Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayu
Kejadian itu sudah 3 tahun berlalu, Dwi memang sudah menerima semuanya. Lagipula ia juga tidak perasaan lebih pada Alex, selain perasaan seorang kakak pada pria itu. Tapi.. untuk bertemu dengan Alex, rasanya kesal karena sudah menyia-nyiakan waktunya selama 2 tahun.
"Aku bukannya cemburu atau pun marah, wajar kan kalo merasa kecewa? Biar bagaimana pun ada sedikit kenangan waktu masih sama dia." gerutu Dwi
'Sepertinya kamu sakit hati banget?'
"Nggak sakit hati, lagipula dari awal aku juga hanya menyayanginya sebagai seorang kakak. Tapi... hah? Tunggu..." Dwi melirik ke sampingnya
GLEK
Ada satu sosok yang sedang duduk di sampingnya, dengan menyipitkan mata menatap Dwi. Seolah tidak terima, bila ternyata selama ini Dwi berpura-pura tidak melihatnya. Yup... ternyata dia adalah sosok, penghuni ruang arsip.
'Rupanya kamu bisa melihatku? Bahkan bisa berinteraksi juga? Lalu kenapa kamu berpura-pura, tidak melihat dan mendengarku selama ini? Padahal kan aku ingin punya teman bicara, aku bosan berdebat dengan para hantu.' Dwi memutar malas bola matanya, ga sadar diri.
"Lalu kamu apa? Memang kamu bukan hantu? Hantu kan memang harusnya, berteman dengan hantu. Kenapa juga ingin berbincang denganku?"
'Lain rasanya, kalo dengan manusia kan. Aku merasa, bila aku kembali hidup.'
"Cih"
'Sepertinya kamu sedang banyak pikiran ya? Terus tadi aku melihatmu membuat surat resign, kenapa kamu keluar? Padahal aku sudah senang, kamu ada di ruangan itu. Selama ini ruangan itu kosong, hanya ada orang yang bolak balik mengambil berkas. Walau selama sebulan ini kamu pura-pura tak melihatku, tapi aku jadi merasa punya teman menemani.' ucap sosok tersebut, Dwi pun diam tak menjawab.
'Ck... kamu ini, cantik-cantik judesnya ga ketulungan.' lanjut sosok itu lagi
"Berisik ah... gue mau balik." ucap Dwi berdiri dari duduknya, karena memang sudah terlalu lama rasanya.
'Ikut' ucap sosok itu semangat 45, ia yang sejak tadi melayang di sekitar Dwi. Langsung terbang mendekati Dwi dan kini ada di samping Dwi.
"Mau ngapain?" tanya Dwi seraya menatap sosok itu
'Aku kesepian tanpa kamu, ayolah. Lagipula hanya kamu yang melihatku, jadi aku tidak akan mengganggu orang lain.'
"Kamu memang tidak mengganggu orang lain, tapi aku yang terganggu." jawab Dwi kesal
'Please... aku janji bakalan jadi hantu baik hati, tidak sombong, rajin menabung dan pendiam.'
"Rajin menabung?... mau nuyul lo" protes Dwi
'Hehehe... ga nuyul juga, mau ngepet gue.' Dwi pun terkekeh, ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan taman. Hantu itu pun tersenyum dan mengikuti Dwi
'Nama gue Ayu dan nama lu Dwi, ok... kita berteman sekarang. Yuuuuuhuuuuu' Dwi menggelengkan kepalanya, membiarkan sosok itu mengikutinya.
.
.
ting
Evan yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya pun menghentikan kegiatannya tersebut, saat mendengar ada sebuah pesan masuk dari sang adik. Evan mengerutkan dahinya, karena sang adik mengirimkan sebuah foto dan juga vidio.
Evan menaruh pulpen dan mengambil ponselnya, ia mengunduh foto dan vidio tersebut. Kedua matanya membulat tak percaya, dengan apa yang ia lihat saat ini.
Kembali pesan masuk dari sang adik
'Sebaiknya kakak pikir ulang untuk menikahi wanita seperti itu, kalo tidak percaya dengan apa yang aku krimkan. Kakak suruh anak buah kakak, mencari tau kebenarannya. Emang kakak ga curiga sama si Sofia itu, tinggal di Paris berbulan-bulan tanpa kabar. Kakak gue ini pintar di bisnis, tapi bodoh dengan urusan perempuan. Jangan di butakan karena cinta, sehingga percaya saja dengan apa yang di katakan oleh ular beludru itu.'
'Dapat dari mana kamu foto dan vidio ini?'
