NovelToon NovelToon
Shadow Of The Old Promises

Shadow Of The Old Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:616
Nilai: 5
Nama Author: Galaxy_k1910

Sebuah ramalan kemunculan raja iblis berhasil membuat dunia kacau balau akibat kemunculan para monster, makhluk mistis serta fenomena alam baru.

Untungnya manusia masih memiliki secercah harapan. Mereka adalah para manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan hebat, mereka disebut Awakening.

Akan tetapi, apakah secercah cahaya itu dapat mengalahkan kegelapan yang begitu besar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galaxy_k1910, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah hantu 2

Begitu masuk satu langkah, aura di sekitar langsung berubah. Ekilah bisa mengatakan ada banyak energi kehidupan baik itu dari awakening, warga yang hilang, bahkan mahluk penghuni ruang gelap.

Sumber penerangan yang ada di sini hanyalah nyala api dari obor. Itu pun sudah mulai redup.

Ekilah mengeluarkan tongkat besi yang ia dapatkan dari ujian peresmian dan mengalirkan sejumlah energi. Indranya memperingati jika ada beberapa mahluk hidup yang mendekat.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki terdengar.

Dari pertigaan di ujung sana, muncul 3 orang manusia biasa dengan ekspresi ketakutan. Ketika mereka melihat Ekilah kata tolong pun terdengar.

Grep!

Salah satu dari mereka memegang lengan Ekilah. "TOLONG! TOLONG SELAMATKAN KAMI DARI MAHLUK ITU! AKU MOHON!"

Ah, mendengar teriakan nyaring yang menganggu telinga itu sempat membuat niat Ekilah menolong mereka jadi turun.

Deg!

Ekilah kembali merasakan energi mahluk hidup lain yang mendekat dari arah yang sama. Dari pertigaan di depan sana, muncul sesosok hantu wanita berbaju putih dan rambut hitam panjang yang menyentuh lantai.

Tiap hantu itu berjalan, rambutnya bersentuhan dengan tanah mengeluarkan suara yang tak lazim. Suara layaknya orang yang sedang menyapu dengan sapu lidi di halaman.

"Kuntilanak, sudah lama aku tidak melihatnya," pikir Ekilah.

Dengan kasar Ekilah menepis tangan orang yang memegang lengannya tadi. Ia lalu berjalan menuju kuntilanak itu dengan santai.

Tiba-tiba kuntilanak itu menerkam Ekilah, namun belum sempat ia menyentuh tubuh sang lawan, Ekilah lebih dulu mengangkat telapak tangan kirinya dan seketika Kunilanat itu menghilang bagai debu.

Kejadian itu membuat 3 orang tadi terheran-heran, detik berikutnya mereka bersorak karena Ekilah sudah membunuh hantu itu. Sang penyelamat sendiri tidak mempedulikan mereka dan terus berjalan masuk.

"Sekarang, bagaimana caranya aku menghilangkan ruang gelap ini sepenuhnya?" batin Ekilah bertanya-tanya.

.

.

.

Sementara itu, di bagian terdalam ruang gelap.

Terdapat bau amis darah dan menyang di udara membuat hidung seorang awakening kelas emas tersiksa. Lonan, dialah satu-satunya awakening kelas emas yang menjadi beban dalam misi kali ini.

"Ewh!" Lonan memasang ekspresi jijik.

Peria itu tak sengaja menginjak sebuah benda lengket di tanah.

"Woi Lonan, jangan diam di sana kayak orang bego! Cepat bantu kami!" Seorang wanita berteriak kesal.

Lonan menghela nafas pendek melihat 2 orang rekannya sedang berhadapan dengan makhluk seperti genderuwo tapi lebih kecil.

"Ini sia-sia." Pria itu tahu jika membereskan semua mahluk di sini tidak ada membuat ruang gelapnya menghilang.

"Pasar malam, rumah hantu, orang hilang, tidak ada satupun petunjuk di sini," batin Lonan.

Sring!

Pria itu menebas satu genderuwo yang tiba-tiba muncul di belakangnya dengan santai. Layaknya awakening level emas pada umumnya, Lonan bisa mengetahui energi mahluk hidup di sekitarnya.

Dan dari pengelihatan Lonan, bagian terdalam tempat ia berdiri saat ini merupakan tempat yang jumlah monsternya paling banyak. Hanya saja, Lonan masih tidak tahu asal-usul mereka.

"Apa ada sesuatu di bawah sana?" Batin Lonan.

Pria itu melirik ke arah teman-temannya yang sibuk bertarung.

"Sepertinya aku harus menggunakan otoritasku untuk menghancurkan tempat ini."

Lonan mulai mengalirkan energinya pada pedang model Falchion dengan gagang bundar melengkung, gagang lurus, pelindung berbentuk unik, dan bilah lebar yang melengkung di ujungnya di tangannya.

Srak!

Ujung pedang itu menancap di tanah dan sebuah dentuman besar pun terdengar dari dalam tanah.

