Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady".
Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sabia bergerak diatas tubuh laki-laki dengan semakin frustasi karena mempercepat gerakannya.
"Ah, ah, ah Fu ck ahh," sambil sesekali melihat kearah pintu yang sedikit terbuka karena Naura masih melihatnya dari sana.
Sungguh pemandangan yang disaksikan oleh kedua mata Naura, membuat Naura semakin penasaran dengan hal yang sedang dilakukan oleh Sabia saat ini. Tubuh Naura memberikan respon lain, Naura langsung teringat lobak import Dady Gilbert, mungkinkah jika dimasukkan akan membuatnya men de sah seperti yang dilakukan Sabia?
Setelah mempercepat gerakannya, Sabia dan Kaka seniornya itu berhasil mencapai puncak kenikmatannya! Naura pun buru-buru menutup pintu ruangan kelas itu begitu melihat Sabia telah selesai dengan kegiatannya bersama Kakak senior laki-laki itu
Setelah membenahi pakaiannya Sabia buru-buru menemui Naura, ketika keluar ruangan kelas Sabia sudah tidak melihat Naura. Rupanya Naura kembali duduk bersama yang lainya menikmati musik Jedah jedug yang nyaring terdengar.
Ditariknya tangan Naura oleh Sabia untuk dibawa ketempat yang tidak terlalu berisik, sedikit menjauh dari keramaian party.
"Nau, maaf ya untuk tadi kau jadi harus melihat hal itu!"
"Bi, itu pacar mu?"
"Bukan, tadi kami hanya saling tertarik!"
"Semudah itu?"
"Hmm, please jangan katakan pada momy atau Dady ku ya!"
"Tapi kenapa kau semudah itu melakukanya? Apalagi bukan dengan kekasih mu?"
"Ceritanya panjang Nau, dulu saat aku baru memasuki SMA aku pernah melakukannya pertama kali dengan kekasih ku, karena itu juga aku jadi kecanduan untuk melakukan hal itu!"
"Oh my God!"
"Jangan-jangan kau belum pernah melakukannya Nau?"
"Memang belum, dan kenapa kau tidak melakukannya lagi dengan kekasih mu itu? Kenapa malah dengan kakak senior yang baru kau kenal?"
"Ayolah Ra, itu salah satu sensasinya! Aku sudah kecanduan dengan se k s, jika aku sedang ingin maka aku akan melakukannya, lagipula aku sudah putus dengan kekasih ku yang dulu jadi bebas saja! Dan kau, kau belum pernah sama sekali, apa kau tidak penasaran!"
Sabia malah menertawakan Naura yang belum pernah melakukannya.
"Ya penasaran! Tapi,"
"Tapi kau tidak berani? Ayo aku carikan laki-laki di party pasti banyak yang menginginkan mu!"
"Tidak Bi, aku hanya ingin melakukannya dengan," Naura tidak berani meneruskannya.
"Dengan siapa? Kau mengincar seseorang? Tidak ku sangka kau pemilih juga Nau,"
Naura hanya terdiam, sebenarnya masih terbayang-bayang saat mendengar suara-suara de sahan Sabia dengan kakak senior tadi, membuat Naura benar-benar ingin bertemu dengan Dady Gilbert.
"Beruntung sekali laki-laki itu!"
"Laki-laki itu?"
"Iya laki-laki yang kau pilih untuk memberikan kesucian mu! Dia akan menjadi laki-laki paling beruntung di dunia, kau cantik dan kau masih tersegel, siap di dia?"
Naura langsung gelagapan saat ditanya oleh Sabia laki-laki yang dia inginkan untuk melakukan hal itu dengannya.
"Laki-laki itu ayahmu Bi, dia adalah Dady Gilbert karena hasrattku selalu membuncah ketika melihat tubuh kekarnya." Dalam hati Naura.
Setelah pesta berakhir pukul 04.00 dini hari, Naura dan Sabia dijemput kembali oleh Gilbert! Sabia meminta untuk pulang ke hotel, karena besok hari libur dia ingin menemani Leya mencari rumah.
"Lalu berapa hari kau akan tinggal di hotel?"
"Paling satu hari Dad, mumpung libur aku ingin menemani momy cari rumah juga!"
"Baiklah, nanti telpon Dady begitu kau ingin pulang ke rumah Dady oke?"
"Oke Dad,"
Tiba di loby hotel, Sabia menggedor kaca mobil tempat Naura duduk, Naura pun membuka kaca mobilnya.
"Inget Nau please ya jangan sampai keceplosan!"
Sabia memberikan pesan pada Naura agar Naura jangan sampai keceplosan dan membicarakan masalah Sabia yang melakukan hal tersebut di party, apalagi memberitahu Gilbert bahwa Sabia sudah ketagihan s e k s.
"Iya kau jangan khawatir tenang saja!"
Setelah memberikan pesan pada Naura, Sabia pun masuk ke hotel.
"Kau tidak mau pindah kedepan?"
"Untuk apa?"
"Akhir-akhir ini wajahmu selalu terlihat jutek ketika bersama Dady La, haruskah Dady membawamu pergi jalan-jalan?"
"Dady kan sekarang sudah sibuk!"
"Dady memang selalu sibuk, kau tau itu!"
"Sibuk dengan bibi Leya kan?"
Gilbert langsung menghela nafas panjangnya.
"Ya sudah jika mau pindah duduk didepan,"
Gilbert pun melajukan mobilnya, sebenarnya Gilbert tidak suka jika Naura membahas masalah Leya. Karena Gilbert merasa Leya bukanlah suatu alasan untuk Naura bersikap jutek terhadapnya.
Setibanya didepan rumah Domanick, Naura pun langsung turun dari mobil. Gilbert yang tidak suka Naura langsung pergi begitu saja segera mengejar Naura.
"Nola tunggu dulu!" ditahannya satu lengan Naura membuat Naura berbalik lagi.
"Katakan apa salah Dady? Kenapa kau mendiamkan Dady seperti ini? Kau bahkan berusaha menghindari Dady? Ada apa Nola?"
Ga enak tau La dijutekin dihindarin jadi galau kan itu duda hot😄