Cassandra Magnolia Payton, seorang putri dari kerajaan Payton. Kerajaan di bagian utara atau di negeri Willems yang dikenal dengan kesuburan tanahnya dan kehebatan penyihirnya.
Cassandra, gadis berumur 16 tahun berparas cantik dengan rambut pirangnya yang diturunkan oleh sang ayahanda dan mata sapphiernya yang sejernih lautan. Gadis polos nan keras kepala dengan sejuta misteri.
Dimana kala itu, Cassandra hendak dijodohkan dengan putra mahkota dari kerajaan bagian Timur dan ditolak mentah-mentah olehnya karena ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan memilih kabur dari penjagaan ketat kerajaan nya dengan menyamar menggunakan penampilan yang berbeda, lalu pergi ke kekerajaan seberang, untuk mencari pekerjaan dan bertemulah dengan Duke tampan yang dingin dan kejam.
Bagaimana perjalanan yang akan Cassandra lalui? Apakah ia akan terjebak selamanya dengan Duke tampan itu atau akan kembali ke kerajaan nya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon marriove, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB VIII. Kesialan Berlipat Ganda
Siang hari yang begitu cerah memberikan suasana cukup tenang di Kediaman Hexton, menambah kesan yang menenangkan disaat sedang bekerja. Sudah lebih dari satu minggu Cassa bekerja disini, dia senang bisa mendapatkan banyak pengalaman yang berharga, tidak sedikit pula kekesalan yang ia keluarkan. Salah satu penyebabnya adalah Alaric, Duke jelek yang kerap kali bertingkah menyebalkan dihadapannya sehingga harus bersikap ekstra sabar saat menghadapinya.
Saat ini, Cassa sedang berada di dapur, sibuk menyiapkan bahan makanan. Namun, fokusnya terganggu oleh keberadaan Alaric yang berdiri di ambang pintu, memperhatikannya tanpa jeda. Mata merah yang tajam menjadikan suasana sedikit tidak nyaman. Tingkah pria itu bahkan kerap membuat Cassa geleng-geleng kepala.
“Duke, apakah Anda tidak memiliki pekerjaan lain?” tanyanya datar, sambil melanjutkan pekerjaannya.
Alaric tidak menanggapi pertanyaannya, hanya diam dengan tatapan yang sulit diartikan. Meski begitu, Cassa tidak bisa mengingkari bahwa ada sisi lembut dari lelaki itu yang terkadang membuat hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya. Apalagi perhatian berlebihan yang ditunjukkan Alaric akhir-akhir ini semakin membuatnya bingung, terlebih lagi dengan perasaannya sendiri.
Nathanio, tangan kanan Alaric, sedang menikmati masa liburnya selama satu bulan penuh. Hal itu semakin membuat Cassa bertanya-tanya, apakah tugas-tugas Duke benar-benar sudah selesai?
...----------------...
*Kilasan balik alasan kenapa Nathanio bisa libur sebulan penuh
“Duke, Anda tampaknya semakin dekat dengan Nona Laviora. Apakah Anda memang jatuh cinta padanya?” tanya Nathanio sambil menaikkan kedua alisnya dengan nada menggoda. Kalau benar, Nathanio begitu senang. Duke yang dikenal kejam sudah jatuh cinta dengan seorang gadis.
Alaric, yang sebelumnya tampak muram, tiba-tiba menunjukkan senyuman lebar. Perubahan ekspresi itu membuat Nathanio bergidik ngeri. Seseram itukah pengaruh yang namanya cinta? “Ya. Jangan tanya lagi! Sesuai taruhan kita, kau sekarang dapat libur selama satu bulan penuh,” ujar Alaric dengan nada puas.
Nathanio bersorak gembira dan segera meninggalkan ruangan kerja dengan langkah cepat, seolah takut Alaric akan berubah pikiran dalam sekejap.
...****************...
*Kembali ke Saat Ini
“Duke, bahan dapur di Kediaman sudah habis. Saya akan pergi ke pasar sendirian, Anda tidak perlu menemani saya,” ujar Cassa menghadap Alaric, sambil melipat tangan di depan dada. Mengangkat dagunya seakan menantang.
“Tidak boleh! Kau harus pergi denganku,” balas Alaric dengan nada tegas.
“Tapi Anda pasti memiliki tugas yang lebih penting. Tidak perlu repot mengantar saya hanya untuk membeli bahan makanan, tidak ada yang bisa dikhawatirkan, ” protes Cassa tidak ingin mengalah hingga harus berdebat yang tidak akan menemukan ujung nya.
Dan setelah berdebat cukup panjang, Cassa akhirnya berhasil meyakinkan Alaric bahwa ia mampu menjaga dirinya sendiri. Dengan langkah cepat, ia meninggalkan Kediaman Hexton dengan beberapa koin ditangannya.
Kini Cassa sudah tiba di Pasar tengah kota yang begitu penuh dengan keramaian. Cassa berjalan di antara deretan pedagang, terkadang dia harus berdesak-desakan agar bisa berjalan. Memilih bahan-bahan yang ia butuhkan dengan teliti. Ia mencoba menikmati momen singkat ini, merasa lega karena akhirnya bisa berada di luar Kediaman Hexton tanpa pengawasan Alaric sama sekali.
Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Sebuah mobil hitam besar dengan logo kerajaan Peyton tiba-tiba melintas di tengah pasar, membuat kerumunan mendadak sunyi. Melihat mobil itu, Cassa langsung tertegun. Napasnya tertahan, dan wajahnya berubah pucat.
“Oh, sial. Kenapa mereka ada di sini?” pikirnya panik.
...----------------...
