Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 Warisan Dewa Suci
Wuuuussssss
Seseorang yang memakai topeng tiba-tiba saja muncul di hadapan Erlang Shen. Dia adalah orang yang sama dengan orang yang menyerang Erlang Shen di hutan hingga terluka parah. Terlebih lagi, orang itu memakai gelang tombak berwarna hijau.
"Keberuntungan yang sangat bagus, tapi kali ini kau akan mati, bocah." gelang tombak hijau milik orang bertopeng itu berubah menjadi tombak berukiran naga. Pria itu menyerang Erlang Shen menggunakan tombaknya, tapi serangan itu ditahan oleh Erlang Shen menggunakan tombak naga suci.
Traaaangggg
Dentingan logam terdengar saat tombak naga suci beradu dengan tombak hijau milik orang bertopeng tersebut. keinginan untuk menyelamatkan diri membuat Erlang Shen mampu mengimbangi gerakan orang bertopeng itu.
Wuuuussssss
Traaaangggg
Traaaangggg
Erlang Shen terus menerus menahan serangan dari orang bertopeng itu sembari menyiapkan serangan susulan. Pertarungannya dengan orang bertopeng itu menyita perhatian murid-murid sekte dewa agung.
"Elang badai," ucap Erlang Shen.
Kwaaaakkkk
Seekor elang yang sangat besar yang diselimuti oleh petir dan angin melesat kearah orang yang memakai topeng tersebut. Meskipun serangan itu tergolong kuat, tapi serangan itu dapat ditepis oleh orang bertopeng dengan mudah.
"Walaupun kalah, setidaknya aku harus melihat wajahnya." Erlang Shen memutar tombaknya yang disertai dengan gerakan lainnya. Gerakan yang dibuat oleh Erlang Shen membuka orang itu tercengang.
"Naga suci penggetar cakrawala."
Roaaaarrrrggg
Raungan naga yang sangat besar membuat balai pengobatan hancur seketika. Naga raksasa itu melesat kearah orang bertopeng itu. Serangan tombak suci yang ia tahan menggunakan tombak harimau miliknya menyebabkan tombak itu patah.
Boooommmmm
Ledakan terdengar. Orang bertopeng itu terpental beberapa meter. Bukan hanya itu, topeng yang dipakainya pun hancur berkeping-keping, sehingga wajahnya dapat dilihat oleh Erlang Shen.
"Aku sudah curiga. Orang yang memberiku lencana sekte adalah orang yang sama dengan yang menyerangku dihutan," ujar Erlang Shen. Ucapan Erlang Shen direspon dengan tawa oleh orang yang tadinya memakai topeng.
"Awalnya, aku ingin bergabung dengan sekte Dewa Agung karena salah satu Tetua kalian menyelamatkanku, tapi sekarang aku tidak ingin bergabung dengan sekte ini." Erlang Shen bersiap untuk menyerang orang itu, tapi seseorang tiba-tiba saja menyerangnya hingga terjatuh. Sebelum pingsan, Erlang Shen melihat wajah orang yang menyerangnya.
"Kau terlalu ceroboh, Bing Ju," kata seseorang. Ia adalah Tetua Bing Fao.
"Untuk sementara, penjarakan anak ini!" pinta Tetua Bing Fao.
"Baiklah." Tetua Bing Ju membawa Erlang Shen ke penjara sekte.
*****
"Kau sudah memenjarakannya?" tanya Patriak Bing Zhang kepada Tetua Bing Fao.
"Sudah Patriak," jawab Tetua Bing Fao.
"Maaf Patriak, kalau boleh tahu, kenapa anak itu dipenjarakan?" tanya Tetua Bing Fao.
"Hanya orang bodoh yang akan membiarkan anak itu berkeliaran. Sebelum anak itu tumbuh lebih kuat, aku harus melumpuhkannya untuk selamanya. Tombak naga suci milik klan Bing," jelas Patriak Bing Zhang.
"Jangan biarkan ia kabur. Aku ingin menjadikan dia bonekaku," sambungnya.
"Baik, Patriak." Tetua Bing Fao meninggalkan aula. Ia ke penjara bawah tanah dan menjaga penjara tempat dimana ia mengurung Erlang Shen.
"Aku pastikan kau tidak akan pernah bangun, bocah." Tetua Bing Fao lalu meniupkan serbuk racun ke arah Erlang Shen. Ia tidak menyadari jika Erlang Shen kebal terhadap racun.
"Besok, kau akan menjadi boneka seperti Tetua Zilong," lanjut Tetua Bing Fao sembari memperhatikan Erlang Shen yang masih pingsan.
Besoknya, Patriak Bing Zhang dan para Tetua sekte serta 3 penjaga tombak suci mengelilingi Erlang Shen yang diikat sebuah pilar giok. Patriak Bing Zhang memasukkan segel berbentuk bintang berlapis ke tubuh Erlang Shen, tapi tiba-tiba saja, ada kekuatan misterius yang membuat segel tersebut hancur.
