku yang menangani. Kau cukup pantau pergerakannya dari jauh. Aku ... kebetulan sedang bosan dan ingin bermain."

***

1
Aminah
ini novel kapan up nya lagi maak, aku Sampek tiap hari bolak balik intiiip...tapi GK up2
Nelly Pasaribu
up lagi makk
Fahmi Ardiansyah
Mak kok lama banget up nya aku udah gak sabar lihat ellil n CEO senam jantung
Aminah
kangen banget sama cerita kebucinan Cio ke Eliil maak,
kapan up maaak
Neneng Sumiati
kpn up lgi mak beresin satu2 ceritanya jgn ngegantung mak
Laili Dwi Agustina
Bern Renata juga ditamatkan??
Laili Dwi Agustina
mau tanya nih cerita cio-elil apakah cukup sampai di sini atau masih lanjut??
Eko Purnomo
singa betina udag tau. jadi gak mnkin juga biarin elil dalam bahaya
Eko Purnomo
bisa2 jadi manekin beneran nie juwita
Alexandra Juliana
Jgn lupa kelanjutan kisah Bern dan Flo, Mak..
Riski Inden
up dong mak
Laili Dwi Agustina
kapankah up lagi??
Aldirasyid Mputra
elil hati hati kamu
jangan keluyuran sendiri sendiri ada
👁️👁️ yang sedang mengintai dirimu
😳
Fahmi Ardiansyah
iya novelnya Karl n Ilona gabungkan aja Ama yg di sini biar Mak tambah mudah.
Fahmi Ardiansyah
sellu mendukungmu mak.tpi lanjutannya Mak selesaikan dulu biar cepat tamat n berkumpul di novel yg ini.
Fahmi Ardiansyah
oho Juwita jgn cari masalah di keluarga yg berhubungan grup Ma ya kmu akan hbis klu sampai elil kenapa 2.
Nur Adam
lnjut
TriAileen
novel Karl d lapak apa Mak
TriAileen: d lapak apa mak
Mak Rifani: Satu Malam Bersama CEO Arogan kak
total 2 replies
Entang Sukmawati
makin seru semoga elil segera mau nikah sama cio biar hidupnya aman
Diana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!