Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Siapa Yang Akan Datang ?
Jossy Jeanette terus mengawasi Alfa yang sibuk menelpon seseorang dari ponsel pribadinya.
Terdengar suara keras dari Alfa saat dia berbicara di telepon.
"Kakak, cepatlah datang kemari !" kata Alfa merajuk manja.
("Kau dimana ?") sahut suara dari arah telepon berbicara.
"Di Mall milik Josua Maxim, kakak !" ucap Alfa.
("Ada apa memangnya ?") tanya suara dari arah telepon menjawab.
"Aku sedang ada masalah besar, dan aku tidak bisa menyelesaikannya sendirian, kakak", kata Alfa.
("Memangnya masalah apa, Alfa ?") ucap suara dari arah telepon.
Alfa mulai terlihat tidak sabaran ketika mendengar omongan kakaknya lalu dia menyentak kasar.
"Pokoknya datang saja ke Mall ini ! Aku membutuhkanmu segera, kak !" kata Alfa sembari menghentakkan kakinya kuat-kuat.
("Terangkan dulu apa masalahnya, baru kakak bisa mengerti, Alfa !") terdengar suara sahutan dari telepon milik Alfa.
"Pokoknya datang saja ! Aku ada masalah besar disini !" sahut Alfa ngotot.
("Baiklah, kakak akan datang ke Mall itu, tunggu saja sekitar empat puluh menit, kakak akan tiba disana, Alfa") ucap suara dari arah telepon bersuara.
"Aku tunggu kakak datang ke Mall ini", sahut Jossy.
("Tunggu saja, kakak akan datang, Alfa !") ucap suara dari telepon.
Tut... Tut... Tut...
Panggilan telepon berakhir setelah pembicaraan itu selesai.
Alfa menoleh kembali ke arah pria tampan seraya memicingkan kedua mata nya.
"Kau tunggu saja, kedatangan kakakku kesini, dan kau pasti akan mendapatkan masalah besar", kata Alfa.
"Untuk apa aku menunggu kedatangan kakakmu, kenal saja, aku tidak", sahut pria tampan.
"Kau ??? Masih saja berani menjawab !" kata Alfa seraya menunjuk kepada pria tampan dengan tatapan marah.
"Memangnya kenapa ?" sahut pria itu sembari tersenyum tipis.
"Tunggu saja kakakku, dan kau pasti akan dihajarnya habis-habisan !" kata Alfa.
"Kau bisa saja menggertak padaku, sedangkan aku tidak punya masalah denganmu atau pun dengan kakakmu, nona", ucap pria tampan.
"Kau !!!" pekik Alfa kesal.
"Jika aku bisa membuktikan bahwa aku adalah Josua Maxim, pemilik Mall ini, apa yang akan kamu lakukan sebagai balasannya", kata pria tampan menantang Alfa.
"Oh, iya ?! Dan kau masih saja bersikeras bahwa kau adalah Josua Maxim ?!" ucap Alfa mengejek.
"Aku tidak meminta apa-apa darimu atau pun menuntut uang karena aku tidak membutuhkan nya", sahut pria tampan.
"Kau ! Lancang sekali, dan berani menghinaku !" kata Alfa.
"Kau lucu dan membuatku hampir sekarat karena kelucuanmu itu", ledek pria tampan sambil menyaku tangan.
"Sombong sekali kau ini !" sahut Alfa semakin marah.
"Kau ! Kau ! Kau ! Aku ini punya nama, nona !" kata pria tampan seraya mengerutkan keningnya.
"Terserah aku, sesuka hatiku karena hakku menyebutmu apa", ucap Alfa.
"Yah, baiklah, terserah padamu saja, kurasa kamu memang tidak bisa di kasih hati", kata pria tampan.
Pria tampan memandang ke arah Alfa dengan sorot mata dingin nya.
Jossy semakin cemas, dia menarik tangan pria tampan sambil bertanya padanya.
"Apa tuan Josua yakin kalau akan ada yang datang kesini ?" ucapnya gelisah.
"Jika tidak ada yang datang kemari pun, kamu tidak perlu cemas sebab aku akan membuktikan bahwa aku adalah Josua Maxim", kata pria tampan yang mencoba menenangkan Jossy Jeanette.
'Bagaimana caranya, seandainya tuan tidak bisa membuktikan apa-apa, lantas bagaimana ?" kata Jossy seraya menatap ke arah pria tampan.
"Yakinlah, padaku, Jossy !" ucap pria tampan.
Jossy Jeanette tidak menjawab, namun tatapannya teralihkan kembali kepada Alfa yang sibuk menoleh ke sana-kemari.
Sepertinya wanita itu sedang menunggu kedatangan kakaknya yang barusan dia telpon tadi.
Jossy mengeratkan genggaman tangan nya, ditautkan jari-jemari tangan nya seperti jalinan kuat sembari mengawasi Alfa serta orang-orang penagih hutang.
"Sebaiknya kita kabur saja, tuan Josua", kata Jossy memberi saran.
