Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8
Oliv menyambut kedatangan Tante Rima yang memang diperintahkan pihak sekolah untuk datang. Dengan masih memakai baju dinas, karena saat ada kabar dirinya diminta untuk datang kesekolah Rima sedang ada di kantor.
Rima menatap sang putra akan qir wajah geram. Pasalnya, bukan sekali ini saja dirinya dipanggil oleh guru BK. Sebelum-sebelumnya sudah sering salah satu kasus nya Galang yang dikedapati ikut tawuran.
Guru BK itu menjelaskan duduk masalah yang baru saja kedua siswa remaja itu perbuat dihadapan kedua orang tua dari masing-masing murid. Oliv juga berada diruangan itu sementara Galang juga Rehan membungkam diri masing-masing.
Keputusan akhir adalah dengan hukuman skorsing selama tiga hari untuk kedua murid itu. Tentu saja Rima menghela nafas panjang dan membuang nya perlahan dalam satu waktu. usai berpamitan kepada guru BK. Rima Oliv serta Galang keluar dari ruangan. jujur Rima malu ketika menghafap guru BK. Raut wajah Rima tampak jelas ada amarah yang begitu besar disana.
PLAAAKKK...
Tangan Rima pada akhirnya mendarat di pipi putra sulungnya. Galang tertoleh kesamping akibat begitu kerasnya tamparan yang Rima berikan untuknya. rasa perih, kebas dan kuga panas menjalar pada area wajah.
"Mau berapa kali lagi kamu ingin ibu datang dipanggil kesekolah mu hm!" Rima berang. Galang diam menunduk sembari memegangi bekas memar karena ulah nya sendiri kala adu jotos bersama Rehan.
Olivia tentu tersentak melihat betapa ngeri cara Rima menunjukkan kemarahan kepada Galang. doa memaklumi sebagai orangtua tentunya tak menginginkan putranya berbuat demikian
"Sekarang jawab pertanyaan ibu. Kenapa kamu berantem sama rehan?!" Nada suara Rima Terdengar meninggi. Oliv Langsung merangkul adik dari ibunya dengan maksud agar wanita itu tenang.
Namum, lagi-lagi pemuda itu masih tetap diam. nampaknya tidak ada niat untuk menjelaskan apapun pada ibunya kenapa bisa terjadinya perkelahian dengan Rehan.
"Apa kamu nggak mikir akan seperti apa kemarahan ayah mu nanti Lang. Sekarang pulang!" Rima begitu kasar ketika menyeret lengan tangan anaknya bentuk meluapkan amarah yang sedang berkobar. Sementara Oliv bergegas menuju ruangannya karena memang waktu belajar mengajar belum usai.
***
"Terimakasih yah pak Andi. repot-repot mau nganterin saya." Oliv berucap seiring turun dari boncengan motor Andi. mencopot lalu memberikan helm nya pada pria itu.
"Berhubung kita bukan diarea sekolah. Lebih baik kita bicara dan manggil nggak usah terlalu formal kali Liv. ujar Andi
"Oh gitu yah. Ya baiklah kalo begitu sekali lagi terimakasih yah mas Andi udah mau repot-repot nganter,"
"Nggak repot ko Liv, aku malah seneng." kata Andi seraya mengulas tersenyum.
Setelah berpamitan motor lelaki itupun langsung melaju pergi. Oliv juga bergegas masuk kedalam rumah. Samar-samar ia mendengar suara teriakan dan bentakan dari Teddy. benar saja saat tubuhnya berada sepenuhnya masuk kedalam. Olivia menyaksikan saat Teddy sedang memarahi Galang. tak hanya itu, bahkan Teddy juga sampai melayangkan pukulan pada tubuh dan wajah anak sulungnya bertubi-tubi.
Tentu hal itu membuat Oliv terperenyak. ia shock melihat om nya menghajar Galang begitu membabi buta. ultimatum dari Rima sebelumnya nampaknya memang terealisasi. dimana Teddy memberikan hukuman keras bertujuan agar Galang tak melakukan hal yang sama.
"Anak kurang ajar kamu. Mau jadi apa kamu kerjaannya berantem terus. mau jadi jagoan kamu hah!" omel Teddy disertai mata mendelik. Namun, sialnya Galang hanya diam tidak ada pembelaan yang keluar dari mulutnya. bahkan, sejujurnya Oliv saja penasaran apa yang sebenarnya terjadi kenapa Galang hanya bungkam. disekolah pun remaja itu terus diam.