"Kita harus melakukan pencarian Adikku dengan sembunyi-sembunyi seperti biasanya! Jadi jangan terlalu menjadi pusat perhatian, " titah Pangeran Mahkota, panggil saja Jezgar sambil berkomunikasi dengan pengawal lainnya. Para pengawal Kerajaan Payton itu menyanggupi permintaan Pangeran Mahkota, selama 1 minggu mereka sudah berkelana dari beberapa Kerajaan tapi belum sama sekali bisa menemukan titik terang keberadaan Tuan Putri mereka dimana.
Disini, bagi para rakyat biasa alat transportasi mereka berbeda dengan para bangsawan. Jika bangsawan menggunakan mobil, maka rakyat biasa menggunakan kereta kuda seperti biasanya dan harus membayar agar bisa bepergian kesana kemari.
Tidak ingin dikenali, Cassa segera melangkah cepat menuju jalan kecil di sisi pasar. Namun, dia telah dikuasai oleh kegugupannya, sehingga tidak memperhatikan arah dan hampir saja tertabrak mobil berwarna keemasan tersebut.
Supir mobil itu dengan cepat menghentikan kendaraan, lalu keluar untuk memastikan keadaan gadis yang hampir ditabraknya. “Maafkan saya, Nona! Apakah Anda baik-baik saja?” tanyanya dengan nada penuh kekhawatiran.
Cassa, yang masih terkejut, hanya bisa mengangguk pelan. Namun, sebelum ia sempat menjauh, seorang pria muda dengan penampilan elegan keluar dari mobil. Sorot matanya tajam namun tampak lembut. Rambut keemasan dan mata keemasannya menunjukkan simbol seorang pria bangsawan.
“Maafkan atas kelalaian supir saya, Nona. Apakah ada yang terjadi? Mengapa Anda terlihat begitu tergesa-gesa?” tanyanya, suaranya tenang tetapi penuh rasa ingin tahu.
Cassa menelan ludah, mencoba memikirkan alasan yang masuk akal. Setelah beberapa detik, ia akhirnya berkata, “Saya… saya sedang melarikan diri. Ada seseorang yang mencoba menculik saya.” kebohongan yang tidak terlihat mencurigakan, jikalau dia akan diculik dia bisa saja langsung menghantam para penculiknya tersebut. xixi~
Pria itu mengangkat alis, jelas terkejut. “Menculik Anda? Siapa yang berani melakukan hal seperti itu?”
“Sepertinya sekelompok bandit dan mereka tampaknya mengikuti saya,” lanjut Cassa, mencoba terdengar meyakinkan.
Lelaki itu memandangnya penuh . “Kalau begitu, izinkan saya membantu. Saya tidak akan membiarkan Anda dalam bahaya, silahkan masuk.”
Supir yang mendengar percakapan itu tampak bingung. “Putra Mahkota, apakah tidak sebaiknya kita—”
Lelaki muda itu mengangkat tangannya, memberi isyarat agar supirnya diam. “Tidak. Kita tidak bisa meninggalkan seseorang dalam situasi seperti ini,” ujarnya tegas.
Cassa hanya bisa mengangguk, meskipun dalam hati ia merasa bingung kenapa Lelaki didepannya dipanggil Putra Mahkota. Pria ini juga, tampaknya memiliki niat baik. Namun, untuk saat ini, ia tidak punya pilihan lain selain menerima bantuan.
Kini mereka sudah berada didalam satu mobil, hanya keheningan yang menghiasi mereka berdua. Tidak ada niat sama sekali diantara mereka untuk berbicara satu sama lain. Tapi untunglah, lelaki didepan Cassa membuka pembicaraan untuk menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
"Anda ingin saya antarkan sampai dimana?, " tanya lelaki didepannya datar tapi ada nada lembut, sebenarnya dia juga cukup bingung kenapa instingnya membuatnya untuk menyelamatkan gadis yang duduk didepannya. Apalagi melihat tampilan gadis didepannya yang sedikit familiar dengan gadis yang ia kagumi secara diam-diam.
...*Tampilan Cassa saat menjadi Laviora*...
"Tolong antarkan saya ke Kediaman Duke Hexton, saya adalah pelayan kediaman tersebut, " ucap Cassa singkat to the point, ia ingin cepat cepat pulang dan terbebas dari mobil kerajaannya itu. Walau ada rasa setitik rindu didalam hatinya, tapi dia masih tidak ingin kembali. Takutnya ia akan dipaksa lagi untuk bertunangan.
Lelaki didepannya itu menaikkan alisnya sedikit, meneliti penampilan lawan bicaranya, seketika mendapatkan suatu ide yang cemerlang, "Apa saya bisa berkunjung ke Kediaman Duke Hexton? Saya adalah salah satu rekan bisnis dari majikan Anda, Nona. Ada yang ingin bicarakan dengan Duke Hexton secara empat mata."
"Rekan bisnis?," Cassa menatap penuh curiga lelaki didepannya, takutnya lelaki surai keemasan itu adalah saingan bisnis dari Duke jelek itu lalu memanfaatkan dirinya agar bisa bertemu.
"Jangan menatap saya seperti itu atau bola mata Anda bisa keluar dengan sendirinya. Saya Kenzo Leander Vendris, Putra Mahkota dari Kerajaan Veldris, " bak hantaman tak kasat mata mengenainya, Cassa seperti terkena serangan jantung. Lelaki didepannya adalah lelaki yang ingin dijodohkan olehnya?! Sekarang dia satu mobil dengannya?! Kesialan macam apa ini, padahal dia berusaha untuk menghindari mobil Kerajannya tapi oh tapi.. Ah sudahlah.
...— Bersambung —...