"Kita tidak bisa kabur karena mereka mengepung kita, Jossy", sahut pria tampan seraya melihat lurus ke arah Alfa dan sekelompok orang yang menghadang jalan.
"Kita paksa saja, dan lari ke arah lain kalau tidak bisa", kata Jossy.
"Percuma saja, kita pasti akan tertangkap oleh mereka, dan aku yakin mereka tidak akan pernah menyerah", ucap pria tampan.
"Aduh, bagaimana ini ???" kata Jossy bingung.
"Tunggulah, sebentar lagi, pasti datang, Jossy !" ucap pria tampan meyakinkan.
"Siapa ?" tanya Jossy.
"Tunggulah !" sahut pria tampan lalu menoleh ke arah Jossy.
"Siapa yang tuan Josua maksudkan ?" tanya Jossy.
"Sebentar...", sahut pria tampan.
Jossy mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya, mencari-cari yang dimaksudkan oleh pria tampan.
Namun, Jossy tidak melihat siapa-siapa yang akan datang kemari, bahkan suasana di luar Mall ini sangat sepi sekali.
Jossy dan pria tampan yang bersamanya sedang berada di area luar Mall yang agak jauh dari pintu masuk utama.
Tatapan Jossy terlihat sangat gelisah, kecemasan tergambar jelas di raut wajahnya yang bening.
"Aku tidak melihat siapa-siapa yang akan datang kemari, disini sangat sepi, tuan Josua", kata Jossy.
Jossy semakin cemas dan ketakutan.
Pria tampan lalu mengedarkan pandangan nya ke arah sekitar area luar Mall yang sepi karena posisi mereka agak jauh dari pintu masuk utama Mall.
"Tunggulah, pasti dia akan datang kemari, dia mencariku jika dia tidak menemukanku dimana-mana", ucap pria tampan.
"Apa dia kekasih anda ?" tanya Jossy.
"Bukan, dia bukan kekasihku", sahut pria itu sembari tersenyum sekilas.
"Tapi aku takut mereka akan menangkapku dan membawaku bersama mereka, tuan Josua", kata Jossy panik.
"Tidak perlu takut, Jossy", ucap pria itu berusaha menenangkan Jossy Jeanette.
"Ta-tapi..., aku sangat takut jika mereka sampai menangkapku, sedangkan aku tidak punya uang sepeser pun, untuk membayar uang sebesar itu", kata Jossy.
"Jangan takut, aku pasti akan membantumu, Jossy !" ucap pria tampan.
"Sebaiknya aku lari saja daripada aku tertangkap dan disiksa oleh mereka", kata Jossy.
"Percayalah padaku, Jossy !" ucap pria itu kembali menenangkan Jossy Jeanette.
Tiba-tiba Alfa tertawa keras seraya berkata.
"Kenapa dengan kalian ? Hah ? Takut ?" ucapnya mengejek.
Jossy memalingkan muka ke arah Alfa tanpa bersuara.
Sedangkan Alfa semakin menghina Jossy dengan menyindirnya.
"Jika tidak bisa membuktikan apa-apa, aku sarankan kepada kalian, lebih baik menyerah saja, dan bayar hutangmu itu, Jossy", sindirnya ketus.
"Aku tidak berhutang apa pun pada mu, Alfa !" jawab Jossy tak terima.
"Masih saja berpura-pura tidak berhutang, ya, tunggu saja, kakakku datang maka kamu akan menyesali nya, Jossy", ucap Alfa.
"Apa hubungan nya dengan kakakmu ?" kata Jossy. "Aku tidak takut !" sambungnya.
"Oh, iya ?! Tidak takut, katamu ?! Benar begitu ? Hah ?" ucap Alfa sembari melipat kedua tangan nya ke depan.
"Aku tidak takut sebab aku benar", kata Jossy.
"Baiklah, tunggu saja kedatangan kakakku, dan semua akan jelas", ucap Alfa.
"Yang aku tidak mengerti apa hubungan nya, kakakmu dengan hutang itu, dan aku tidak pernah merasa berhutang sebanyak sepuluh miliar", kata Jossy membela dirinya.
"Kakakku yang akan menjelaskan nya dan kau akan mendengarkan penjelasan dia mengenai transaksi hutang piutang milik Zieya dengan kami", sahut Alfa.
"Kenapa tidak sekalian kamu panggil Zieya kemari ? Kenapa harus kakakmu yang datang ?" kata Jossy.
"Kalau aku bisa menemui Zieya, tentu saja, aku sudah memaksa nya, untuk membayar hutang sepuluh miliar itu dan pastinya akan aku jebloskan dia ke penjara, tapi aku tidak bisa menemukan dia karena itulah aku menyuruh orang mencarimu, Jossy", ucap Alfa.
"Kau pikir dengan mencariku maka kau kira bisa memaksaku, untuk membayar hutang sepuluh miliar itu", kata Jossy bersikukuh keras kalau dia tidak memiliki hutang sepuluh miliar itu pada Alfa.