"Ini terakhir kalinya Galang kamu kaya gini. Apa kamu nggak kasian sama orang tua. rela banting tulang demi membiayai sekolah kamu. Tapi sebagai anak kamu sama sekali nggak pernah menghargai usaha orang tua. keterlaluan kamu!" pria berbadan bongsor itu berucap lantang. Dirinya pergi dari hadapan putranya disusul Rima mengekori.
Dengan langkah gontai sedikit terseok. Galang juga bermaksud ingin masuk ke dalam kamar. tapi sebelum itu dirinya sempat mengarahkan Atensinya kepada sosok Oliv Berdiri ditempatnya. bahkan. Galang menyematkan mengulas senyum kepada Oliv. membuat hati wanita itu semakin terenyuh.
Oliv mencoba mengabaikan hal itu. Dirinya lebih memilih untuk masuk kedalam kamarnya. Jujur rasa penasaran masih berkelindan. apa penyebab yang membuat adik sepupunya itu melakukan hal demikian. Ada rasa khawatir dan kasihan yang datang dalam satu waktu.
*****
Oliv menghampiri Rima ketika ada didapur. Ia bermaksud ingin membantu wanita itu nampak sedang memasak untuk makan malam.
"Liv. besok aku sama Om mu ada perjalanan tugas ke luar kota selama 3 hari. Tante nitip anak-anak yah, sebenernya aku nggak enak loh mau ngomong ini sama kamu, takut ngrepotin." Rima mengentikan sejenak pekerjaan nya kala menyampaikan maksudnya kepada Oliv.
Olivia tersenyum. "Nggk ko Tan. sama sekali Nggak ngrepotin, Tante tenang aja, nanti biar aku yang jagain Nania sama Galang." jawab Oliv. Rima merasa bersyukur dengan adanya Oliv dirumahnya itu sangat membantu.
"Bu..ibu.. bang Galang kayaknya demam deh bu. badannya panas banget." Teriak Nania anak bungsunya.
"Demam.." Beo Rima kemudian segera berlari menuju kamar anak laki-lakinya. Oliv pun ikut masuk kedalam kamar Galang demi melihat keadaan sang sepupu. benar saja, remaja itu nampak pucat serta badan panas dalam mata terpejam.
Rima mendudukkan diri disisi pembaringan. satu punggung tangan nya menyentuh kening Galang. "Nia.. tolong ambilkan kotak obat. kayanya luka lebamnya meradang." titah Rima pada anak keduanya. sebab itu sepertinya yang membuat Galang demam. Dengan inisiatif Oliv keluar dari kamar menuju dapur untuk menyiapkan air kompresan
Olivia membawa air hangat dalam baskom menuju kamar Galang. Ternyata disana sudah ada Teddy yang melihat kondisi anak pertamanya. dua tangan Oliv dengan cekatan memeras dan meletakkan handuk kecil pada dahi pemuda itu sementara Galang tak bereaksi bergeming masih terpejam.
"Tante, apa nggak sebaiknya Galang dibawa ke klinik aja, takutnya ada infeksi bekas luka lebamnya " Usul Oliv pada Rima.
"Tadi Tante mu udah nawarin, tapi Galang nggak mau. Lagi pula ini bukan pertama kalinya anak ini babak belur begini, sebelumnya juga udah sering Liv, sudah lah biarkan saja." kali ini Teddy yang bersuara dan langsung memutuskan untuk keluar dari kamar putranya.
meninggalkan rasa tan karu-karuan dalam benak Oliv. dia memilih mengikuti aturan om dan tantenya. meskipun dia begitu khawatir. tetapi. oliv juga enggan bila ada pertanyaan yang mempertanyakan kenapa Oliv secemas itu.
***
Pagi harinya Teddy dan Rima nampak siap dengan satu koper. Yang sudah Oliv tahu. hari ini paman dan bibinya akan mengadakan perjalanan tugas luar kota. Sebenarnya Rima berat untuk meninggalkan rumah mengingat juga kondisi anak laki-lakinya yang sedang sakit.
Tapi apa boleh dikata tugas tetap harus dijalankan, maka dengan berat hati kedua pasangan suami-istri itu bergegas pergi setelah pamit pada Oliv dan juga Nania. Sedangkan Galang masih berada dikamar nya. Lagi pula remaja itu sedang menjalani masa skorsing.
Oliv pun nampak sudah siap dan rapi dengan menggunakan pakaian ala seorang pengajar. celana bahan abu tua dipadukan kemeja dilapisi blazer senada. begitupun dengan Nania, remaja berambut kuncir kuda itu sudah siap dengan seragam putih birunya serta tas y tergendong dipunggung.
"Mbak Oliv. aku malam ini nggak pulang. Aku ada kerja kelompok dirumah temen sekalian nginep dirumahnya." ujar Nania memberi tahu saat keduanya tengah sarapan.
