Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahar
"Kok bisa langsung tau gitu sih om rumah aku?" tanya Nia saat mereka sudah keluar dari rumah ayah Nia.
"Kan di biodata kamu sudah ada alamat lengkap nya, tidak susah untuk mencarinya bukan"
"Biodata?"
"Hmmmm... sebelum kita kencan Sari memberikan saya biodata kamu,dan alamat nya tertulis jelas di sana,saya juga tidak mau kencan dengan sembarang wanita Ni, meskipun Sari mengatakan kamu teman nya saya juga harus waspada"jawab Om Ben
"Kenapa Sari nggak bilang kalau ngasih biodata aku sih?" tanya Nia
"Sudah nggak usah di bahas, nggak penting!! untuk mas kawin nya kamu mau apa nanti?" tanya om Ben
"Terserah om saja,apapun aku terima"
"Kalau cincin berlian bagaimana + uang tunai?"tanya Om Ben
"Bukan nya om udah ngasih aku uang 1 milyar,kenapa uang lagi? kebanyakan om" tolak Nia yang tak mau di cap sebagai cewek matre.
"Terus mau nya apa?"
Nia tampak berpikir sejenak,apa yang ingin dia minta dari lelaki kaya ini.
"Om,uang satu milyar nya boleh di jadikan mahar saja?" tanya Nia membuat om Ben mengerutkan keningnya, tidak ada perjanjian uang itu untuk mahar karena dia memberikan nya ikhlas untuk Nia, sebenarnya dari awal mereka bertemu om Ben sudah jatuh hati pada kecantikan Nia, apalagi semua temen-temen memuji Nia pintar jadi dia semakin bangga bisa membawa Nia ke acara reuni itu tapi karena baru berkenalan membuat Om Ben tak berani mengakui nya.
"Kamu tidak keberatan?" tanya om Ben
"Nggak justru aku mau nya begitu" jawab Nia karena dia ingin uang mahar dari om Ben menjadi miliknya utuh tanpa rasa bersalah jika kemudian hari mereka tidak cocok, bukan nya uang mahar adalah hak seorang istri selain itu ada alasan tersendiri untuk Nia,dia ingin Carla mendengar berapa uang mahar nya.
"Baik lah tidak masalah,Lusa kita belanja semua kebutuhan kamu" ajak Ben dan diangguki Nia setuju karena Lusa hari libur kantor nya
"Mau makan dulu apa langsung pulang?" tawar Om Ben
"Pulang saja om,aku capek"
"Oke" Om Ben memang bukan tipe lelaki pemaksa dia akan menghargai semua keputusan pasangan nya hal ini yang menjadi salah satu nilai plus yang di berikan Nia untuk calon suami nya ini.
Hanya dengan lambaian tangan Nia melihat kepergian om Ben dari kost nya.
****
"Ma.....aku akan menikah bulan depan" ujar Ben pada sang mama
"Menikah??? apa mama nggak salah dengar Ben?"Cecar sang mama terkejut
"Ya ma"sahut Ben singkat
"Siapa perempuan nya? jangan bilang bu Siska dia sudah menikah Ben,mama tidak mau kamu jadi Pebinor"
"Ngawur mama"ketus Ben tidak suka
"Selama ini hanya bu Siska perempuan yang dekat dengan mu setelah bercerai dari Ambar,Ben jangan mengelabui mama"
"Anak mu ini masih laku ma,masih ada perempuan muda yang mau padaku" ucap Ben kesal
"Ben,mama tidak mau kamu salah memilih lagi nak,cukup sudah Ambar menjadi pelajaran berharga dalam hidup mu, Keluarga kita butuh keturunan!!" tegas Mama Indah
"Iya ma aku tau itu maka nya aku memilih menikah dari pada jadi Duda tua"
"Jadi kapan acara lamaran nya?"
"Dalam Minggu ini ma, tolong mama siap kan semua nya ya"pinta Ben
"Janda??" tanya sang mama menyelidiki
"Gadis ma, bekerja di salah satu Bank Swasta" jawab Ben membuat mama Indah tersenyum puas,anak nya masih tampan apalagi Ben saat ini sudah mapan jelas saja dia bisa mendapatkan seorang perawan pengganti Ambar.
"Mama akan hubungi tante Tuti untuk membantu persiapan pernikahan mu"
"Terimakasih ma" ujar Ben tersenyum manis pada sang mama.
Mama Indah tidak pernah memilih menantu selagi seiman dan Ben suka oke-oke saja,hanya saja di memeringati karena Ben pernah gagal sebelum nya jangan sampai terjadi dua kali.