'Temanku, ia sedang liburan di Paris. Dan ga sengaja liat kak Sofia, di hotel tempat dia menginap. Karena dia tau kalo itu kekasih kakak, jadi ia kirim foto dan vidio Sofia saat sedang bergelendotan mesra sama laki-laki lain. Jijik aku liatnya, mata suci ku ternodai. Ga ada malunya ciuman dengan laki-laki, yang bukan suaminya di tempat umum.'
'Ok terima kasih, kakak akan meminta Rizki untuk menyelidiki Sofia selama di sana.'
'Ok, kakak tampanku. Semoga setelah melihat kenyataan yang ada, kakak sadar kalo sudah di tipu mentah-mentah olehnya. Bye'
Kakak beradik itu menyudahi percakapan, melalui chat tersebut. Bahkan kini ponsel di tangan Evan retak pada layarnya, karena Evan yang menggenggam erat benda tersebut.
"Aku tidak akan pernah memaafkan kamu Sof, kamu sudah menggali kuburanmu sendiri." ucap Evan geram
"Ris, kumpulkan bukti perselingkuhan Sofia selama di Paris. Aku mau, malam ini juga semua sudah ada." ucap Evan saat menghubungi orang kepercayaannya.
'Siap bos'
.
.
"Assalamu'alaikum" salam Dwi dengan suara pelan, ia langsung mendudukkan tubuhnya di sofa. Merebahkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya, rasanya benar-benar terkuras tenaganya hari ini. Karena harus menyelesaikan tugas yang harusnya 1 minggu ke depan, menjadi beberapa jam sebelum ia mengundurkan diri.
'Rumahmu asri, aku boleh berkeliling?' tanya Ayu meminta ijin
"Hmm" Dwi hanya berdehem, tanpa mau membuka kelopak matanya. Sosok yang bernama Ayu itu pun pergi meninggalkan Dwi, yang tampak kelelahan.
Waktu menunjukkan pukul 5 sore, tapi belum terdengar keberadaan Aca sang adik. Apa dia ada di kamarnya? Dwi yang sangat mengantuk, akhirnya terlelap di sofa dengan posisi duduk.
Sedangkan Aca... Aca ada di kamarnya, ia sedang berselancar di salah satu toko online. Sebenarnya dia sendiri bingung mau mencari apa, tapi ia tak ada kegiatan sama sekali. Tugas yang di berikan gurunya, sudah selesai sejam yang lalu.
"Kenapa orang-orang suka anteng berjam-jam, kalo udah buka toko online? Aku yang dari tadi buka, bingung mau beli apa? Padahal duit banyak, aseeekkk... sombong bettt lu Ca. Ehhh... nomon-nomon kak Dwi udah pulang belum ya?" Aca pun menyudahi kegiatan unfaedahnya, lalu turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamarnya.
"Lahhh... dari kapan kakak udah pulang? Bukannya masuk kamar, malah tiduran di sini. Kak... kak Dwi... bangun kak, bentar lagi maghrib." ucap Aca, ia menggoyang tubuh Dwi pelan.
Perlahan kelopak mata Dwi terbuka, ia menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya.
"Loh... dari kapan kamu di rumah?" tanya Dwi
"Dari jam 3 juga udah di rumah kak, kakak dari kapan tidur di sini? Bentar lagi maghrib, kakak mau makan apa? Nanti Aca masakin" jawab Aca, Dwi mengusap tengkuknya yang terasa pegal. Ia menggeliatkan tubuhnya, dan melakukan peregangan pada tubuhnya.
"Kakak lagi pengen makan yang seger, sop iga ya pake sambelnya. Jangan lupa goreng emping, jadi kangen ibu." jawab Dwi seraya menghela nafas
"Ya udah, kakak bebersih badan gih. Aca masakin nanti beres shalat maghrib, sekarang mau cek bahannya ada apa nggak" ucap Aca, Dwi tersenyum.
Ia pun bangun dari duduknya dan mencium pipi sang adik
"Makasih adik tayang, kakak masuk kamar dulu ya" Aca mengangguk, menatap punggung sang kakak yang menghilang di balik pintu
"Aca juga rindu ibu kak" ucapnya seraya menghembuskan nafas panjang, ia melangkahkan kaki ke dapur.
.
"Emping ada, iga ada, wortel, buncis, kentang... aman. Bahan sambel juga ada, ok sip. Sekarang kita shalat dulu, lanjut masak." Aca pun memilih masuk kamar, bersiap untuk shalat.
.
.
.
.
Aku baru tau, kalo ternyata ngumpulin bab bisa nurunin retensi. Mmm.. jadi kalo bisa kalian baca tiap up ya, atau ga baca pas udah tamat aja.
Maaf, bukan maksud ngatur apa gimana? Karena aku sendiri nyari cuan dari nulis, maaf ya🙏🙏🙏
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰...