Kang Pijat
"Bruuuk.... Braaakk"
"Aduuu...h" sambil mengelus kepalanya
"Wah, benjol lagi " Iwan tampak bingung dengan apa yang terjadi. " Oalaa... rupanya aku tertidur "
Segera Iwan berpindah ke kamar
"Krucuuuk.... kruucuuk.... kruucuuk...."
Alunan suara yang indah menyadarkan Iwan kalau perutnya minta segera di isi.
Segera ia pergi ke dapur, setelah melihat isi lemari makan yang kosong gak ada makanan. "Waduuh... kosong !" sambil memegang perut, agar irama perut gak mengganggu segera ia meminum beberapa gelas air untuk menipu kondisi perutnya.
" Bentar rut perut, nanti kita cari makanan "
" Breeeettt.... Pruuuttt" jawab si perut.
Mencium aroma yang
memabukkan, Iwan tertawa geli " baunya! haa...haa...haa..."
Segera ia meninggalkan dapur untuk menuju ruang tamu. Terduduk lemas Iwan berpikir" kemana aku cari makan, kantong kosong, mau hutang malu" Iwan memegang dagunya." Ahh mancing saja di sungai, semoga hari ini aku beruntung dapat ikan banyak dan besar besar". Segera ia mengambil alat pancing yang ia buat dari bambu dan timba plastik bekas cat.
Sesampai di sungai yang tak jauh dari rumahnya, Iwan segera mencari cacing tanah disekitar pinggiran sungai. Setelah merasa cukup cacing yang ia dapat, Iwan menuju ke pohon besar dipinggir sungai yang menurutnya tempat berkumpulnya ikan saat panas panas begini.
" Ah tempat yang rindang dan sejuk" segera ia memasang umpan cacing tanah di mata pancingnya dan dilemparkan kearah sungai. Menunggu sambaran ikan di pancing ia segera mengeluarkan hp jadul kesayangannya
"Hemm masih jam 11 siang" dan dimasukkannya lagi kedalam kantong celananya.
Dhuuut...dhuuuut... Senar pancing bergoyang "kena.... Besar ini ha...ha...ha..." Gembira Iwan melihat tarikan ikan, dengan hentakan yg tak terlalu kuat diangkat pancing itu keatas.
Coplaaak....coooplaak... menari si ikan dipermukaan air. " Whuii.. besaaar,5 jari!" Serunya. Ikan dari mata pancing dilepasnya dan segera memasang umpan cacing tanah yang baru.
Satu jam tlah berlalu," sudah dapat 9 ekor nila, cukuplah untuk makan hari ini" segera ia pergi meninggalkan sungai.
"Dapat ikan banyak Wan " sapa Bu mi
" Lumayan Bu dapat 9 ekor ikan nila"
" Kalau ikannya besar ibu juga mau , kau jual berapa?" tanya Bu mi
" Besar besar bu, lihat rata rata segini" ditunjukkannya ikan nila itu.
"50 ribu boleh ibu beli Wan "
" Klo ditimbang 2 kg lebih "batin Bu mi
" Boleh Bu mi, silahkan"
" Bu mi bawa ikannya kedalam dan sekalian ambil uangnya ya Wan"
"Ya silakan Bu"
Setelah mendapat uang, segera Iwan pamit dan pergi menuju warung nasi.
Mbak Ya, nasi pecel ikan ayam sama es teh dibungkus ya " pesan Iwan ke pemilik warung.
" Ini Wan, 13 ribu totalnya? "
"Oke mbak, terima kasih " setelah mendapat uang kembalian segera ia meninggalkan warung nasi milik mbak ya.
Setelah menyantap nasi pecel Iwan kembali memikirkan keadaanya ," besok aku cari kerja lagi, barangkali dapat "
" Apa mancing aja lagi ya, buat lauk nanti malam"
Segera Iwan menuju sungai ketempat ia memancing tadi, dan kembali ia mencongkel dan menggali tanah disekitar pinggir sungai.
Beberapa galian tanah Iwan hanya mendapat beberapa ekor, tapi ia tidak putus asa untuk terus menggali tanah untuk mencari cacing.
Dan saat matanya tertuju pada bongkahan tanah yang ia gali pakai kayu, sesuatu benda kusam berwarna kuning.
Diambil benda beserta tanah yang menyelubunginya dan di cucinya memakai air sungai.
"Wah sebuah cincin hi...hi...hi..." riang hati Iwan.
"Semoga cincin ini dari emas, lumayan kalau dijual ha...ha...ha..."