Krak! Gratak!

Tanah yang menjadi tempat pijakan Lonan dan rekan-rekannya mulai retak dan terbelah. Mereka pun jatuh ke dalam kegelapan.

"LONAN DASAR BEGO!"

Lonan tertawa kecil mendengar teriakan salah satu rekannya yang kesal akan tindakannya yang begitu tiba-tiba. Pria itu lalu membuka kedua telapak tangannya ke arah bawah.

"[Jaring raksasa.]"

Dua buah jaring laba-laba raksasa muncul, menahan ke empat orang itu agar tidak jatuh dengan keras.

Lonan menghela nafas lega. "Untungnya tempat ini memiliki udara yang bersih meski agak lembab," ujarnya.

Plak!

"Awh!" Lonan meringis sakit.

"Lain kali bilang dulu kalau mau melakukan hal gila seperti tadi!" Bentaknya.

Wanita pemberani yang memukul awakening level emas itu bernama Odelia.

"Maaf maaf, habisnya kita harus segera membereskan ruang gelap ini sebelum guildmaster semakin kesal." Lonan segera berdiri. Ia memotong beberapa jaring dan melompat di antara celah pada jaringnya.

Odelia dan 2 rekannya mengikuti di belakang. Odelia mengeluarkan senter dari dalam tasnya dan menerangi tempat mereka terjatuh ini.

Mata biru dan hitam Lonan memperhatikan model bangunan di sekitar. Pria itu berjalan mendekati salah satu dinding dan meraba permukaannya.

"Odelia, coba lihat, bukankah corak ini mirip dengan yang ada di istana kerajaan," ucap Lonan.

Odelia pun ikut memperhatikan. "Kau benar, ini mirip. Kemungkinan besar tempat ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang hilang."

Tangan Odelia terangkat pelan. "Ini adalah peninggalan sejarah tentang seorang kakak beradik."

Wanita berambut hitam itu mundur beberapa langkah. Ia sempat meminta tolong kedua rekannya untuk menyinari seluruh dinding lorong dengan senter.

Dengan begitu, Odelia mampu untuk membaca corak yang merupakan ukiran dalam bahasa kuno tersebut.

"Selamat tinggal, saudaraku.

Mohon maafkan aku karena telah menjadi penyebab seluruh kegagalanmu.

Sampai detik ini, aku benar-benar berharap dari lubuk hatiku yang terdalam, semoga semesta tidak membuat kita bertemu kembali."

Odelia membaca seluruh bahasa kuno tersebut.

"Wow, aku tidak tahu dia memang berniat meminta maaf atau justru menyimpan dendam yang tak termaafkan," komen Lonan.

Sebagai anak tunggal dia kurang memahami hal-hal yang berbau hubungan persaudaraan. Berbeda dengan Odelia yang merupakan anak pertama di keluarganya.

Wanita itu pun melanjutkan membaca, kali ini dia membaca ukiran pada dinding sebrang.

"Teruntuk saudaraku yang begitu membenci kelahiranku. 

Aku memaafkan dirimu... Tapi tidak dengan mereka yang hidupnya telah engkau hancurkan. 

Jikalau takdir masih mempertemukan kita dalam keadaan yang sama. Maka biarlah pedangku menjadi saksi untuk akhir kita."

"Oh, jadi sang kakak menjadi seorang penjahat dan sang adik menjadi seorang pahlawan. Sungguh cerita yang klasik." Lonan berkomentar.

Sementara itu, Odelia termenung. Dia mencoba mencari daftar cerita-cerita sejarah yang ia ingat di dalam otaknya.

Dua awakening lainnya mencoba menyinari ujung lorong. Mereka tidak bisa pergi jauh mengingat tempat ini belum terjamah sama sekali, di tambah lagi mereka masih pemula.

Bak!

Odelia meninju dinding, kesal. Melihat tingkah rekannya Lonan pun bertanya.

"Ada apa?"

"Ada banyak cerita sejarah tentang sepasang saudara yang saling membenci. Aku butuh petunjuk lain."

"Terus kenapa harus tinju dinding coba?" Batin Lonan bertanya-tanya.

Odelia pun menimbang-nimbang jalur yang harus ia ambil. Kiri atau kanan, kedua jalur itu sama-sama gelap dan mereka tidak tahu jebakan macam apa yang menunggu mereka.

"Ayo kita berpencar," titah Odelia.

Kedua rekannya hendak menolak tapi Odelia masih melanjutkan ucapannya.

"Lonan kamu ke kiri dan kami akan ke kanan."

"Bukankah ini gak adil? Kalian bertiga dan aku sendiri," ujar Lonan.

"Mereka masih level perunggu sedangkan kamu sudah level emas, jadilah senior yang baik."

Tanpa menunggu Lonan membalas perkataannya, Odelia mengandeng kedua tangan juniornya dan pergi ke sisi kanan.

Lonan hanya bisa menghela nafas pasrah.

1
Dian
Semangat trus berkarya thor 💪🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!