Boooommmmm
Pilar giok tempat Erlang Shen diikat meledak. Patriak Bing Zhang dan para tetua sekte Dewa Agung terpental. Erlang Shen melayang di udara dengan mata putih.
"Siapa kau?" tanya Patriak Bing Zhang.
"Makhluk rendahan sepertimu tidak pantas untuk mengetahui siapa aku. Satu hal yang harus kau tahu, aku adalah dewa kematian bagi orang-orang sepertimu." Meski perkataan itu keluar dari mulut Erlang Shen, tapi suaranya merupakan suara dari orang lain.
Dhuaaaaaarrrrr
Altar giok hitam meledak. Erlang Shen melesat kearah Tetua Zilong dan menghancurkan segel boneka di tubuh Tetua Zilong. Setelah segel itu hancur, Tetua Zilong mendapatkan kembali kesadarannya. Ia terlihat kebingungan melihat wilayah di sekitarnya.
Kebingungannya itu tidak berlangsung lama. Hal itu dikarenakan ingatannya saat ia dijadikan boneka dikembalikan oleh Erlang Shen. Tetua Zilong sangat marah setelah mengetahui jika dirinya dijadikan boneka selama puluhan tahun. Ia menatap Patriak Bing Zhang dengan tatapan yang dipenuhi niat membunuh.
Wuuuussssss
Boooommmmm
Sebelum Tetua Zilong menyerang, Erlang Shen menyerang lebih dulu. Serangannya itu membuat Patriak Bing Zhang terpental dan memuntahkan beberapa teguk darah segar. Erlang Shen mengangkat tangannya keatas, lalu ratusan meteor tercipta. Meteor-meteor itu menghujani Tetua Zilong dan juga Tetua lainnya.
Boooommmmm
Boooommmmm
Boooommmmm
Puluhan meteor menyerang tanpa henti. Puluhan meteor itu menghancurkan sebagian wilayah sekte Dewa Agung. Meteor itu juga menyebabkan Patriak Bing Zhang sekarat.
"Kuserahkan dia padamu," ucap Erlang Shen kepada Tetua Zilong kemudian ia melesat meninggalkan sekte Dewa Agung. Kekuatan misterius itu membawa Erlang Shen ke hutan berkabut.
Swuuuussss
Cahaya putih keluar dari tubuh Erlang Shen. Cahaya itu membentuk sesosok pria setengah baya yang memakai armor emas. Dengan sekali jentikan jarinya, Erlang Shen langsung tersadar.
"Apakah paman sama dengan dewa perang?" tanya Erlang Shen kepada pria yang memakai armor emas tersebut.
"Aku bukan orang seperti itu. Kalau aku mau, aku bisa mengambil alih tubuhmu dari dulu. Sayangnya, aku tidak ingin melakukan itu. Daripada mengambil alih tubuhmu, lebih baik aku memberikan semua kekuatanmu padamu," jelas pria tersebut.
"Kalau boleh tahu, paman ini siapa?" tanya Erlang Shen kepada sosok pria yang memakai armor emas itu.
"Aku adalah Dewa Suci, pemilik tombak naga suci. Aku kalah di peperangan terakhirku. Meski jiwaku selamat, tubuhku diambil oleh Dewa roh dan secara tidak langsung, dialah yang menjadi dewa suci," jelas Dewa Suci.
"Dunia ini sangat kejam, kekuatan yang menentukan hidup atau mati seseorang. Jika suatu saat nanti kau menjadi yang terkuat, jangan pernah menghina atau merendahkan orang lain. Jadilah dirimu sendiri, jangan menjadi dewa atau iblis," ucap Dewa Suci.
Perlahan-lahan, dewa suci menghilang. Sebelum ia benar-benar menghilang, butiran cahaya memasuki kepala Erlang Shen. Itu adalah pengetahuan dan juga teknik bertarung, serta berbagai pengetahuan tentang formasi, alkemis, dan lainnya.
"Aku Erlang Shen akan membuat langit bergetar dengan kekuatanku, akan penuhi daratan dengan darah orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai dewa," ucap Erlang Shen.
"Ini terakhir kalinya aku dibodohi dan direndahkan oleh orang lain." Erlang Shen melesat menyusuri hutan. Setelah melesat selama 2 jam, ia mendarat di padang rumput yang sangat luas.
"Aku akan berlatih di sini." Erlang Shen duduk membuat bukit kecil menggunakan elemen tanah. Di atas bukit kecil itu, ia mulai melatih teknik-teknik yang diwariskan oleh dewa suci kepadanya.
Erlang Shen Memainkan tombaknya seperti orang yang sedang menari. Setiap gerakannya disertai dengan siluet cahaya putih yang keluar dari tombak naga suci.
Dalam sekejap, 2 tahun berlalu. Selama 2 tahun itu, Erlang Shen hanya fokus berlatih formasi, alkemis, dan juga menyatukan jurus dewa perang dan dewa suci. Meskipun demikian, kultivasinya sudah menerobos ke ranah emas tahap 9.
Erlang Shen membuka matanya. Pil dan sumber daya yang dimilikinya sudah habis. Ia mengambil tombaknya kemudian melesat meninggalkan padang rumput.