Tapi kamu udah ijin ke ibu belum. Nan?" tanya Oliv memastikan.
"Udah ko. Ibu dan ayah udah ijinin juga. lagian mereka kenal sama temen aku" Oliv tersenyum dan mengangguk bersamaan.
****
"Pagi Liv, ayo kita berangkat bareng." ajak Andi bertengger diatas Motornya menunggu Oliv yang akan keluar dari dalam rumah.
Melihat guru olahraga tiba-tiba ada didepan rumah Oliv tergemap. "Loh. mas Andi, ko pagi-pagi udah ada disini. Maksud aku, apa nggakpapa? soalnya 'kan dari rumah mas Andi kesini harus muter balik dulu." Oliv heran akan tingkah Andi. mengingat kalau dari rumahnya akan lebih mudah sampai kesekolah tanpa harus repot puter balik menuju alamat rumah Rima.
Andi mengulas senyum sambil bersiap menyalakan mesin motor. "Nggakpapa dong Liv. Kemarin 'kan aku udah bilang, mau jemput kamu sekalian berangkat bareng." jelasnya. Oliv membalasnya dengan balik tersenyum tipis.
Pada akhirnya Oliv memutuskan untuk segera naik keatas jok penumpang. detik berikutnya motor itu melaju perlahan, mata wanita itu menangkap adanya sosok Galang berdiri diambang pintu dengan tatapan sendu.
Oliv sendiri tidak tahu apa arti dari tatapan itu. Dan entah kenapa dirinya merasa tidak enak saat ditatap demikian oleh adik sepupunya. Sampai-sampai Andi mengagetkan nya. itu karena Oliv terlihat melamun sedari tadi sedangkan Andi mengajaknya berbicara. Namun, tak ada respon dari wanita yang saat ini berada dibelakang boncengan.
"Ekhem. Liv, kamu kenapa ko ngelamun?" Oliv tersentak sekaligus tergagap.
"O-oh.. enggakpapa.. mas. Aku lagi mikirin orang tua dikampung, i-iya bener mungkin aku rindu" entah sejak kapan oliv pandai merangkai dusta. karena rasa-rasanya tidak mungkin bila dirinya berterus terang dengan mengatakan kalau ia sedang memikirkan Galang. dalam artian memikirkan qrti tatapan sepupunya itu.
*****
Sore menjelang. Oliv dan para jajaran pengajar sudah bersiap akan pulang karena tugas belajar mengajar telah usai. Wanita itu bergegas segera pulang. Namun, lagi-lagi Andi langsung datang menghampiri ikut berjalan berdampingan.
"Sore, Bu Oliv, mari saya antar pulang." tawar nya seperti biasa saat mereka masih dilingkupi sekolah keduanya akan berbicara formal begitupun dengan cara memanggil satu sama lain.
"Nggak usah pak Andi, saya takut merepotkan." tolak Oliv lembut, karena jujur saja ia merasa tidak enak hati jika menjadikan Andi sebagai seorang yang mengantar jemput nya.
"Saya nggak pernah merasa direpotkan bu Oliv 'kan saya sudah bilang. mau yah saya antar." Andi pantang mundur akan tawaran nya. Tentu saja Oliv tak dapat menolak tawaran rekan sejawatnya tersebut.
Motor Andi sudah berhenti tepat didepan rumah Rima. Oliv turun untuk melepaskan helm yang menaungi kepalanya. sedikit bincang-bincang yang diselingi canda tawa.
Oliv berkata. "terimakasih yah., mas Andi." ucap Oliv tulus.
"Sama-sama. kalau gitu. aku pulang yah." Oliv mengangguk. detik berikutnya Andi menyalakan mesin motornya kemudian melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan sedang.
Setelah Andi hilang dari pandangan. kakinya mengayun masuk kedalam rumah. Suasana didalam terlihat sepi, ya itu sudah pasti, mengingat juga paman dan bibinya memang sedang berada diluar kota. dan Nania gadis itu memang memilih tidak pulang kerumah.
Namun. kini matanya tertuju pada pintu kamar Galang yang tertutup rapat. Oliv sebenarnya ingin melihat Galang. akan tetapi, entah kenapa ia ragu melakukan hal itu, Oliv menggigit kecil ujung jarinya seolah sedang berfikir apakah ia harus masuk kedalam kamar Galang guna memastikan apa adik sepupunya baik-baik saja? bukan tanpa alasan Oliv bertanya-tanya mengingat Galang sedang sakit oleh sebabnya Oliv menaruh rasa khawatir.
Bersambung. .