Lalu dibungkus dengan sobekan kertas dan dimasukan cincin itu kedalam kantong celananya. Setelah itu Iwan kembali melanjutkan mencari cacing
Sepertinya cukup ini cacingnya buat umpan " segera ia menuju ke pohon besar tempat memancingnya tadi.
"Wah sudah sore, ini ikan pada pergi ke mall atau kemana ya, 4 jam
memancing cuma dapat 5 ekor itupun hanya ukuran 2 - 3 jari "gerutu Iwan.
" Pulang aja sekalian mampir ke toko Pak mun, beli beras "
Setelah mendapat yang dibutuhkan di toko Pak mun, Iwan bergegas pulang tak lupa dipinggir jalan ia memetik beberapa lombok yang ditanam warga dipinggir jalan menuju rumahnya.
"Wah lumayan buat sambel nanti hi...hi..hi..."
Sesampai dirumah Iwan menanak nasi dan menggoreng ikan hasil pancingannya. Setelah selesai memasak, Iwan mandi dan tak lupa berdendang lagu dangdut yang dihapalnya.
Jam 7 malam Iwan bersiap untuk makan
"Hem... makanan yang nikmat, ikan goreng + sambel, sayang gak ada lalapannya he...he...he..."
Setelah kenyang Iwan menuju ke ruang tamu, tanpa sadar ia ketiduran kembali di kursi.
"Cucuku! Pakailah cincin yang kamu miliki, jangan dijual!"
"Waduh... tapi Mbah kalau dijual kan bisa untuk biaya hidup!" Sanggah Iwan.
" Kamu belum tahu ke istimewaan cincin itu, kamu bisa kaya"
"Yang bener Mbah" kata Iwan
Plaaaak, sebuah pukulan mendarat dikepala Iwan.
"Kamu itu diberitahu orang tua gak mau nurut, klo kamu sudah memakai cincin itu baru kamu bisa merasakan apa yang Mbah bilang"
"Ya...ya... nanti aku pakai mbah" seru Iwan
"Tapi ingat pesan Mbah, gunakan apa yang kau dapat untuk menyembuhkan dan melindungi orang!"
"Apa aku bisa jadi dokter Mbah ?" Tanya Iwan
" Kamu itu lulusan apa jadi dokter !"
Plaaak... Kembali satu pukulan mampir kekepala Iwan.
"Mbah ini gimana sih katanya bisa menyembuhkan orang, apa jadi dukun !" ujar Iwan
" Ya... Kamu jadi dukun pijat, puas kamu" kata si Mbah
" Hah dukun pijat, mana punya tenaga aku Mbah. Apalagi kalau yang dipijat gemuk, aduuuh... mana tahan"gerutu Iwan
" Kalau kamu gak mau ya sudah, Mbah ambil cincin itu lagi "
" Lho jangan Mbah, baik akan aku pakai cincinnya"
"Nah begitu, Mbah mau pulang sekarang"
Criiiing.....
Tersadar Iwan dari tidurnya" mimpi yang aneh hii..."
Kembali Iwan melamun " apa ini tentang cincin yang aku temukan disungai tadi siang "
Diambilnya bungkusan kertas dikantong celananya, " Apa benar cincin ini bisa memberi kemampuan untuk melindungi dan menyembuhkan orang?" cincin pun diputar putar dan dipandangi terus olehnya.
"Ah masa bodoh, akan kucoba pakai cincin ini "
Setelah memakai cincin, Iwan merasakan sesuatu yang mengalir didalam tubuhnya, " ah rasanya nikmat sekali terasa tubuhku penuh tenaga"
"Aduh mataku!" teriak Iwan
Tiba tiba Iwan merasa kalau matanya seperti melihat sinar menyilaukan, setelah sinar itu memudar Iwan membuka matanya.
"Sinar apa itu tadi, hi... untung mataku gak kenapa kenapa "
" Hem cincin yang aneh" kembali dipandangi cincin yang terpasang di jari manis tangan kanannya.
" Ya dari rasanya setelah aku pakai cincin ini ada sesuatu yang aneh dalam diriku, mungkin cincin ini bisa merubah jalan hidupku!"
" Kalau benar seperti yang di omongkan Si Mbah dalam mimpi, besok aku akan coba menawarkan jasa pijat keorang orang" gumam Iwan. Dilihatnya jam masih pukul 11 malam, lalu dia memejamkan matanya dan tertidur.
***
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hiu Kali
kalo sudah puas mijitin janda kampung segera ke kota MC nyaah..biyar cepet kaya bikin perkebunan ikan sendiri..jozz
2025-01-03
1
Author GG
😂
2024-12-29
0