Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Bastian dan Safira tergesa-gesa berlarian di koridor rumah sakit. Mereka terkejut mendengar berita kalau Amanda dirawat di rumah sakit. Ketika sampai di ruang rawat, mereka melihat Amanda didampingi oleh Elang.
"Apa yang terjadi, Manda?" tanya Bastian dengan raut wajah penasaran.
"Aku..." Inilah yang ditakutkan Amanda.
Kemarahan Bastian adalah hal yang paling ditakutkan oleh Amanda. Dia melirik Elang yang diam tidak mengucapkan satu patah kata pun. Safira yang melihat hal itu tampaknya mengerti sesuatu terjadi di antara Elang dan Amanda.
"Mengapa kamu di sini sendirian? Apa Alea juga menunggumu, Manda? Di mana Alea?" tanya Safira.
"Ma, aku mohon maafkan aku. Saat ini aku sedang mengandung," jawab Amanda membuat jantung Safira hampir berhenti.
"Kamu apa, Nak? Katakan dengan jelas hal yang kamu katakan. Jangan bercanda keterlaluan. Mama tidak akan memaafkanmu bila kamu bercanda seperti itu," balas Safira.
Dari awal Safira sudah merasa aneh dengan Amanda yang memilih bekerja di Perusahaan Trijaya. Wanita itu mencoba untuk menepis semua perasaan yang melanda. Berpikir positif mungkin memang Elang hanya mengantarkan Amanda ke rumah sakit.
"Aku...."
"Siapa Ayah dari janin yang kamu kandung?" potong Bastian dengan tangan mengepal.
Sebagai seorang Ayah, Bastian tentu marah dan kecewa putrinya hamil di luar nikah. Pikiran Bastian tertuju pada Noah yang selama ini dikenal sebagai kekasih sang putri. Namun, dia tidak melihat sosok itu sama sekali saat ini.
Seharusnya, Noah yang berada di sini bukanlah Elang. Bastian tidak akan memaafkan pria itu bila dia benar telah merusak sang putri hingga hamil. Kilatan masa lalu membuat Bastian merasa bersalah. Dulu, dia tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan Dara hingga mendapatkan kutukan dari sang kekasih. Sekarang, kejadian naas itu menimpa putrinya sendiri.
"Elang... Dialah Ayah dari janin yang ada dikandunganku, Pa. Tolong jangan..."
Ucapan Amanda berganti dengan teriakan histeris dari perempuan itu. Dia melihat Bastian menghajar Elang. Safira tidak melakukan apa pun, dia menatap Amanda dengan pandangan tajam. Tidak menyangka putrinya bisa bertindak sejauh ini.
"Kau benar-benar sudah gila, Amanda. Elang itu adalah kakak iparmu. Suami dari Alea. Mengapa kau melakukan tindakan keji ini pada Alea? Kamu benar-benar membuat Mama malu..." Safira menangis tertahankan.
Teriakan Elang dan Amanda membuat seorang petugas keamanan datang. Beberapa perawat juga ikut menyaksikan Bastian memukuli Elang. Petugas keamanan itu berusaha untuk menghentikan perbuatan dari Bastian. Pria itu tidak dapat mengendalikan diri ketika mengetahui janin yang ada dalam kandungannya adalah milik Elang.
"Baj*Ngan. Mengapa kau berani mengkhianati putriku? Kau membuat putriku yang lain sakit hati dan sekarang menghamili Amanda. Ke mana akal sehatmu!" tukas Bastian yang pukulannya ditahan oleh petugas keamanan.
Bastian melihat Amanda yang menangis histeris. Perempuan itu baru melihat sang ayah sangat marah hingga memukul Elang dengan membabi buta seperti itu.
"Tuan! Hentikan pukulan Anda. Pria itu sudah babak belur," ucap pertugas keamanan.
Bastian menghentikan pukulannya dan memandang tajam pada putri yang disayanginya.
"Kau anak kurang ajar! Berani sekali mengkhianati Alea. Mengapa kau menjadi wanita mur*Han?"
"Memang Ayah tidak pernah peduli padaku. Kau hanya mempedulikan Alea. Ayah tidak adil karena itu aku akan merebut semua milik Alea. Aku tidak akan membiarkan Alea bahagia dengan memiliki semua yang seharusnya menjadi milikku," tukas Amanda memperlihatkan topeng yang selama ini dia tampilkan pada keluarganya.
"Apa maksudmu, Nak? Kami menyayangimu. Kehadiranmu sangat berarti bagi kami. Kamu adalah pelita dalam rumah tangga kami. Mengapa tega kamu melakukan semua ini?" balas Safira.
Safira mengetahui sifat iri hati dari Amanda. Akan tetapi, dia membiarkan hal itu tumbuh subur di dalam hati sang putri. Dia tidak pernah membimbing putrinya untuk menerima kekalahan dalam hidup. Yang Amanda tahu adalah dirinya harus selalu menang dari siapa pun untuk mendapatkan pujian dari sang Ayah.
"Tidak. Kalian selalu mengagungkan Alea. Sekarang, Elang memilihku dibandingkan dengan Alea yang tidak dapat memiliki anak. Jangan menghalangi cinta kami, Ma, Pa!" tukas Amanda dengan berani.
"Ya, aku tidak memiliki anak sepertimu. Yang tega mengkhianati saudaranya sendiri. Mulai hari ini, kau bukan bagian dari keluarga Anggara. Aku tidak mengakuimu sebagai putriku Amanda," ucap Bastian penuh amarah.
Kemudian, pria itu menatap Elang penuh kekecewaan. "Aku mengira kau akan menjadi sosok suami yang setia dan bertanggung jawab pada Alea. Dia adalah putri yang sangat kusayangi. Namun, kau telah mengecewakanku. Aku akan membuatmu berpisah dari Alea. Tidak akan kubiarkan Alea bersama dengan pria brengs*k sepertimu!"
Bastian kemudian pergi, Safira yang melihat kemarahan suaminya tidak dapat melakukan apa pun. Dia menatap Amanda penuh kecewa. Rasanya dia ingin menampar Amanda yang tidak tahu diri.
"Mama kecewa pada semua perbuatanmu. Kami sangat menyayangimu. Alea memiliki posisi sendiri dalam hati ayahmu. Aku akan mencoba untuk membujuk ayahmu agar tidak mencoretmu dari keluarga Anggara. Namun, aku tidak bisa membenarkan perbuatanmu. Silakan bila kalian ingin bersama. Akan tetapi, restu kami tidak akan kalian dapatkan," ucap Safira kemudian menyusul Bastian keluar dari ruangan.
Isak tangis memenuhi ruang rawat Amanda. Perawat sedang mengobati Elang dalam ruangan itu. Pukulan Bastian cukup membuat dirinya babak belur.
Kegelisahan memenuhi hati Amanda, dia meragukan semua yang telah dia lakukan untuk membuat Alea terluka dan bersedih.
Semua yang kulakukan sejauh ini adalah hal yang benar. Tidak peduli dengan apa pun aku sangat mencintai Elang. Dia milikku, selamanya akan menjadi milikku. Aku akan berbahagia hidup bersama Elang, batin Amanda dalam hati.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❤️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara