++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Setelah Pak Har menggerak gerakkan dan menapakkan kakinya dilantai, Pak Har mulai melangkah. 17
"Masih ada yang mengganjal Pak?"tanya Iwan
" Sudah nyaman Wan " kata Pak Har.
"Sekarang lepas kaosnya Pak, aku pijat punggung, tangan dan bahunya!"
"Lho... kok jadi semua dipijat Wan !"
"Ya biar bugar Pak, kan enak buat kerja capek capeknya hilang "
"Wah sip Wan, biar besok semangat kerjanya" ujar Pak Har sambil melepas kaos dan menelungkupkan badannya diatas kasur. Iwan mulai mengerahkan energi batinnya memijat dan mengurut membuat Pak Har keenakan.
"Pak! pijatnya sudah selesai. Lha. tambah tidur" Iwan tersenyum dan meninggalkan kamar ke ruang tamu.
"Sudah selesai Nak Iwan?" tanya Bu Har
"Sudah Bu, tapi Pak Har tertidur ha... ha... ha.... " gurau Iwan.
" Ini diminum kopinya dan Itu pisang gorengnya buatan Nina, ayo dimakan nak Iwan!"
" Iya Bu, terima kasih " dan dicomotnya pisang goreng sambil memuji," enak bu, renyah dan manis " komentar Iwan.
" Ibu bangunin Bapak Nak Iwan !"
"Nin! sana temani Mas Iwan ngobrol!" teriak bu har.
"Sebentar bu!" Sahut Nina.
Setelah meniriskan pisang goreng dan mematikan kompor Nina segera keruang tamu menemui Iwan.
"E... Nin! ini yang bikin adonan kamu sendiri?"
" Iya Kak!"
" Pantas enak yang bikin orangnya cantik ha.... ha.... ha....." goda Iwan, Nina mencibirkan mulutnya," dasar laki laki genit " batin Nina.
" Kamu kelas berapa sekarang Nin ?" tanya Iwan
"Masih kelas 2 SMA" kata Nina
"O... Hadi dan Budi berarti kurang update " batin Iwan
" Wah sudah punya pacar dong?" gurau Iwan
" Ih apa sih Kakak ini, masih sekolah gak boleh pacaran!"
"Bener itu Nin! sekolah lebih penting, aku setuju!" ujar Iwan sambil mencomot pisang goreng.
"Wan...., maaf aku ketiduran tadi
"Gak papa Pak Har, sudah biasa. Kebanyakan yang pijat dirumah juga begitu "
" Pisang gorengnya dihabiskan Wan, ini kalau pingin ngerokok!" Kata Pak Har sambil meletakkan rokok dan korek diatas meja.
" Aku kedalam Kak, nanti kalau pulang aku antar!" Kata Nina yang merasa tugas menemani Iwan sudah selesai, Iwan pun mengangguk dan mengambil sebatang rokok.
" Sudah banyak pelangganmu Wan ?"
"Ya lumayan Pak, berkat doa Pak Har"
"Tapi aku yakin Wan kalau kamu kedepannya jadi terkenal "
" Semoga Pak" jawab Iwan.
Setelah menghabiskan 4 buah pisang goreng karena belum sarapan Iwan pun pamit.
" Aku pamit Pak Har, khawatir ada yang nunggu dirumah!"
" Sebentar Wan, aku panggil istriku dan Nina!" Pak Har masuk kedalam dan memberi tahu anak dan istrinya kalau Iwan mau pulang.
Salam tempel diberikan Pak Har ke Iwan.
"Terima kasih Wan, sering sering main kesini kalau ada waktu!" Ujar Pak Har.
"Makasih Nak Iwan! Nin antar Mas Iwan pulang!" Kata Bu Har.
"Gak usah Bu, aku jalan kaki aja!"
"Jangan begitu Wan, tadi dijemput pulang ya diantar biar gak jadi jaelangkung!" Gurau Pak Har.
"Ayo sana Nin!" Kata Bu Har.
Nina segera memberikan kunci kotak motor ke Iwan " ayo Kak ini kuncinya!" Sambil jalan keluar rumah.
Iwan yang merasa serba salah segera pamit dan mengambil sepeda motor di teras, setelah Nina naik Iwan mulai mengendarai motor menuju kerumahnya.
" Kamu gak mampir dulu Nin!" Kata Iwan.
" Enggak kak, aku mau langsung pulang"
"Makasih ya Nin, da... da....!" Tanpa menoleh Nina melajukan motornya meninggalkan Iwan.
"Ah... Nina andai kamu jadi pacarku" gumam Iwan berharap.
Setelah berganti baju dan memakai celana pendek, Iwan meneruskan beberes kamarnya.
"Selesai sudah! istirahat dulu " dihempaskan tubuhnya dikursi lalu meneguk kopi" ah lumayan, tadi lupa gak aku habiskan " gumamnya.Diambilnya sebatang rokok untuk menemani istirahatnya,
Tolee..t.... Tole...t... toleeet.... berdering hp Iwan.
"Hallo...."
" Hallo...., mas Iwan...?"
" Ya ..... ada apa bu"
" Ibu nanti mau pijat sekitar jam 7 malam, bisa kan ?"
" Siap bu aku tunggu!"
Setelah mematikan tlp. Iwan melihat jam di hpnya. "Sudah jam 5 sore!"
Bergegas ia mandi dan berniat mencari makan di warung terdekat.
"Permisi..... Selamat malam....." suara seorang wanita didepan pintu.
"Ya mbak, silahkan masuk!" Kata Iwan
" Tadi aku yang telepon mas "
"O.... maaf mbak tadi ku kira ibu ibu yang telepon he... he... he...., mari silahkan duduk"
"Jalannya kok aneh!" Batin Iwan. Saat wanita itu jalan menuju kursi.
" Aku mau pijat Mas, tapi gimana ya ngomongnya !"
" Sebelah mana yang sakit Mbak?" tanya Iwan.
"Sebelah sini Mas!" sambil memegang pinggulnya.
" Kemarin waktu menyeberang aku terserempet motor!" Kata wanita itu.
"Mbak kesini kok sendirian?" tanya Iwan." Sebetulnya sudah janjian sama temanku Mas, berhubung dia lagi repot aku minta alamatnya Mas Iwan trus naik ojek dari kost kesini " kata wanita itu.
" Waduh ini gimana ya Mbak, bukannya menolak tapi aku takut Mbak!"
"Lho takut kenapa Mas?" Tanya wanita itu.
"Kita kan berdua Mbak aku takut terjadi sesuatu!" Ujar Iwan sambil menundukkan mukanya.
"Masak segitunya mas?" Kata yang beginian biasanya mbah mbah dan emak emak, sudah bodynya bagus lumayan cantik pula " batin Iwan sambil memandang.
"Sebenarnya sih lumayan ganteng anak ini, klo terjadi apa apa tinggal minta tanggung jawab " batin wanita itu membulatkan tekad." Dari pada menahan sakit, aku nurut aja sama Mas" sambil tertunduk malu.
"Silahkan! ada sarung dikamar bisa Mbak pakai!" Kata Iwan.
" Pakai daster gini gak bisa ta mas!"
"Bisa Mbak, celana dalamnya dilepas ya Mbak!" Kata Iwan.
Mengeryitkan dahi Mbak itu bertanya " kok dilepas Mas!"
" Kalau dipakai pinggulnya kan tertutup cd Mbak nanti susah mijatnya, kalau sudah siap Mbak panggil ya!" Ucap Iwan sambil jalan mengambil air mineral.
Selang beberapa menit, wanita itu memanggil Iwan" aku sudah siap Mas!"
Iwan bergegas masuk kedalam ruang pijat.
" Aku mulai ya Mbak!" sambil memegang kaki wanita itu.
" Kalau boleh tahu namanya Mbak ?"
"Shinta Mas!" jawabnya
Iwan segera memijat dan mengerahkan penglihatan untuk melihat urat di kaki Shinta." Hem sampai betis gak ada masalah cuma titik titik kecil, coba kaki yang kiri " batinnya.
Setelah merasa gak ada masalah Iwan berniat memijat di paha.
" Mbak ini dasternya aku naikan ya ?"
"Iya Mas" jawab Shinta.
Dan dinaikkan daster itu kepangkal paha Shinta " haduh! ini bocil ikutan bangun lihat yang mulus mulus gini, ah itunya rimbun lagi!" Batin Iwan menahan nafsu.
Shinta yang merasa ada yg semriwing segera menutupi dengan daster yang dipakainya.
Segera Iwan menekan dan mengurut lembut, didalam penglihatannya banyak titik titik yang semakin mengarah kepinggul semakin besar.
"Emm... ssssh..... ahhhh..." terdengar desahan Shinta, yang mulai terangsang.
Iwan semakin menaikkan pijatan dan menyingkap daster didaerah pinggul hingga terlihat pantat shinta yang penuh.
***
Bersambung...