Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Ketiga nya berangkat dengan posisi Gevano menyetir, Andin duduk di kursi tengah sedangkan Bapak Raka di samping Gevano.
"Kalau mau tidur kamu turunin senderan kursi nya aja ya biar lebih leluasa" ucap Gevano menatap Andin lewat spion.
Andin mengangguk tanpa suara, dia begitu malu untuk mengobrol atau mengeluarkan suara.
Drrt drrt
Gevano berdecak melirik ponsel nya. Mama nya sehari saja tidak mengganggu anak nya ini pasti sudah seperti cacing kepanasan.
"Halo Ma.."
Gevano mengernyit tidak seperti biasa nya, Mama nya biasa akan langsung mengomeli nya.
"Kamu pulang bawa calon kan?"
Deg
Mama tau darimana? Apa Mama nya cenayang?
"Ya" jawab Gevano tak mau bertele-tele dan menyembunyikan apapun dari Mama nya itu.
"Oke sip, jangan lupa kenalin ke Mama"
"Nggak, nanti Mama gigit calon istri ku" balas Gevano langsung mematikan telepon nya sepihak seperti Mama nya biasa.
Andin melotot. Apa benar dia akan di gigit oleh Mama nya Gevano? Oh noo rasa nya Andin ingin melompat kabur.
"Aku hanya bercanda, Mama ku kurang suka daging manusia, dia lebih suka daging sapi yang di panggang sempurna" ucap Gevano melirik Andin yang nampak takut.
Andin menghela nafas pelan, sudah begitu takut dia. Hampir saja dia mengikuti kata otak nya untuk melompat.
"Kalau daging sapi semua juga suka" sahut Bapak Raka membuat Gevano terkekeh.
"Apalagi kalau di tambah saus khas jepang terus pakai wasabi" Gevano pun menyahuti juga.
"Beuh, enak pasti" kedua laki-laki di depan Andin itu tertawa dan sangat cepat akrab berbeda dengan Andin.
"Nanti kita sampai di kota makan dulu ya, baru ngurus surat-surat nikah nya" usul Bapak Raka di angguki Gevano dan Andin dengan pelan.
Selebihnya dalam perjalanan, Gevano dan Bapak Raka lah yang paling banyak mengobrol, Andin sama sekali tak terdengar suara nya.
Saat Bapak Raka menoleh ke belakang terlihat Andin sudah terlelap dengan posisi telentang di kursi yang sudah di ratakan.
"Gevano.." panggil Bapak Raka dengan nada serius.
"Ya Pak?" sahut Gevano ikut serius.
"Kamu beneran mau sama anak saya?" tanya Bapak Raka sembari menatap ke arah depan.
"Ya, saya tak pernah bisa bercanda untuk hal-hal penting" jawab Gevano tegas.
Bapak Raka manggut-manggut. "Apa yang kamu punya untuk membahagiakan anak saya?" tanya Bapak Raka lagi, dia ingin Gevano bisa memenuhi kebutuhan Andin yang belum ia penuhi.
"Untuk harta saya punya banyak bahkan tak akan habis 7 turunan. Dan saya punya rasa, Andin akan bahagia selama bersama saya" jawab Gevano tanpa pikir panjang.
Bapak Raka kembali manggut-manggut. "Oke, kamu lulus. Nikahkan saja Andin, tapi kamu harus lebih dulu mengenalkan diri pada Ibu nya" ucap Bapak Raka menepuk pundak Gevano pelan.
"Ya Pak.." balas Gevano, kedua nya terdiam tanpa obrolan dan fokus pada jalanan.
Sampai di kota, Gevano segera mencari restoran terdekat setelah ketemu ia segera menghentikan mobil nya.
Dan membangunkan Andin yang begitu nyenyak di kursi tengah. "Andin.. Bangun" ucap Gevano sembari menyentuh pundak Andin.
Andin tergerak dan membuka mata secara perlahan. "Mm? Sudah sampai?" tanya Andin setengah sadar.
"Kita makan dulu, udah jam nya makan siang" jawab Gevano dengan nada lembut. Andin mengangguk patuh dengan nyawa yang berusaha dia kumpulkan.
"Aku mau cuci muka dulu" ucap Andin di angguki Gevano sembari membantu Andin untuk keluar dari mobil.
Gevano tersenyum tipis melihat Andin yang melangkah dengan pelan masuk ke dalam resto.
"Ku temenin aja ya" cetus Gevano langsung menghampiri Andin, dia takut Andin kenapa-kenapa karena tepat mereka ingin makan siang, karyawan kantor lain juga ingin makan siang, jadi restoran sangat padat.
Sedangkan Bapak Raka hanya duduk menunggu Andin dan Gevano di pojokan.
"Aku kembali Din, aku kembali.." gumam Bapak Raka menatap jalanan yang banyak di lalui kendaraan.
Sedikitpun tak pernah kenangan nya bersama sang istri bisa dia lupakan, semua terlintas begitu saja di pikiran nya.
...----------------...
Usai makan siang, mereka segera ke Kantor Catatan Sipil (KCS) untuk mendaftar pernikahan.
Sesampainya di KCS, Asisten Milo pun tiba bersamaan juga.
"Pas sekali.." lirih Gevano melihat kedatangan Asisten Milo.
"Ini Tuan berkas-berkas yang Tuan butuhkan ada di dalam, lengkap" ucap Asisten Milo sembari memberikan tas kerja milik Gevano.
"Terimakasih" ucap Gevano tersenyum tipis.
Asisten Milo menatap kantor yang ada di hadapan nya dengan bingung.
"Tuan ada urusan apa kesini?" tanya Asisten Milo, ia sejak tadi bingung kenapa Gevano menyuruhnya mengantar surat-surat seperti Kartu Keluarga dan lain-lain nya ke KCS.
"Aku akan menikah" jawab Gevano mengecek lagi surat-surat itu dengan teliti.
Asisten Milo tercengang mendengar nya. "Sama siapa Tuan?" tanya Asisten Milo penasaran. Secepat itu kah mendapatkan yang baru?
"Itu, dia ada di sana" jawab Gevano menatap ke arah Andin sekilas kemudian kembali mengecek surat-surat itu.
Asisten Milo lagi-lagi tercengang, doa nya begitu manjur di Gevano. Kenapa tak manjur di dia ya?
"Oke sudah lengkap, terimakasih Milo. Kamu bisa kembali ke kantor lebih dulu" ucap Gevano di angguki Asisten Milo.
"Oh ya, apa Bella dan Mahardika sudah kamu urus?" tanya Gevano di angguki Asisten Milo dengan cepat.
"Sesuai kemauan anda Tuan" jawab Asisten Milo membuat Gevano bernafas lega.
"Ngomong-ngomong, calon Tuan cantik juga" puji Asisten Milo berbisik pelan kepada Gevano.
"Jangan terlalu melihat nya atau mata mu ku colok dengan kunci mobil ini" Gevano menjadi posesif jika berkaitan dengan Andin mulai sekarang.
Asisten Milo cengengesan. "Maaf Tuan.."
"Dapat di mana Tuan?" tanya Asisten Milo masih penasaran.
"Dia itu calon nya Mahardika sebenarnya kalau aku dan Bella jadi menikah" jawab Gevano tanpa di tutupi.
"Hah? Dunia Tuan sempit sekali" ujar Asisten Milo dengan geleng-geleng kepala.