Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka
Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran Mulai Terungkap
"Nak, coba tolong ambilkan air hangat dan kain ya untuk menurunkan suhu tubuhnya, sepertinya dia deman" pinta seorang perempuan paruh baya yang cantik kepada anaknya.
"Ini bu, kenapa dia belum bangun ya bu? Dia gak kenapa-kenapa kan bu?" Lelaki itu memastikan keadaan wanita yang disukainya.
"Gak masalah kok, Nak. Mungkin dia memang butuh istirahat yang lebih banyak. Tolong kamu jaga dulu ya, ibu mau buatkan bubur untuk dia" Perempuan itu pergi meninggalkan kamar dan menuju dapur.
"Eh, aku di mana?" tanya Sandra terbangun dari tidurnya yang lelap.
"Kamu di rumahku, semalam kamu pingsan. Jadi aku terpaksa harus membawamu pulang ke rumahku" jawab Langit.
"Nak Cantik sudah bangun ya? Gimana rasanya, masih pusing gak?" tanya ibu Langit sambil membawa semangkuk bubur hangat.
"Udah gak pusing kok, cuma masih agak lemas" jawab Sandra.
"Oh ya sudah, istirahat dulu aja. Nanti jangan lupa buburnya dihabiskan ya" Ibu Langit membiarkan putranya berbincang berdua di kamar.
"Sepertinya banyak yang harus kamu jelaskan padaku" ucap Langit seraya menyodorkan satu suap nasi kehadapan Sandra.
"Aku harus segera pulang, karena jika aku terlambat pulang. Aku akan dimarahin ibuku" Sandra mulai bangkit dari tempat tidur.
Ketika Sandra ingin bersiap-siap pulang, tangannya dicegah oleh Langit. Langit tidak akan membiarkannya pulang dengan keadaan seperti ini, Sandra segera duduk kembali dan tidak jadi bersiap-siap untuk pulang.
"Nanti aku antar kamu, setelah kamu menghabiskan sarapan ini dan beristirahat sejenak" Langit memberikan pemahaman kepada Sandra.
"Ta-tapi aku akan dimarahin ibuku karena telat pulang" ucap Sandra.
"Tenang, ada aku. Aku yang akan menjelaskan kepada ibumu, sekarang tugasmu hanya menghabiskan sarapan ini" Langit mencoba menyuapi Sandra.
"Biar aku saja, aku bisa makan sendiri" Sandra mengambil sendok yang ada di genggaman Langit, lalu mulai memakannya perlahan.
Satu mangkuk bubur telah habis, kini Sandra segera bersiap diri untuk pulang dan berterima kasih kepada Ibu Langit yang telah mengurus dan membuatkannya sarapan.
"Terima kasih banyak, Tante. Tadi sudah menurunkan suhu tubuh saya dan sudah membuatkan bubur juga untuk saya, saya pamit pulang ya" Sandra berterima kasih dan pamit kepada Ibu Langit.
"Gak masalah, Nak. Ibu sangat senang bisa mengurus kamu, karena Langit adalah putra tunggal ibu. Jadi dengan kehadiran kamu, ibu seperti punya putri lagi di dalam hidup ibu. Kapan-kapan kamu main ke sini lagi ya, hati-hati di jalan ya, Nak" ucap Ibu Langit.
Langit dan Sandra segera keluar rumah, menuju bagasi untuk mengambil mobil. Namun, saat Sandra hendak keluar dari rumah. Ibu Langit menyadari sesuatu. Boneka yang ia dulu rajut untuk putrinya kini berada menggantung di tas Sandra menjadi hiasan yang lucu. Saat hendak hendak masuk ke dalam mobil, Sandra dipanggil oleh Ibu Langit dan ditanyakan seputar boneka kepemilikannya itu.
"Nak, ini punya kamu? Kamu beli di mana?" Ibu Langit mulai memastikan sesuatu.
"Oh ini, bu? Saya gak tau juga deh, ini diberikan mama saya ketika kecil. Dan karena saya sangat menyukai boneka ini, saya menjadikan boneka ini sebagai gantungan tas" ucap Sandra.
"Oh gitu, Nak. Lucu bonekanya, seperti buatan sendiri. Ya sudah, kalian cepat pergi takut macet di jalan loh" suruh Ibu Langit.
"Bu, kami pamit ya" Sandra pamit masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan, Langit mulai membuka pembicaraan dengan menanyakan tentang apa yang dilihatnya semalam. Menanyakan alasan mengapa Sandra bisa masuk ke dalam dunia malam itu, yang seharusnya tidak ia masuki.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan semalam? Bisa tolong kamu jelaskan? Mungkin aku bisa membantumu" Langit memulai obrolan.
"Sebenarnya aku sudah hidup seperti ini mulai dari usia enam belas tahun, awalnya aku hidup seperti anak pada seusiaku. Namun karena suatu kejadian, aku harus melakukan ini karena untuk menebus dosaku dulu" jelas Sandra.
Langit terkejut dengan penjelasan Sandra, ia tak menyangka ternyata hidup Sandra begitu memilukan bahkan dari kecil, yang mana seharusnya pada seusia itu adalah masa di mana anak-anak asik bermain. Langit pun mendengarkan penjelasan Sandra dengan seksama.
Sandra menceritakan tentang kehancuran keluarganya, pada saat usianya baru 9 tahun. Puncak penderitaannya dimulai saat adiknya, Bayu wafat karenanya. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah Sandra, namun karena saat itu di rumahnya hanya berdua. Jadi semua amarah diluapkan kepadanya. Hingga pada bulan Oktober, pada tahun 2015.
Saat itu ia hanya tinggal berdua dengan ayahnya karena yang lain sedang pergi ke rumah nenek. Ayahnya pulang ke rumah dengan keadaan mabuk berat, kemudian ayahnya masuk ke dalam kamar Sandra yang pada saat itu, ia baru saja selesai mandi dan hanya memakai handuk saja untuk menutupi tubuhnya. Melihat hal itu, ayah Sandra segera mendekati Sandra dan menidurinya. Sandra telah ditiduri ayahnya, sejak masih kecil. Dari kejadian itu, ayahnya melihat potensi pada Sandra yang bisa memuaskan banyak lelaki pada usianya yang masih belia. Maka dari itu, Sandra pun disuruh berhenti sekolah, dan hidup sebagai wanita pemuas nafsu laki-laki.
Mendengar penjelasan itu, Langit sangat marah. Ia tak habis pikir dengan apa yang dijelaskan Sandra, ia tak menyangka bahwa kehidupannya sangat menyedihkan. Di perjalanan, ia segera memberhentikan mobilnya di depan minimarket. Langit segera membelikan tisu dan beberapa bungkus eskrim untuk menenangkan diri Sandra setelah menangis hebat di dalam mobil.
Sesampainya di depan rumah Sandra, Langit memastikan terlebih dahulu bahwa Sandra telah tenang. Dan baru mengantarkannya ke dalam rumahnya. Baru saja beberapa langkah masuk ke dalam rumah, Sandra telah disambut oleh pukulan sapu Mamanya.
"Bagus, semalam bukannya menyelesaikan tugas. Malah pergi dengan laki-laki ini" bentak Mamanya.
"Ampun, Ma. Jangan pukul aku, aku mengaku salah" pinta Sandra.
Langit langsung memasang badannya yang dijadikan sebagai pelindung agar Sandra tidak dipukuli mamanya. Namun, dengan inisiatifnya ini. Ia malah ikut menjadi sasaran amanah.
"Siapa kamu? Berani-beraninya ya kamu membawa pergi anak orang, mau saya laporin kamu ke polisi dengan alasan penculikan?" amuk Mama Sandra.
"Silakan saja jika anda ingin melaporkan saya, saya juga bisa melaporkan anda dengan tuduhan kdrt dan mucikari, maka dengan dua tuduhan itu bisa membuat Tante, beserta yang lainnya masuk ke dalam penjara lebih lama daripada saya" tantang Langit.
"Kalau Tante masih saja memukuli, menjual dan menyiksa Sandra, saya tidak akan tinggal diam. Jadi, daripada Tante akan kena masalah, lebih baik Tante memperlakukan Sandra seperti manusia pada umumnya" jelas Langit.
"Kamu tahu dari mana orang rumah ini suka mukul, nyiksa dan jual Sandra? Itu pasti karangan dan omong kosong Sandra saja" Mama Sandra mencoba mengelak.
"Ma, tau gak sih? Pak Bimo mesen si jablay malam ini. Katanya bakalan dibayar dua kali lipat daripada biasanya loh, kalau dia gak mau siksa aja biar mau" ucap Farah memasuki rumah, ia tak menyadari keadaan Langit di sana.
"Loh, siapa kamu? Kok ada di sini?" bingung Farah.
"Itu buktinya Tante, anak Tante sudah mengakui atas perbuatan kalian selama ini kepada Sandra" Langit menyeringai, tandanya ia menang.
"Sandra cepat kamu masuk ke dalam" suruh Mama.
Sandra menatap ke arah Langit tanpa berkata apapun, dan Langit mengangguk tanda bahwa sekarang Sandra tidak perlu merasa takut, karena sekarang Langit selalu berada di sisinya.
...Terima kasih banyak Langit....
Misal.
"Aw, rasanya nyeri sekali. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tetap saja rasanya sakit. Dia terlalu kasar di atas ranjang," ucap Sandra bla bla bla.
mmpir juga ke ceritaku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
tolong mampir lah ke beberapa novel aku
misal nya istri kecil tuan mafia